Tips alihkan dana traveling untuk 4 kebutuhan finansial yang krusial saat pandemi

Jumat, 02 Oktober 2020 | 13:52 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Tips alihkan dana traveling untuk 4 kebutuhan finansial yang krusial saat pandemi


MENATA KEUANGAN - Di masa pandemi virus corona baru, penting untuk Anda mengatur keuangan berdasarkan prioritas kebutuhan. Bagi para penyuka traveling, kegiatan tersebut bisa jadi harus ditunda. 

Jadi, alokasi dana untuk traveling pun bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan finansial lainnya. 

Nah, berikut tips mengelola dana traveling “nganggur” yang tak terpakai saat pandemi, menurut Lifepal.co.id:

1. Melunasi utang

Jika memang dana traveling yang tak terpakai mencukupi untuk melunasi utang, maka sebaiknya Anda memilih langkah ini. Di masa pandemi yang serba tidak menentu, ada baiknya Anda membebaskan diri dari berbagai beban keuangan, termasuk utang. 

Jika utang Anda ada di lebih dari satu institusi keuangan, pilihlah yang bunganya paling besar terlebih dahulu. Baru setelah itu, jika masih mencukupi, Anda bisa menghitung-hitung untuk melunasi utang lain yang bunganya lebih kecil.

Baca Juga: Cara agar kantong tetap aman saat resesi melanda

2. Dana darurat

Dana darurat adalah uang yang tersedia dan mudah diambil sewaktu-waktu Anda membutuhkannya. Pos dana darurat jadi solusi untuk kebutuhan yang tidak disangka-sangka, mendadak, yang memerlukan penanggulangan segera. 

Pada umumnya, di dalam kondisi normal, pengumpulan dana darurat minimal 3 kali pendapatan atau pengeluaran tiap bulan. Misalnya, jika per bulan Anda menghabiskan Rp 5 juta untuk segala kebutuhan, maka persiapkan minimal Rp 15 juta sebagai dana darurat. 

Tapi, di dalam kondisi pandemi seperti ini, sebaiknya jumlah uang di kantung dana darurat diupayakan minimal 6 kali pendapatan atau pengeluaran bulanan.

Baca Juga: Resesi di depan mata, ini 6 tips keuangan di masa sulit

3. Asuransi

Small World Purwokerto

Tujuan dari asuransi adalah memberikan jaminan penggantian terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi di masa depan oleh nasabah. Contoh, risiko terkena penyakit dan kematian.

Di masa pandemi, risiko terkena penyakit bukannya makin kecil, malah semakin besar, demikian pula risiko kematian. Asuransi kesehatan melindungi Anda dari risiko-risiko yang dapat membuat Anda kehilangan sejumlah besar uang akibat penyakit yang dialami.

Jika memiliki asuransi kesehatan, biaya pengobatan akan dibantu, bahkan dapat ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan asuransi, tanpa perlu mengambil simpanan uang pendidikan anak. 

Demikian pula jika kematian menimpa kepala keluarga pencari nafkah. Polis asuransi jiwa yang dimiliki akan memberikan uang pertanggungan kepada tertanggung, dalam hal ini keluarga yang ditinggalkan, untuk meneruskan hidup saat ditinggal tulang punggung keluarga.

Baca Juga: Untuk kaum milenial, ini tips dan cara mengatur keuangan saat pandemi Covid-19

4. Menambah portofolio investasi

Bagi yang sudah berinvestasi, dana traveling yang tak terpakai tentu dapat dimanfaatkan untuk menambah portofolio investasi, entah itu dalam bentuk deposito, reksadana, obligasi, emas, hingga saham. 

Demikian pula bagi yang belum mulai berinvestasi. Bujet “nganggur” yang tersedia akan sangat bermanfaat untuk memulai membeli instrumen investasi. 

Tentukan dulu, apa tujuan Anda berinvestasi, apakah untuk dana pendidikan anak, membeli rumah, dana pensiun, atau tujuan lainnya. Sebab, berbeda tujuan, berbeda pula jangka waktu yang dilakukan dalam berinvestasi.

Jika tujuan Anda adalah mempersiapkan dana pensiun, maka letakkanlah pada instrumen-instrumen investasi jangka panjang. Sehingga, Anda tidak perlu memusingkan fluktuasi nilai investasi yang terjadi. 

Namun, perlu Anda ingat, investasi sebaiknya dilakukan pada instrumen yang sudah dipelajari dan dimengerti. Jangan ikut-ikutan meletakkan dana Anda pada instrumen yang belum dipahami.

Selanjutnya: ​Ingin miliki hunian? Ini tips cerdas membeli rumah lewat KPR

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani

Terbaru