Simak 5 poin ini sebelum mulai investasi reksadana

Sabtu, 09 November 2019 | 07:40 WIB   Reporter: Tri Sulistiowati
Simak 5 poin ini sebelum mulai investasi reksadana

ILUSTRASI. Ilustrasi foto millenial mulai investasi reksadana


INVESTASI REKSADANA - JAKARTA. Belakangan, investasi reksadana jadi produk investasi yang paling disarankan untuk millenial. Bila Anda tertarik untuk ikutan, sebaiknya pasang strategi agar menuai untung maksimal dari investasi tersebut. 

Mungkin Anda sering mendengar orang-orang menyebut "Investasi reksadana". Tapi, sampai sekarang Anda belum juga tahu apa itu reksadana?     

Baca Juga: Agar menabung tak cuma wacana, ikuti 3 poin ini

Widya Yuliarti, Personal Finance Finansialku.com menjelaskan reksadana merupakan tempat investasi para pemodal (Anda). Dana pemodal akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI) dengan diinvestasikan ke beberapa portofolio misalnya pasar uang, saham, atau obligasi.

Dengan bantuan teknologi, Anda dan masyarakat lainnya dapat membeli reksadana melalui e-commarce atau aplikasi investasi. Jadi, Anda tidak perlu ke telepon agen MI untuk pembelian reksadana.

Asiknya lagi, Anda sebagai pemodal tidak perlu menyiapkan dana yang besar untuk bisa memiliki reksadana. Dari riset KONTAN, investor bisa membeli reksadana mulai dari Rp 10.000.

Meski modalnya murah, Budi Rudianto, Financial Planner OneShildt mengingatkan Anda tidak bisa seenaknya membeli reksadana.

"Sebelum berinvestasi sebaiknya Anda memiliki pondasi keuangan yang bagus," kata Budi.

Baca Juga: Gaji pas-pasan, ini cara berhemat biaya transportasi

Anda harus memiliki dana darurat, asuransi kesehatan atau jiwa terlebih dahulu. Setelah itu, pastikan Anda memiliki porsi utang dalam jumlah wajar.

Bila sudah memenuhi seluruhnya, Anda akan lebih nyaman untuk mulai berinvestasi.

Eh, tapi Anda jangan asal berinvestasi reksadana ya! Widya mengatakan Anda wajib mengenal reksadana dengan baik terlebih dahulu.

Setelah itu, Anda harus memasang strategi saat ingin berinvestasi reksadana. Agar, Anda bisa mengantongi keuntungan yang maksimal atau sesuai dengan perkiraan.

Pertama, Anda wajib menentukan tujuan berinvestasi reksadana. Misalnya, Anda berinvestasi untuk keliling Eropa tahun depan.

Baca Juga: Berapa usia yang paling tepat untuk ajarkan anak melek keuangan?

"Tujuan tersebut akan menuntun Anda untuk memilih jenis reksadana yang tepat," kata Budi.

Ketika berhasil memilih reksadana yang tepat, Anda dapat mengantongi keuntungan maksimal.

Kedua, Anda harus menyesuaikan karakter diri dengan jenis reksadana yang hendak dibeli.

Budi mengingatkan Anda tidak perlu ikut-ikutan membeli jenis reksadana yang sama dengan si dia. Alasannya, Anda dan si dia mempunyai karakter yang berbeda.

Baca Juga: Bergaji UMR, ini ukuran ideal tabungan dan investasi

Biasanya orang dengan karakter konservatif atau moderat lebih cocok dengan reksadana yang tidak menjanjikan untung besar. Bila Anda tergolong orang tersebut, dapat memilih reksadana pasar uang atau campuran.  

"Mereka lebih cenderung memilih nilai dananya (modal) aman daripada untung tinggi," jelas Budi.

Sedangkan, untuk orang yang berkarakter agresif, cocok dengan reksadana saham. Karena, mereka siap menerima perubahan ekonomi dan mempunyai banyak waktu untuk memperbaiki kondisi keuangan.

Ketiga, Anda harus mempelajari produk reksadana sebelum mulai membelinya. Widya menyarankan Anda wajib mereview performance produk reksadana yang ingin dibeli.

Sebaiknya, Anda memilih produk reksadana yang mempunyai kinerja bagus minimal selama tiga tahun ke belakang.

Baca Juga: Mau investasi di platform pinjaman online? Simak dulu empat poin penting ini

Selain itu, Anda juga wajib melihat track record penjual reksadana. Anda pastikan si penjual memang sudah berpengalaman dan tidak pernah terlibat skandal. Anda bisa mendapatkan informasi reputasi si penjual lewat internet.

Keempat, Anda sebaiknya tidak menginvestasikan dana pada satu produk reksadana. Alasannya, agar Anda terhindar dari potensi kerugian bila performance reksadana tersebut sedang tidak bagus.

Anda sebaiknya membagi dana investasi ke dua atau tiga produk reksadana yang berbeda.

Baca Juga: Berlibur tanpa perlu berutang? Ini 5 jurusnya!

Kelima, Anda harus disiplin melakukan review kinerja reksadana yang dimiliki. Minimal, Anda melakukan review satu tahun sekali.

Bila performance reksadana kurang memuaskan, Anda boleh loh menanyakan penyebabnya kepada agen.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tri Sulistiowati

Terbaru