“Bukan besarnya jumlah pesangon yang membuat berhasil dalam keuangan, tetapi bagaimana mengelola adalah kuncinya,” jelas Eko.
Nah, langkah pertama yang perlu Anda lakukan dalam mengelola uang pesangon adalah menghitung lebih dahulu kewajiban dan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Jika masih menanggung cicilan kredit konsumtif seperti kartu kredit, sebaiknya segera dilunasi. Kewajiban rutin lain seperti cicilan kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan mobil (KPM) dibayar rutin seperti biasa.
Baca Juga: Masuk daftar hitam, Huawei mulai lakukan PHK kepada ratusan karyawan di AS
”Gunakan uang pesangon secara berkala, tahap pertama empat bulan dulu, tahap kedua empat bulan lagi, begitu seterusnya hingga Anda mencapat pekerjaan baru atau pengganti penghasilan,” jelas Eko.
Paska PHK, upayakan meminimalkan pengeluaran dan optimalkan penghasilan dan calon sumber penghasilan. Sembari mencari pekerjaan baru, Anda bisa menjajal usaha yang bermodal kecil, seperti reseller, dropshiper, atau menjajal menjual masakan Anda secara online.
Hal-hal yang selama ini mungkin Anda lakukan sebatas hobi, layak Anda coba untuk dijadikan sumber tambahan penghasilan.
Baca Juga: Huawei dikabarkan akan PHK karyawan dari unit bisnis di Amerika Serikat
Berhemat secara cermat
Saat Anda masih mengandalkan uang pesangon untuk bertahap hidup, berhematlah dengan cermat. Kurangi pos-pos pengeluaran yang tidak perlu dan urgen.