Harga emas masih berkilau, ini 5 keuntungan investasi emas

Jumat, 07 Agustus 2020 | 10:23 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Harga emas masih berkilau, ini 5 keuntungan investasi emas

ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa (28/7/2020). Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Selasa (28/7) tembus ke posisi Rp1,022 juta per gram atau naik Rp25 ribu dibanding hari sebelumnya. ANTARA


HARGA EMAS - Harga emas masih dalam tren penguatan. Pada Kamis (6/8), harga emas melanjutkan pemecahan rekornya. Didorong oleh ekspetasi lebih besar terhadap respons moneter karena lonjakan kasus virus corona baru terus menghantam ekonomi Amerika Serikat. 

Dikutip pemberitaan Kontan, Kamis (6/8), harga emas spot mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.069,21 per ons troi. Harga emas berjangka AS juga naik 1,03% menjadi US$ 2.070,50 per ons troi. 

Sementara pada Jumat, 7 Agustus 2020, harga emas Antam untuk ukuran 1 gram di Pegadaian mencapai Rp 1.083.000, naik Rp 6.000 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (6/8). 

Harga emas produksi UBS pun juga naik Rp 3.000 untuk ukuran 1 gram menjadi Rp 1.072.000 pada Jumat (7/8). Harga emas yang naik secara konstan membuatnya menjadi salah satu pilihan investasi yang menguntungkan. 

Lalu, apa saja keuntungan investasi emas? Dirangkum dari pemberitaan Kontan, simak keuntungan investasi emas berikut ini:

Baca Juga: Inilah ​6 faktor penyebab harga emas naik

1. Jadi alat tukar saat krisis 

Semua negara pasti pernah mengalami krisis keuangan. Untuk terhindar dari krisis itu, sebenarnya bisa mengandalkan tabungan emas yang dimiliki untuk digunakan menjadi alat tukar saat mata uang tengah tak terkendali. 

Apalagi, emas biasanya tidak terpengaruh inflasi sehingga lebih terkendali. Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan, saat ini orang semakin banyak berlomba-lomba menabung emas karena dapat digunakan sebagai alat tukar saat terjadi krisis. 

"Dari sisi makro, saat negara mengalami krisis, emas bisa menjadi alat tukar. Hari ini banyak orang China orang Jepang beli emas, soalnya negara akan banyak tertopang oleh emas yang dimiliki masyarakatnya. Jadi kalau krisis enggak pusing lagi kita," kata Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto dikutip Kontan

Baca Juga: Harga emas melonjak tinggi, ini cara nabung emas di Tokopedia

2. Jadi dana darurat 

Selain terhindar dari inflasi, emas bisa disetarakan dengan dana tunai karena lebih mudah dicairkan. 

Penggunaannya pun bisa dimaksimalkan untuk dana darurat ataupun kebutuhan mendesak lainnya. 

"Emas bisa disetarakan dengan cash kalau kita perlu duit mendadak. Kalau dicairkan itu bunganya pasti murah. Artinya, tabungan emas bisa memberikan kemudahan dan lebih menyejahterakan," kata Kuswiyoto.

Baca Juga: Harga emas Antam di Pegadaian pagi ini Rp 1.083.000 per gram (7 Agustus 2020)

3. Tak ada bunga 

Tabungan emas ada yang berbunga namun ada juga yang tak menggunakan bunga. Di Pegadaian sendiri, tabungan emas tak akan dipotong bunga. 

Pasalnya kata Kuswiyoto, Pegadaian menggunakan prinsip syar'i sehingga keuntungan yang diperoleh nasabah berasal dari harga emas itu sendiri. 

"Enggak ada bunga, kita cuma potong biaya administrasi sekali saja, biaya titip istilahnya. Kalau emasnya mau dijual lagi enggak ada potongan biaya lagi," ungkap Kuswiyoto. 

Tak hanya itu, Kuswiyoto pun menjamin investasi emas di Pegadaian 100 persen terjamin fisiknya meski menggunakan platform digital dalam transaksi emas, bukan hanya emas virtual yang tak ada fisiknya.

Baca Juga: Harga emas kembali meroket ke US$ 2.070 jelang kesepakatan stimulus baru AS

4. Lebih aman 

Karena mampu terhindar dari inflasi dan suku bunga tinggi, investasi emas bisa dibilang lebih aman dibanding instrumen investasi lainnya. Fluktuasi emas tidak se-ekstrem fluktuasi saham maupun mata uang kripto. 

Direktur Pengembangan Produk dan Pemasaran Pegadaian Harianto menyarankan, berinvestasi emas jika aset Anda ingin aman. Walaupun aman, ada baiknya portofolio investasi tak semuanya ditaruh di investasi emas.

Diversifikasikan sesuai profil risiko Anda. "Kita tidak sarankan semua portofolionya di emas ya, tapi paling tidak, kalau mau aman 10 persen dari aset kita itu dalam bentuk emas," ujar Harianto.

Baca Juga: Harga minyak acuan ditutup melemah, terseret potensi pelemahan permintaan global

5. Hasilkan keuntungan 

Tak seperti saham dan mata uang kripto pada umumnya, menyimpan emas justru menghasilkan keuntungan. Pasalnya menurut Harianto, emas memang cenderung stabil dari zaman dulu hingga hari ini. 

Menyimpan emas ini tidak menghasilkan return cash flow, tapi akan menghasilkan capital gain. 

"Capital gain ini akan terasa kalau mainnya panjang, 8-10 tahun ini bisa 7-8 persen. Jadi cocok untuk milenial daripada kripto yang enggak jelas naik turunnya," kata Harianto.

Baca Juga: Jelang stimulus baru, Wall Street terus melaju, Nasdaq ditutup di atas 11.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani
Terbaru