5. Pikir dua kali untuk cari untung dari asuransi
Manfaatkan asuransi untuk kebutuhan proteksi atau perlindungan atas risiko saja, dan belilah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa dengan manfaat murni untuk perlindungan kesehatan maupun jiwa.
Usahakan sebisa mungkin untuk mengalokasikan dana maksimal 10% dari pemasukan bulanan dan tidak lebih, untuk kebutuhan proteksi.
Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia tembus Rp 5.940 triliun, ini kata staf khusus Menkeu
6. Tetap sisihkan uang untuk investasi, tapi sesuai dengan tujuan
Setiap bulannya, Anda tetap harus memprioritaskan pengeluaran untuk berinvestasi guna memenuhi tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Tuliskan secara detail hal-hal yang menjadi tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tuliskan pula jumlah uang yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan itu di masa depan dengan menggunakan estimasi inflasi tahunan.
Lalu pilihlah berbagai instrumen investasi yang cocok dengan profil risiko Anda.
Baca Juga: Militer China ungkap simulasi invasi habis-habisan terhadap Taiwan
7. Cukup sisihkan 10% dari pemasukan untuk hal bersifat keinginan
Self reward atau memanjakan diri dengan membeli barang yang sifatnya keinginan memang bukan merupakan hal yang dilarang dalam perencanaan keuangan. Hal ini merupakan sebuah cara untuk mengapresiasi diri setelah kita bekerja keras, agar kita lebih bahagia dan terlepas dari stres.
Tidak ada salahnya untuk mengalokasikan 10% dari pemasukan bulanan kita setiap bulan untuk keperluan ini.
Namun patut diingat bahwa kebutuhan akan gaya hidup tentu tidak akan ada habisnya. Maka dari itu, bijaklah dalam menganggarkan dana untuk kebutuhan ini. Itulah 7 tips mengelola keuangan di masa pandemi.
Selanjutnya: Resesi ekonomi di depan mata, yuk siapkan dana darurat dengan cara ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News