RESESI EKONOMI - Jakarta. Resesi ekonomi akibat pandemi telah terjadi di banyak negara. Indonesia juga terancam resesi ekonomi setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 -5,3%. Menghadapi resesi ekonomi, dana darurat harus dipersiapkan. Bagaimana caranya?
Para ekonom menyebutkan, suatu negara dikatakan resesi jika mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan akibat turunnya sisi produksi, rendahnya daya beli masyarakat, dan melonjaknya tingkat pengangguran.
Dengan kondisi resesi saat ini, memiliki dana darurat itu penting. Namun, tak setiap individu siap dan memiliki dana darurat yang memadai. Lalu bagaimana kita menyikapi resesi ini?
Co-founder dan Chief Investment Officer FUNDtastic Franky Chandra mengatakan, memiliki perencanaan keuangan yang matang sangatlah penting dalam menghadapi situasi resesi seperti saat ini. "Sudah saatnya kita dapat menghindari pengeluaran yang tak dibutuhkan, selain itu juga mempersiapkan diri untuk memiliki dana darurat. Itu penting,” ujarnya Senin (12/10/2020).
Baca juga: Harga Rp 278 juta, lelang rumah sitaan BRI Agroniaga ini berlokasi di Depok
Menurut dia, perencanaan keuangan yang matang, berarti membedah dan mencatat kondisi keuangan, baik pemasukan rutin dan pengeluaran pokok. Pengeluaran pokok sebut dia, merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan setiap bulannya, utamanya kebutuhan primer.
Setelah itu pengeluaran rutin termasuk cicilan kredit produktif seperti iuran KPR, kredit investasi, kredit modal kerja, biaya asuransi atau beban kesehatan maupun kredit konsumtif. Jika pemasukan dikurangi pengeluaran pokok, masih terdapat sisa dana yang memadai, maka bisa mulai merencanakan tujuan keuangan untuk masa depan.
Namun apabila sebaliknya, pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, maka diperlukan perencanaan keuangan yang lebih baik. Misalkan dengan memilah mana yang benar - benar merupakan pengeluaran untuk kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan semata.
"Menentukan perencanaan keuangan tergantung dengan kebutuhan dan target setiap orang, misalnya untuk pendidikan anak sekolah, kuliah, kebutuhan pensiun, dana darurat atau kebutuhan masa depan lain," jelasnya.