3. Bila ada uang tunai yang besar, lunasi utang-utang konsumtif
Bila Anda memiliki tabungan atau kas dan setara kas yang besarannya di atas 20% dari kekayaan bersih, maka lunasi saja utang tertunggak yang bersifat konsumtif seperti utang kartu kredit, payday loan di pinjaman online, dan, utang konsumtif jangka pendek lainnya.
Selain itu, beberapa jenis utang konsumtif adalah utang kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), kredit kendaraan bermotor, dan lainnya. Kerugian memiliki utang konsumtif adalah utang tersebut hanya akan menggerus kekayaan bersih Anda di masa yang akan datang, lain halnya jika Anda berutang untuk membeli aset atau bisnis (produktif).
4. Waspadai pembengkakan di beberapa pengeluaran
Bagi Anda yang saat ini lebih sering bekerja di rumah, maka Anda memang bisa menghemat pengeluaran transportasi dan makan di luar. Namun, potensi pembengkakan di operasional sehari-hari tentunya ada, yakni di tagihan listrik, kuota internet maupun pulsa.
Waspadailah pembengkakan pengeluaran tersebut, ada baiknya pula untuk langsung menentukan besaran untuk dua pengeluaran tersebut di awal bulan.
Baca Juga: IHSG menguat, asing borong saham-saham ini, Senin (9/11)
5. Bagi pencari nafkah, jangan korbankan polis asuransi jiwa demi berhemat
Proteksi keuangan justru menjadi hal yang harus kita miliki di masa pandemi ini. Demi mendapatkan manfaat perlindungan dari asuransi, pemegang polis harus membayar premi atau iuran ke perusahaan asuransi.
Jika memang dirasa, premi asuransi jiwa yang Anda bayar per bulan terlalu, maka menurunkan uang pertanggungan (UP) untuk sementara waktu bisa menjadi solusi dengan catatan, perusahaan asuransi memiliki kebijakan ini. Atau bisa juga dengan melakukan cuti pembayaran premi hingga waktu yang ditetapkan. Besaran pembayaran premi yang ideal adalah maksimal 10% dari penghasilan bulanan kita.
Baca Juga: Simak tujuh tips berinvestasi di masa pandemi Covid-19
6. Arus kas bersih bulanan tetap setara dengan 10% pemasukan
Nilai arus kas bersih didapat dari hasil pengurangan total pemasukan dan pengeluaran bulanan. Usahakan agar hasil pengurangan antara pemasukan dan pengeluaran setara dengan 10% pemasukan Anda. Dana sebesar 10% pengeluaran bisa dimanfaatkan untuk menabung dana darurat Anda.
7. Kembali berinvestasi jika dana darurat dan proteksi sudah terpenuhi
Sebelum berinvestasi, lebih baik untuk memprioritaskan kesehatan cash flow terlebih dulu, menyediakan dana darurat, dan proteksi sudah terpenuhi. Pahamilah profil risiko investasi Anda terlebih dulu, dan tujuan finansial Anda sebelum memilih instrumen investasinya.
Selanjutnya: Simak tips cara mengelola keuangan di tengah resesi ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News