7 Tips kelola keuangan bagi yang penghasilannya berkurang akibat corona

Rabu, 11 November 2020 | 04:15 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
7 Tips kelola keuangan bagi yang penghasilannya berkurang akibat corona


MENATA KEUANGAN - Pandemi corona membuat sebagian pekerja harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Bagi yang masih aman dari PHK, tidak menutup kemungkinan juga mengalami pengurangan penghasilan lantaran perusahaan tempat bekerja terdampak corona. 

Padahal sehari-hari ada kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Untuk itu diperlukan cara yang tepat agar bisa mengelola keuangan saat pendapatan berkurang di tengah pandemi corona. 

7 tips kelola keuangan bagi yang penghasilannya berkurang terdampak pandemi corona

Tips kelola keuangan saat pandemi

Berikut adalah tips perencanaan keuangan berdasarkan keterangan resmi dari Lifepal bagi karyawan yang terdampak Covid-19 dan mengalami pengurangan penghasilan bulanan: 

1. Jangan sembarangan mengurangi pengeluaran Anda

Secara garis besar pengeluaran pun dibagi menjadi tiga yaitu, pengeluaran yang bersifat wajib dibayar, pengeluaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan pengeluaran yang bersifat keinginan. 

Jika Anda harus mengurangi pengeluaran, maka kurangilah pengeluaran yang bersifat keinginan seperti belanja barang branded, belanja barang-barang hobi, dan kegiatan konsumtif lain yang berhubungan dengan gaya hidup.  Mengurangi bukan berarti menghilangkan. Alokasikan saja 10 hingga 15% dari pemasukan bulanan untuk kegiatan yang bersifat hiburan atau keinginan. 

Baca Juga: LinkAja raih pendanaan seri B dipimpin oleh Grab

2. Mengurangi pengeluaran yang bersifat “wajib dan butuh” cukup berisiko. 

Pengeluaran yang bersifat wajib bisa dikategorikan menjadi dua yaitu pembayaran pajak dan utang.  Bila pembayaran utang menjadi sangat berat akibat berkurangnya pendapatan, lakukanlah restrukturisasi dengan meminta perpanjangan tenor agar cicilan menjadi lebih rendah. 

Sementara itu pengeluaran yang bersifat kebutuhan adalah pengeluaran untuk kebutuhan pokok baik itu sandang, pangan, dan papan. Mengurangi pengeluaran ini tentu akan berdampak serius pada tingkat standar dan kualitas hidup kita saat ini.

Baca Juga: Intip saham-saham yang paling banyak dikoleksi asing kemarin 

 3. Bila ada uang tunai yang besar, lunasi utang-utang konsumtif

Bila Anda memiliki tabungan atau kas dan setara kas yang besarannya di atas 20% dari kekayaan bersih, maka lunasi saja utang tertunggak yang bersifat konsumtif seperti utang kartu kredit, payday loan di pinjaman online, dan, utang konsumtif jangka pendek lainnya.

Selain itu, beberapa jenis utang konsumtif adalah utang kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), kredit kendaraan bermotor, dan lainnya. Kerugian memiliki utang konsumtif adalah utang tersebut hanya akan menggerus kekayaan bersih Anda di masa yang akan datang, lain halnya jika Anda berutang untuk membeli aset atau bisnis (produktif). 

4. Waspadai pembengkakan di beberapa pengeluaran 

Bagi Anda yang saat ini lebih sering bekerja di rumah, maka Anda memang bisa menghemat pengeluaran transportasi dan makan di luar. Namun, potensi pembengkakan di operasional sehari-hari tentunya ada, yakni di tagihan listrik, kuota internet maupun pulsa.

Waspadailah pembengkakan pengeluaran tersebut, ada baiknya pula untuk langsung menentukan besaran untuk dua pengeluaran tersebut di awal bulan.

Baca Juga: IHSG menguat, asing borong saham-saham ini, Senin (9/11)

5. Bagi pencari nafkah, jangan korbankan polis asuransi jiwa demi berhemat

Proteksi keuangan justru menjadi hal yang harus kita miliki di masa pandemi ini. Demi mendapatkan manfaat perlindungan dari asuransi, pemegang polis harus membayar premi atau iuran ke perusahaan asuransi. 

Jika memang dirasa, premi asuransi jiwa yang Anda bayar per bulan terlalu, maka menurunkan uang pertanggungan (UP) untuk sementara waktu bisa menjadi solusi dengan catatan, perusahaan asuransi memiliki kebijakan ini. Atau bisa juga dengan melakukan cuti pembayaran premi hingga waktu yang ditetapkan. Besaran pembayaran premi yang ideal adalah maksimal 10% dari penghasilan bulanan kita. 

Baca Juga: Simak tujuh tips berinvestasi di masa pandemi Covid-19
 
6. Arus kas bersih bulanan tetap setara dengan 10% pemasukan

Nilai arus kas bersih didapat dari hasil pengurangan total pemasukan dan pengeluaran bulanan. Usahakan agar hasil pengurangan antara pemasukan dan pengeluaran setara dengan 10% pemasukan Anda. Dana sebesar 10% pengeluaran bisa dimanfaatkan untuk menabung dana darurat Anda.

7. Kembali berinvestasi jika dana darurat dan proteksi sudah terpenuhi

Sebelum berinvestasi, lebih baik untuk memprioritaskan kesehatan cash flow terlebih dulu, menyediakan dana darurat, dan proteksi sudah terpenuhi. Pahamilah profil risiko investasi Anda terlebih dulu, dan tujuan finansial Anda sebelum memilih instrumen investasinya. 

Selanjutnya: Simak tips cara mengelola keuangan di tengah resesi ekonomi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani

Terbaru