Arus kas
Pertimbangan lainnya adalah utang dan aset. Apakah masih ada utang yang harus dibayarkan secara teratur? Kondisi yang paling ideal, tidak ada lagi utang jangka panjang yang harus dibayar seperti kredit kepemilikan rumah, juga utang jangka pendek berbunga tinggi seperti kredit tanpa agunan. Semua sudah lunas ketika keputusan pensiun dini dilakukan.
Periksa juga aset yang dimiliki, tentukan aset mana yang dapat menghasilkan arus kas baik bulanan maupun tahunan. Misalnya saja rumah yang disewakan, mobil yang disewakan, bunga deposito atau obligasi ritel atau pembagian dividen tahunan dari saham.
Baca Juga: Ingin pesta sunat meriah buat si buyung, jangan utang, ya!
Salah satu masalah besar yang dihadapi para pensiunan, baik pensiun normal maupun pensiun dini adalah arus kas yang tidak memadai. Ketika masih bekerja sebagai karyawan, gaji setiap bulan menjadi arus kas yang diandalkan. Biasanya, gaji pensiun lebih rendah dibandingkan dengan gaji ketika masih aktif menjadi karyawan. Apalagi ketika menjalani pensiun dini, tentu tunjangan pensiun lebih kecil lagi dibandingkan dengan usia pensiun normal.
Dengan demikian, ada selisih antara arus kas yang biasa diterima dengan realisasi arus kas setelah pensiun dini. Sementara gaya hidup dan kebutuhan tampaknya sulit diturunkan drastis. Seperti, gaji terakhir sebagai karyawan sebesar Rp 10 juta dan mendapatkan Rp 5 juta dari pensiun perusahaan dan pensiun publik seperti Jamsostek, sehingga masih ada diperlukan dana Rp 5 juta lagi untuk menyamakan arus kas seperti ketika masih aktif bekerja. Selisih ini sebaiknya ditutupi dengan arus kas yang didapatkan dari aset. Baik aset portofolio, aset bisnis atau pun aset properti yang dapat menghasilkan arus kas teratur.
Adapun untuk aset portofolio, sebaiknya memilih aset yang berisiko minimal dengan imbal hasil yang memang tidak terlalu besar. Misalnya saja berinvestasi pada obligasi ritel Saving Bond Ritel 008 yang baru ditawarkan pemerintah. SBR 008 memberikan kupon bunga 7,2 persen per tahun dan mengenakan pajak penghasilan sebesar 15 persen.
Kompas/Priyombodo
Berinvestasi pada aset berisiko seperti perdagangan harian saham juga dapat dilakukan. Syaratnya, berinvestasi terlebih dahulu pada diri sendiri dengan mempelajari sungguh-sungguh analisis teknikal dan psikologi dalam berjual beli saham dengan cepat. Gunakan sebagian kecil saja dana untuk dialokasikan pada aset berisiko seperti trading saham ini.
Baca Juga: Menghitung dana pensiun, berapa yang diperlukan?
Jika tidak ada aset yang dapat menghasilkan arus kas, pilihan lain adalah bekerja kembali, melakukan hal lain yang disukai dan mendapatkan uang untuk biaya pensiun. Banyak pekerjaan paruh waktu yang dapat dilakukan. Apalagi, para era digital ini, kehadiran di kantor pun tidak menjadi keharusan.
Beberapa laman telah menyediakan ruang pertemuan di dunia maya, antara penguna jasa dengan orang yang menawarkan jasa. Kembangkan juga hobi potensial dengan memanfaatkan jejaring yang dimiliki. Memiliki investasi cukup, penghasilan pasif cukup, asuransi cukup, ada kegiatan bermanfaat untuk mengisi waktu, pensiun dini yang sejahtera dapat menjadi pilihan. (JOICE TAURIS SANTI )
Artikel ini telah terbit di Kompas.id dengan judul: Timbang-timbang Sebelum Pensiun Dini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News