Timbang-timbang dulu hal ini sebelum memutuskan pensiun dini

Sabtu, 21 September 2019 | 09:53 WIB Sumber: Kompas.id
Timbang-timbang dulu hal ini sebelum memutuskan pensiun dini

ILUSTRASI. Pensiun Dini


Dua aspek

Setidaknya ada dua aspek besar yang harus dipertimbangkan secara cermat. Aspek sosial dan finansial. Bekerja merupakan salah satu cara untuk mengaktualisasikan diri. Ada kebanggaan atas profesi, ada eksistensi. Perubahan situasi terjadi, dari semula seorang pekerja keras yang sibuk dari pagi hingga petang, aktif memikirkan ini dan itu, lalu tiba-tiba menjadi orang yang tidak terlalu banyak kegiatan, hanya diam di rumah. Hal ini kadang berdampak buruk bagi kesehatan mental. Orang yang pensiun normal saja kadang terkena situasi post power syndrome.

Baca Juga: Gelandang Belanda Wesley Sneijder pensiun

Dampak buruk dari situasi ini dapat dikurangi dengan menemukan kegiatan, apapun, setelah tidak lagi bekerja. Seperti menjadi relawan, atau ikut kegiatan di sekitar rumah yang dahulu belum sempat dilakukan atau kegiatan lain atau bergabung dengan berbagai macam komunitas. Salah satu cara ekstrim, pergilah dari rumah setiap pagi seperti ketika hendak pergi ke kantor. Buatlah janji dengan teman-teman, sekadar untuk minum kopi bersama. Siang atau sore hari, baru kembali ke rumah.

Masalah besar kedua adalah finansial. Masa pensiun, apalagi pensiun dini, sama panjangnya dengan masa produktif. Ketika seorang karyawan pensiun dini pada usia 52 tahun dan harapan hidupnya 76 tahun, berarti masih ada kehidupan selama 24 tahun lagi yang harus dibiayai. Apakah biaya pribadi ketika pensiun lebih kecil?

Tidak juga. Beberapa biaya seperti biaya transportasi, biaya makan siang memang menurun. Tetapi, biaya kesehatan tentu akan meningkat. Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang mengalami kenaikan harga paling tinggi setiap tahunnya. Pastikan asuransi kesehatan sudah di tangan, baik dari pemerintah maupun dari perusahaan asuransi. Fasilitas tunjangan kesehatan dari perusahaan untuk para pensiunan, biasanya juga tidak sebesar yang diberikan perusahaan untuk karyawannya.

Baca Juga: Memilih bekal pensiun yang tepat agar tak habis di tengah perjalanan

Itu baru biaya pribadi. Periksa juga apakah masih ada anak-anak di bawah umur yang masih harus ditanggung. Biaya pendidikan merupakan salah satu kebutuhan besar. Seperti juga sektor kesehatan, kenaikan harga pada sektor pendidikan pun besar setiap tahunnya. Jika masih ada anak yang bersekolah, perhitungkan berapa dana yang harus dipersiapkan hingga lulus kuliah.

Kebutuhan anak lainnya adalah kebutuhan pernikahan. Kebanyakan orang tua berharap anaknya menikah suatu saat dan sangat berharap dapat membiayai pernikahan tersebut. Apakah dana untuk biaya pendidikan dan biaya pernikahan sudah mencukupi?

Editor: Noverius Laoli

Terbaru