Systematic Investment Plan Jadi Tren Investasi di 2024, Investor Bisa Mencoba Bibit

Kamis, 28 Maret 2024 | 09:32 WIB   Reporter: Francisca Bertha Vistika
Systematic Investment Plan Jadi Tren Investasi di 2024, Investor Bisa Mencoba Bibit

ILUSTRASI. Aplikasi investasi digital seperti Bibit.id membuat SIP semakin mudah dilakukan karena memungkinkan setiap investor berinvestasi reksadana dengan otomatis.


ASET DAN INVESTASI - Strategi investasi Systematic Investment Plan atau SIP diperkirakan akan menjadi jenis investasi populer di Indonesia pada 2024. Bibit pun menawarkan konsep SIP sehingga lebih mudah berinvestasi reksadana dengan otomatis. 

Dalam berinvestasi dan merencanakan langkah-langkah mencapai tujuan keuangan yang beragam, ada banyak cara dan metode yang digemari oleh para investor.

Pertama, strategi the power of compounding yang digunakan oleh Warren Buffet. Esensi dari the power of compounding adalah menginvestasikan kembali return investasi ke berbagai produk investasi.

Kedua, strategi Dollar Cost Averaging (DCA) yang merupakan strategi investasi rutin dengan nominal berapapun tanpa mempedulikan kenaikan atau penurunan nilai investasi yang dimiliki.

Nah, di 2024, strategi investasi bernama Systematic Investment Plan (SIP)  menjadi populer di tengah masyarakat Indonesia. SIP merupakan gabungan dari strategi the power of compounding dan DCA.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Reksadana dan Deposito

SIP mewajibkan investor untuk menyetorkan uang ke reksa dana dalam jumlah yang sama, terjadwal, dan dalam horizon waktu yang sudah disesuaikan dengan tujuan keuangan mereka.

Misalnya, apabila investor ingin membeli hunian impian dalam waktu 10 tahun ke depan, maka strategi SIP sangat cocok untuk membantunya berinvestasi dengan disiplin, mudah, fleksibel, dan tentunya dalam portofolio yang terdiversifikasikan.

Dede Suryanto, praktisi perencana investasi, dosen Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan UI, dan Ketua Digital Financial Center (DFC) UI, menyampaikan, konsep menabung dulu dan kini sangat jauh berbeda.

Dahulu orang-orang mengartikan menabung adalah investasi yaitu menyisihkan uang secara rutin dan menyimpannya di rekening tabungan atau deposito sebuah bank.

Namun, dewasa ini, fungsi menabung telah bergeser dari sekadar menyimpan uang, yang mana nilai uang lama-lama berkurang karena tergerus biaya administrasi, pajak dan tentu saja inflasi.

Kini, beralih dengan menyimpannya dalam bentuk instrumen investasi yang relatif aman dan lebih menguntungkan, misalnya, reksadana.

Baca Juga: Bercerai, Sama-Sama Berisiko dalam Keuangan

Menurutnya, untuk mencapai financial goals yang diinginkan, disiplin dalam berinvestasi dan ketepatan dalam memilih jenis instrumen investasi merupakan kunci penting keberhasilan investor dalam mewujudkan tujuan keuangannya.

"Systematic Investment Plan pada dasarnya adalah menyisihkan dana secara rutin dalam jangka waktu tertentu, berkomitmen mewujudkan tujuan keuangan, dan di saat yang sama menahan godaan untuk menjual reksa dana sebelum goals kita tercapai," katanya.

Dengan esensi dari SIP maka investor diajak agar bisa disiplin berinvestasi secara rutin dan terencana, bukan anjuran investasi dalam jumlah besar. Ia juga menekankan pentingnya melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko berinvestasi pada satu instrumen saja.

Dede berpendapat, SIP merupakan strategi investasi yang aman, terbukti menguntungkan, dan merupakan alternatif investasi untuk jangka panjang. 

"Terlebih di momen Idul Fitri, masyarakat yang menerima Tunjangan Hari Raya perlu segera membuat perencanaan investasi untuk masa depan keuangan yang lebih baik,” imbaunya.

Akan tetapi, Dede mengingatkan masyarakat, bahwa 2L (Legal dan Logis) harus selalu menjadi patokan dalam berinvestasi. Artinya, ketika berinvestasi, Anda harus memastikan agar perusahaan atau aplikasi investasinya telah berizin dan diawasi oleh regulator di sektor jasa keuangan.

Baca Juga: Yuk Atur Strategi Portofolio Investasi Anda Sesuai Tujuan Finansial

Begitu pula dengan logis yang berarti bahwa kita harus bisa mengambil keputusan dengan akal sehat. 

"2L itu penting untuk selalu diperhatikan mengingat masih maraknya penawaran investasi bodong yang senantiasa mengintai kita, padahal telah merugikan masyarakat kita hingga mencapai 139,67 triliun sampai tahun 2023 lalu," ujarnya.

Di Indonesia, aplikasi investasi digital seperti Bibit.id membuat SIP semakin mudah dilakukan karena memungkinkan setiap investor berinvestasi reksadana dengan otomatis.

Bibit.id menyediakan metode pembayaran Autodebit yang memungkinkan Bibit melakukan pendebetan saldo rekening investor secara otomatis untuk investasi reksa dana.

Selain itu, pilihan metode pembayaran juga cukup beragam, misalnya dengan RDN Wallet, GoPay, dan Bank Jago.

Dengan beberapa klik, investor hanya perlu membuat portofolio investasi, memilih produk reksa dana yang mereka inginkan, mengisi nilai investasi yang hendak dicapai, mengatur jadwal investasi rutin serta memilih metode pembayaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Francisca bertha

Terbaru