TIPS INVESTASI - Anda sudah menetapkan tujuan-tujuan finansial yang hendak Anda capai di tahun 2024 ini atau beberapa tahun mendatang? Tujuan finansial biasa dibagi sesuai jangka waktu pencapaiannya. Tujuan finansial adalah target yang ingin dicapai saat mengelola uang. Saat Anda memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang Anda tuju dan berusaha menuju target Anda dapat dilakukan dengan mudah.
Tujuan finansial atau tujuan keuangan bisa dibagi menjadi 3 sebagai berikut:
- Tujuan keuangan jangka pendek
- Tujuan keuangan jangka menengah
- Tujuan keuangan jangka panjang
Menurut Sherly Sintia CFP, Assistan Consultan di ZAP Finance timeline atau tenggat waktu tujuan keuangan akan berbeda untuk setiap orang, karena perlu disesuaikan dengan prioritas masing-masing. Berikut contoh tujuan keuangan berdasarkan generasinya:
Generasi Z dan generasi milenial junior:
- Dana Darurat
- Dana pernikahan
- Dana liburan
- Dana melanjutkan sekolah/kuliah
- Dana beli rumah
- Dana pensiun
- Proteksi jiwa dan Kesehatan
Generasi milenial senior dan xenial:
- Dana darurat
- Dana pernikahan
- Dana liburan
- Dana beli rumah
- Dana persiapan anak
- Dana pendidikan anak
- Dana pensiun
- Proteksi jiwa dan Kesehatan
Setelah Anda menetapkan tujuan-tujuan keuangan, maka Anda perlu menentukan deadline waktu terwujudnya prioritas tujuan keuangan. Guna mempermudah, Anda bisa membaginya dalam 3 rentang waktu sebagai berikut:
- Tujuan keuangan jangka pendek (rentang waktu maksimal 1 tahun)
- Tujuan keuangan jangka menengah (rentang waktu antara 2 tahun -10 tahun)
- Tujuan keuangan jangka panjang (rentang waktu > 10 tahun)
Nah, agar Anda memiliki gambaran dalam memilih dan mengatur portofolio investasi sesuai tujuan keuangan Anda, maka Anda bisa memakai tabel berikut sebagai panduan:
Kapan butuhnya? |
Awam |
Potensi Imbal Hasil |
Berpengalaman |
Potensi Imbal Hasil |
Maks. 1 tahun |
Reksa dana pasar uang |
2-5% p.a |
Reksa dana pasar uang |
2-5% p.a |
2-10 tahun |
SBN Ritel Emas Reksa dana pendapatan tetep Reksa dana campuran |
4-6% p.a 4-7% p.a 2-6% p.a 4-8% p.a |
SBN Ritel Reksa dana saham Saham |
4-6% p.a 5-10% p.a 8-15% p.a |
Diatas 10 tahun |
Reksa dana saham Saham |
5-10% p.a 8-15% p.a |
Saham Properti |
8-15% p.a 10-15% p.a |
Anda bisa menyesuaikan sebagai orang yang masih awam dalam dunia investasi ataukah Anda sudah berpengalaman terkait menempatkan dana dalam portofolio investasi. Hal ini menyesuaikan profil risiko Anda sebagai investor yakni investor konsevatif, moderat atau agresif.
Setiap investasi tentu memiliki risiko investasi dan Anda sudah paham akan risiko ini. Jika seiring waktu ternyata kinerja produk investasi yang Anda pilih memberikan imbal hasil di bawah target Anda, maka Anda perlu melakukan evaluasi dengan beberapa pilihan berikut:
Pertama, switching atau mengalihkan investasi ke instrument investasi lain yang mencetak kinerja lebih bagus dan sesuai dengan asumsi hitungan awal Anda.
Kedua, memangkas kerugian atau cutloss dan switching ke instrumen berbeda. Kinerja produk investasi yang Anda pilih ternyata di bawah target. Setelah melihat tren ke depan, banyak prediksi ahli yang menyebut kondisi pasar belum akan membaik dalam jangka pendek. Ini bisa menjadi sinyal bagi Anda untuk menempuh aksi cutloss dan mengalihkan investasi ke instrument lain yang lebih rendah risiko sekaligus masih mampu memenuhi asumsi hitungan awal.
Sekedar contoh, Anda berasumsi reksadana C mampu tumbuh minimal 5% per tahun. Tapi, pada kenyataannya kinerja investasi reksadana C tersebut hanya sebesar 3% per tahun. Anda pun taky akin kinerjanya tahun depan akan lebih baik. Bila kondisinya demikian, maka cutloss adalah yang paling memungkinkan dan mengalihkan investasi di instrument investasi lain dengan proyeksi return lebih baik.
Misalnya mengalihkan investasi ke instrumen berpendapatan tetap seperti SBN ritel yang memberikan return tetap di atas 5% atau menempatkannya di deposito yang memberikan bunga 5% per tahun.
Ketiga, menambah modal investasi (top up). Anda mendapati bahwa kinerja instrumen investasi yang Anda gunakan ternyata di bawah asumsi awal. Tetapi Anda memiliki optimisme bahwa kinerja investasi tersebut akan berbalik tumbuh tinggi tahun depan. Dengan keyakinan tersebut, Anda menilai menambah modal investasi adalah langkah tepat.
Misalnya Anda membeli saham D seharga Rp 1.000 per saham dengan asumsi pertumbuhan 15% per tahun. Investasi ini bisa ditujukan untuk dana pensiun kelak.
Ternyata pertumbuhan harganya setahun ini justru turun 3%. Namun berbekal Analisa fundamental dan proyeksi jangka panjang, Anda optimis bahwa harga saham tersebut akan menembus Rp 1.500 tahun depan. Dengan demikian, Anda justru memanfaatkan momen kejatuhan harga saham tersebut untuk membeli lebih banyak dengan harapan memperoleh keuntungan lebih optimal saat harganya menembus Rp 1.500 per saham.
Baca Juga: Atur Keuangan Ala Generasi Sandwich
Jika dalam mengatur strategi penempatan portofolio investasi tidak tepat, maka sebagai investor memiliki risiko dan kendala berikut ini:
- Hasil investasi tidak sesuai target
- Dana investasi tidak likuid saat jatuh tempo
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih portofolio investasi dan menyusun komposisinya yaitu:
- Mengenali jenis investasi
- Mengenali profil risiko diri (konservatif, moderat atau agresif)
- Sesuaikan jenih investasi dengan jangka waktu target yang ingin dicapai
- Menyesuaikan dengan modal yang dimiliki
- Menyeimbangkan risiko dan return untuk mengatur komposisinya
Setelah Anda mampu mengatur pilihan instrumen investasi dan mengatur komposisi portofolio investasi Anda, maka Anda wajib memantau perkembangan investasi agar Anda tidak terlambat jika harus ambil Tindakan seperti cutloss atau switching produk investasi.
Misal Anda sudah rutin berinvestasi setiap bulan di sebuah produk investasi yang diasumsikan mampu tumbuh 10% per tahun, selama 4 tahun ke depan. Tentu langkah tersebut sudah memperhitungkan target dana yang hendak Anda kumpulkan. Nah, guna memastikan asumsi hitungan tujuan keuangan sudah dipatok di depan terpenuhi, maka Anda perlu rutin mengecek kinerja investasi tersebut.
Menurut Sherly umumnya seseorang perlu mengevaluasi kinerja investasi yang dia miliki minimal setiap akhir tahun atau setiap semester (setiap 6 bulan sekali). Selain memantau kinerja investasi produk yang Anda pilih, tentu Anda perlu melengkapi informasi seputar produk-produk investasi dari beragam literasi finansial yang Anda sukai. Hal ini akan membantu Anda saat mengevaluasi protolofio investasi Anda.
Nah, kini Anda bisa menyelaraskan tujuan keuangan dan produk investasi yang sesuai dan mengatur komposisi portofolio investasi. Selamat mengatur portofolio investasi Anda.
Baca Juga: Tips Agar Resolusi Keuangan 2024 Terwujud, Tak Cuma Jadi Impian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News