Mengenal Lebih Dekat Reksadana dan Deposito

Kamis, 21 Maret 2024 | 19:33 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
Mengenal Lebih Dekat Reksadana dan Deposito

ILUSTRASI. Ilustrasi reksadana. KONTAN/Muradi/2017/09/26


REKSADANA - JAKARTA. Di tengah gencarnya literasi keuangan, kini masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menyimpan dana. Selain menabung di deposito, kini berinvestasi pun mulai diminati masyarakat. Reksadana menjadi salah satu dari sebagian banyak instrumen investasi yang dapat menjadi pilihan bagi masyarakat, khususnya masyarakat dengan profil investasi konservatif atau pemula.

Meskipun sering kali dianggap serupa dengan deposito, namun reksadana sendiri memiliki lima tipe produk dengan kelebihannya masing-masing yang menawarkan bermacam keuntungan yang dapat disesuaikan dengan tujuan investasi. 

Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Danica Adhitama mengatakan bahwa, minat investasi di Indonesia cukup tinggi. Hal ini merujuk pada data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menyebutkan hingga akhir tahun lalu, jumlah investor reksadana sepanjang 2023 sebesar 11,41 juta investor atau tumbuh 18,87% year-to-date.

Sedangkan jumlah investor pasar modal secara keseluruhan mencapai 12,16 juta pada tahun lalu. Hal ini menunjukkan tingkat literasi keuangan yang diikuti oleh peningkatan layanan keuangan telah berada di jalur yang tepat. 

Baca Juga: Pasar Reksadana Dinilai Tetap Menarik di Tengah Tren Penurunan Dana Kelolaan

Merujuk pada analisa Bahana TCW, yang memprediksi akan ada potensi penurunan suku bunga di 2024 dan akan menjadi sentimen positif bagi beberapa instrumen investasi seperti obligasi. Tidak hanya itu, pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang berlangsung dengan lancar dan aman hingga proses pengumuman hasil Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 20 Maret 2024 lalu, diperkirakan juga akan semakin memperkuat keyakinan pasar dan investor untuk kembali berinvestasi. 

“Sentimen positif dari domestik ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk kembali melirik berbagai produk reksadana yang berbasis obligasi sebagai alternatif investasi unggulan di 2024. Selain itu, reksadana yang berinvestasi ke aset seperti pasar uang juga menarik, karena tingkat yield akan relatif lebih stabil dan cocok bagi investor dengan profil konservatif hingga moderat,” ujar Danica dalam keterangannya, Kamis (21/3). 

Untuk memilih menabung di deposito atau memulai investasi melalui reksadana, ada beberapa hal yang harus diketahui masyarakat, di antaranya

Pengelola 
Perbedaan pertama antara deposito dan reksadana terletak pada lembaga pengelolanya. Deposito dikelola oleh bank penerbit. Perlu dipastikan bank pengelola deposito adalah bank yang diawasi oleh regulator keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).  

Sedangkan reksadana dikelola oleh manajer investasi atau perusahaan yang secara khusus menghimpun dana investasi masyarakat dan disalurkan ke berbagai instrumen investasi secara profesional. Perusahaan ini akan mengelola uang yang diinvestasikan pada berbagai jenis instrumen, seperti saham, obligasi, dan deposito. 

Penempatan Dana Investasi 
Saat memilih deposito, dana Anda akan disimpan di bank penerbit dan digunakan untuk menyalurkan kredit kepada nasabah. Tata kelola dan tingkat kesehatan bank menjadi salah satu hal penting untuk diperhatikan.  

Sementara saat membeli reksadana, dana investasi anda akan ditempatkan pada berbagai instrumen investasi yang sesuai dengan kesepakatan awal saat memulai penempatan dana.

Baca Juga: Marak Alternatif Investasi, Dana Kelolaan Reksadana Melandai

Misalnya, jika Anda melakukan investasi di reksadana saham, maka dana tersebut akan diinvestasikan di berbagai saham perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, begitu juga jika anda memilih untuk menempatkan di reksadana pasar uang maka dana anda akan ditempatkan pada deposito atau obligasi dengan tenor di bawah 1 tahun. 

Sama halnya jika anda memilih untuk berinvestasi di reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap maka dana Anda akan ditempatkan di beberapa instrumen investasi yang berbeda. Strategi ini sering kali disebut diversifikasi investasi yang jika dilakukan oleh lembaga profesional maka strategi ini dapat meminimalisir risiko investasi anda ketika terdapat fluktuasi pada satu instrumen investasi. Namun demikian, tak ada satupun instrumen investasi yang lepas dari risiko. 

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru