Sebagai hasil dari antusiasme yang besar dari para investor umum, Bukalapak mencatat jumlah pemesanan yang tinggi melalui metode pooling allotment sebesar Rp 4.8 triliun. Dengan antuasias tersebut, Bukalapak telah menambah porsi pooling allotment bagi investor retail dari semula 2,5% ke 5% dari total pemesanan yang tersedia.
Oleh karena itu, nilai saham yang dialokasikan untuk porsi pooling allotment investor retail naik dari yang sebelumnya Rp 547,5 miliar menjadi sekitar Rp 1,1 triliun.
Analis RHB Sekuritas, Michael Wilson Setjoadi, menilai antusiasme investor terhadap unicorn pertama yang melakukan pencatatan perdana di bursa tentunya memberikan sentimen yang kuat untuk pergerakan saham Bukalapak. Tidak hanya itu, Michael mencatat alokasi bookbuilding masih terbilang sedikit, sehingga sahamnya laris diborong investor ritel.
Kendati menarik dan memiliki prospek yang cerah ke depannya, Michael bilang, investor perlu memperhatikan beberapa hal.
Perusahaan di sektor teknologi ini masih dalam tahap pertumbuhan bisnis yang cukup tinggi.
"Sehingga walaupun laporan keuangan mencatat kerugian, ada potensi pertumbuhan. Karena sama seperti perusahaan teknologi secara umum, laporan keuangannya semua rugi," imbuh Michael.
Baca Juga: Punya market cap jumbo, saham Bukalapak (BUKA) berpotensi jadi penggerak IHSG?
Meski belum memberikan rekomendasi dan target harga untuk saham BUKA, Michael yakin akan banyak kolaborasi yang menguntungkan bisnis Bukalapak.
"Ke depan akan kolaborasi dengan Grab dan EMTEK yang bisa meningkatkan pertumbuhan BUKA," tandasnya.