Resesi ekonomi di depan mata, yuk siapkan dana darurat dengan cara ini

Senin, 12 Oktober 2020 | 15:41 WIB Sumber: Kompas.com
Resesi ekonomi di depan mata, yuk siapkan dana darurat dengan cara ini

ILUSTRASI. Resesi ekonomi di depan mata, yuk siapkan dana darurat dengan cara ini. KONTAN/Cheppy A.Muclis/04/07/2018


RESESI EKONOMI - Jakarta. Resesi ekonomi akibat pandemi telah terjadi di banyak negara. Indonesia juga terancam resesi ekonomi setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 -5,3%. Menghadapi resesi ekonomi, dana darurat harus dipersiapkan. Bagaimana caranya?

Para ekonom menyebutkan, suatu negara dikatakan resesi jika mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan akibat turunnya sisi produksi, rendahnya daya beli masyarakat, dan melonjaknya tingkat pengangguran.

Dengan kondisi resesi saat ini, memiliki dana darurat itu penting. Namun, tak setiap individu siap dan memiliki dana darurat yang memadai. Lalu bagaimana kita menyikapi resesi ini?

Co-founder dan Chief Investment Officer FUNDtastic Franky Chandra mengatakan, memiliki perencanaan keuangan yang matang sangatlah penting dalam menghadapi situasi resesi seperti saat ini. "Sudah saatnya kita dapat menghindari pengeluaran yang tak dibutuhkan, selain itu juga mempersiapkan diri untuk memiliki dana darurat. Itu penting,” ujarnya Senin (12/10/2020).

Baca juga: Harga Rp 278 juta, lelang rumah sitaan BRI Agroniaga ini berlokasi di Depok

Menurut dia, perencanaan keuangan yang matang, berarti membedah dan mencatat kondisi keuangan, baik pemasukan rutin dan pengeluaran pokok. Pengeluaran pokok sebut dia, merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan setiap bulannya, utamanya kebutuhan primer.

Setelah itu pengeluaran rutin termasuk cicilan kredit produktif seperti iuran KPR, kredit investasi, kredit modal kerja, biaya asuransi atau beban kesehatan maupun kredit konsumtif. Jika pemasukan dikurangi pengeluaran pokok, masih terdapat sisa dana yang memadai, maka bisa mulai merencanakan tujuan keuangan untuk masa depan.

Namun apabila sebaliknya, pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, maka diperlukan perencanaan keuangan yang lebih baik. Misalkan dengan memilah mana yang benar - benar merupakan pengeluaran untuk kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan semata.

"Menentukan perencanaan keuangan tergantung dengan kebutuhan dan target setiap orang, misalnya untuk pendidikan anak sekolah, kuliah, kebutuhan pensiun, dana darurat atau kebutuhan masa depan lain," jelasnya.

Dana darurat

Kebutuhan dana darurat menurut dia, idealnya sebesar 6 bulan dari pengeluaran pokok. "Jika belum ada dana darurat, jangan tergesa-gesa memenuhi kebutuhan dana darurat. Dana darurat bisa diatur tergantung kondisi keuangan individu, baik itu dalam 1 tahun hingga 5 tahun," ungkapnya.

Dia mencontohkan, jika memiliki pengeluaran pokok selama Rp 20 juta per bulan, maka dana darurat yang diperlukan adalah Rp 120 juta. Dana darurat ini bisa dikumpulkan selama 5 tahun atau Rp 2 juta per bulan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan untuk rencana lainnya seperti dana kuliah anak Rp 2 juta per bulan, kebutuhan pensiun sebesar Rp 1,5 juta per bulan, di samping kebutuhan keuangan lainnya seperti tabungan.

Baca juga: Inilah tips hemat pengeluaran di tengah ancaman resesi ekonomi

Di luar pengeluaran bulanan, asuransi kesehatan, BPJS, maupun tujuan keuangan lainnya, apabila masih terdapat dana menganggur, maka ada baiknya diproteksi dengan asuransi jiwa atau asuransi pendidikan.

Adapun untuk menabung dana darurat dan mencapai rencana keuangan tersebut Franky mengatakan, bisa mempertimbangkan beberapa produk investasi, seperti reksa dana pasar uang, obligasi, saham, maupun logam mulia. “Bagi mereka yang masih memiliki pendapatan utuh di saat Covid, sebaiknya lebih bijak dalam mengelola keuangan, terutama dalam kondisi krisis saat ini. Memang setiap krisis ada opportunity, tapi alangkah baiknya jika bisa mempersiapkan dana kas secara benar,” ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyiapkan Dana Darurat di Masa Resesi",

Penulis : Elsa Catriana
Editor : Erlangga Djumena

Selanjutnya: Hanya Rp 29-an juta, lelang mobil dinas Suzuki APV di Tangerang ini murah meriah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Adi Wikanto

Terbaru