Pilih mana: Deposito vs Fintech P2P lending?

Senin, 09 September 2019 | 17:40 WIB   Reporter: Dikky Setiawan
Pilih mana: Deposito vs Fintech P2P lending?

ILUSTRASI. Layar informasi suku bunga deposito


KOCEK DEPOSITO -JAKARTA. Ini sebuah keniscayaan. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dalam berinvestasi adalah menjadi tujuan utama. Dengan meraih return alias imbal hasil yang besar, investor pemilik dana merasa targetnya sudah terpenuhi.  

Persoalannya, setiap instrumen investasi memiliki risiko. Jika salah pilih, alih-alih meraih untung, investasi Anda justru buntung. Toh, di era serba teknologi seperti sekarang, membiakkan dana tidak sesulit di zaman baheula. 

Dahulu, boleh jadi, produk deposito adalah keranjang investasi favorit bagi banyak orang. Selain aman, produk perbankan ini dipilih karena memberikan iming-iming bunga yang lebih tinggi dari rekening tabungan biasa.

Sayangnya, belakangan imbal hasil deposito tak lagi mampu mengejar inflasi. Tingkat bunga deposito perbankan saat ini hanya berkisar 4,25%–7,25% per tahun.

Wajar, jika kemudian banyak orang mulai melirik investasi lain yang sedang naik daun. Salah satunya berinvestasi di platform teknologi finansial (tekfin) berbasis peer to peer (P2P) lending.

Lewat platform ini, Anda bisa menempatkan dana dengan menjadi investor atau penyalur dana pinjaman (kreditur).  Setiap perusahaan tekfin memberikan penawaran imbal hasil yang berbeda-beda, mulai dari 10% hingga 18% per tahun.

Pertanyaannya, mana yang lebih menguntungkan, berinvestasi di deposito atau tekfin P2P lending? 

Editor: Dikky Setiawan

Terbaru