Kiat mementukan uang muka dan tenor KPR

Senin, 13 Maret 2017 | 16:29 WIB   Reporter: Herry Prasetyo, Klaudia Molasiarani
Kiat mementukan uang muka dan tenor KPR


Bagi Anda yang memiliki keterbatasan dana, memilih tenor panjang sebetulnya tidak masalah. Toh, nilai uang semakin lama semakin menurun. Sementara, penghasilan Anda ke depan akan makin besar.

Namun, bagi Anda yang tidak mengalami persoalan dalam arus kas keuangan, ada baiknya memilik tenor lebih pendek. Dengan begitu, utang KPR akan lebih cepat lunas. Beban bunga yang harus Anda bayar juga lebih kecil. Sehingga, Rakhmi mengatakan, Anda bisa fokus menabung untuk menyiapkan rencana keuangan lainnya. “Kalau kita bisa melepaskan beban lebih cepat, mengapa harus menunda?” kata Rakhmi.

  • Pelunasan sebagian

Dan, ada alternatif untuk mengurangi beban utang Anda, agar cicilan lebih ringan atau utang lebih cepat lunas. Perencana keuangan menganjurkan untuk melakukan pelunasan sebagian utang lebih cepat.

Pandji bilang, jika mendapat rezeki entah dalam bentuk bonus gaji atau tunjangan hari raya (THR), ada baiknya Anda menggunakan untuk melakukan pelunasan sebagian utang.  Dengan begitu, jumlah pokok pinjaman akan berkurang.

Sebagian orang memang lebih senang memegang uang THR maupun bonus. Tapi, menurut Risza, di sisi lain dia memiliki beban bunga. Karena itu,  dana tambahan dari bonus maupun THR lebih baik dipakai untuk pelunasan sebagian utang. “Jika tidak, akan terkena rugi bunga,” ujar Risza.

  • Alternatif lain

Anda mungkin sudah memilih uang muka paling ringan dan tenor paling panjang. Tapi, pengajuan KPR tetap mentok karena pendapatan terbatas. Risza menyarankan, Anda bisa mempertimbangkan menjual aset untuk menambah uang muka. Atau, siapa tahu orangtua memiliki simpanan atau aset yang bisa dilikuidasi.

Anda juga bisa memanfaatkan pinjaman dari kerabat. Pandji menjelaskan, pinjaman dari saudara biasanya tanpa bunga dan lebih fleksibel. Sehingga, bisa membantu Anda meringankan pembayaran DP KPR.

Jika tidak ada aset yang bisa dijual dan kerabat yang dapat memberikan pinjaman, Rakhmi memberi saran, ada baiknya Anda lebih sabar dengan menabung terlebih dahulu. Memang, bunga deposito kalah tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga rumah. Karena itu, sebaiknya Anda memilih instrumen investasi yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.

Jika berbagai alternatif masih mentok juga, barangkali Anda harus realistis untuk membidik rumah dengan harga lebih terjangkau. Tidak ada salahnya membeli rumah di daerah pinggiran kota asal akses transportasi mudah dan murah.

Yang jelas, memiliki rumah sebagai tempat tinggal harus menjadi prioritas. Banyak alternatif yang bisa Anda jajaki.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo
Terbaru