ANGGARAN - JAKARTA. Apple telah merilis iphone 11 sekitar seminggu lalu. Ponsel dengan tiga kamera belakang ini mulai mencuri perhatian masyarakat.
Selain itu, mententeng ponsel keluaran terbaru juga menjadi gengsi untuk sebagian masyarakat. Sehingga, mereka rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk membeli smartphone.
Baca Juga: Generasi millenial wajib memupuk dana darurat sejak dini
"Tidak ada salahnya mengikuti kemajuan teknologi, tapi harus disesuaikan kebutuhan dan pendapatan," kata Agustina Fitria, Financial Planner OneShildt.
Widya Yuliarti, Financial Planner Finansialku.com mengatakan Anda jangan sampai berhutang untuk ikut-ikutan membeli ponsel baru. Alasannya, utang tersebut akan menjadi beban baru untuk keuangan Anda.
Bila Anda memang ingin memiliki ponsel terbaru tersebut, sebaiknya mulai menyiapkan anggaran khusus untuk membelinya.
Caranya, Anda dapat menabung sekitar satu tahun sebelum ponsel tersebut resmi diluncurkan ke pasaran. “Para maniak gadget terbaru biasanya tahu kapan seri ponsel terbaru akan dirilis oleh perusahaan,” kata Widya.
Sebelum mulai menabung sebaiknya Anda mencari perkiraan harga ponsel baru tersebut. Anda dapat mencari informasi tersebut secara online.
Baca Juga: Kuliah di luar negeri, ini cara atur keuangan
Setelah mendapatkan perkiraan harganya, Anda bagi nilai tersebut dengan 12 bulan. Hasil pembagiannya adalah nilai yang harus Anda simpan saban bulannya.
Misalnya, harga iPhone 11 Rp 25 juta
perkiraan harga ponsel : 12 bulan = nilai tabungan
Rp 25 juta : 12 = Rp 2,1 juta
Jadi, Anda wajib menabung Rp 2,1 juta per bulan selama setahun agar dapat membeli ponsel tersebut.
Anda dapat menempatkan tabungan untuk gadget baru ini pada produk reksa dana pasar uang. Tujuannya, agar dana Anda dapat terlindungi dari ancaman kerugian akibat inflasi.
Untuk Anda yang susah menabung, Anda dapat gunakan produk tabungan rencana auto debit. Dengan begitu, Anda disiplin dalam menabung.
Baca Juga: Gaji Rp 8 juta per bulan, ini saran perencana keuangan untuk mengolahnya
Bila tidak sempat menabung, Anda melakukan tukar tambah. Anda dapat menjual ponsel lama, lalu menggunakan uangnya untuk membeli ponsel baru.
Bila dana masih kurang, Anda dapat menggunakan dana tabungan yang ada. Namun, Anda jangan sampai memecah dana darurat, karena membeli ponsel adalah kebutuhan konsumtif.
"Kalau memang sampai terpakai Anda wajib segera mengembalikan dana darurat tersebut," kata Fitria.
Dengan cara tukar tambah, Anda tidak perlu berhutang untuk mendapatkan ponsel idaman. Selain itu, Anda tidak perlu menyimpan terlalu banyak ponsel.
Cara lainnya, Anda dapat membeli ponsel idaman dengan cara mencicil. Dengan catatan, porsi cicilan utang berjalan Anda belum mencapai 30%-35% dari total pendapatan.
Baca Juga: Cepat bebas dari tagihan kartu kredit, bukan impian mustahil
Widya menyarankan Anda sebaiknya check and richeck nilai cicilan sebelum melakukan transaksi. Jangan sampai nilai cicilan utang tersebut merusak arus keuangan Anda.
Fitri mengatakan opsi cicilan merupakan cara terakhir yang dapat Anda tempuh. Alasannya, cicilan tersebut menjadi utang baru yang membebani keuangan Anda.
"Sebaiknya kalau belum ada uang, ditunda saja dulu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News