Ingin Beli Rumah? Kenali Ciri-Ciri Developer Rumah Bodong

Rabu, 05 Januari 2022 | 15:52 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Ingin Beli Rumah? Kenali Ciri-Ciri Developer Rumah Bodong

ILUSTRASI. Cara mengenali developer rumah bodong. KONTAN/Baihaki.


TIPS BELI RUMAH - Memiliki rumah bisa dilakukan dengan dua cara: membeli tanah lalu membangunnya sendiri atau membeli rumah jadi melalui developer perumahan. Hati-hati, begini cara mengenali developer rumah bodong.

Saat ini pun, banyak developer atau pengembang perumahan yang berlomba-lomba memberikan penawaran menarik kepada calon konsumennya untuk membeli properti kepada mereka. 

Namun, tetap ingat untuk tidak mudah atau terburu-buru mengambil keputusan dan percaya dengan satu developer. Sebab, beberapa waktu lalu sempat ramai tentang kasus penipuan yang dilakukan oleh developer dengan iming-iming diskon besar atau harga murah di bawah harga pasar.

Untuk itu, ada sejumlah tips untuk mengenali ciri-ciri developer perumahan bodong.

Baca Juga: Pahami Ciri Khas Rumah Cluster dan Keunggulannya

Ciri-ciri developer rumah bodong

Dirangkum dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berikut adalah tiga cara mengenali developer rumah bodong: 

  • Terdapat perbedaan rincian informasi yang disampaikan dari brosur dengan costumer service
  • Menjual harga murah di bawah pasaran yang tak masuk di akal
  • Kredibilitas dan perizinan yang meragukan

Setelah mengetahui ciri-ciri developer bodong, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengikuti tips membeli rumah dari developer yang aman.

Baca Juga: 4 Daerah Kos-kosan di Bandung, Cocok buat Mahasiswa Rantau

 

Tips membeli rumah dari developer yang aman

Berikut adalah tips membeli rumah dari developer secara aman:

1. Cari tahu dan pertimbangkan reputasi developer

Mencari tahu reputasi developer adalah langkah awal yang harus kamu lakukan sebelum memilihnya. Dengan mengetahui reputasinya, Anda dapat mempertimbangkan dan menilai apakah developer tersebut dapat bertanggung jawab dalam berbagai urusan Anda nanti. 

Cara mudahnya Anda dapat membaca secara detail melalui website dan media sosialnya untuk melihat portofolio dari proyek-proyek apa saja sudah mereka lakukan selama ini.

Selain itu, rajin-rajin juga untuk mengecek pemberitaan di media dan internet untuk mengetahui apakah developer tersebut pernah tersandung kasus-kasus negatif yang merugikan konsumennya.

2. Perhatikan legalitas Sertifikat Hak Milik (SHM) & Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Untuk menghindari masalah yang dapat terjadi di kemudian hari seperti penyegelan oleh pihak berwenang, penolakan kredit bank, dan masalah lainnya, maka Anda harus memperhatikan legalitas dari rumah yang ingin Anda beli dari developer. 

Tanyakan ke pihak developer apakah rumah tersebut sudah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau belum, karena jika belum ada untuk sebaiknya Anda tunda.

Hal ini penting karena setiap mendirikan bangunan gedung di Indonesia, maka wajib hukumnya untuk memiliki surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sudah diatur oleh Undang-Undang 28 Tahun 2000 tentang Bangunan Gedung.

Baca Juga: 7 Negara Terkecil di Dunia Berdasarkan Luas Wilayah

3. Tanyakan kejelasan sertifikat rumah kapan dapat beralih nama

Biasanya ketika membeli rumah melalui developer, sertifikat rumah akan sudah diganti nama dari pemilik lama menjadi nama developer. Jika tertarik membeli, pastikan Anda menanyakan lebih jelas dan pastinya kapan sertifikat tersebut dapat beralih menjadi atas nama Anda. 

Hal ini sangat penting karena jika sertifikat belum balik nama menjadi nama Anda, maka Anda tidak dapat melakukan alih kredit (take over) ke bank lain dari bank saat ini. 

Pihak bank akan meminta sertifikat atas nama Anda agar bank dapat menyetujui pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Anda dan dijadikan sebagai jaminan yang sah di mata hukum.

4. Jangan membayar Down Payment (DP) sebelum KPR disetujui

Sebelum pinjaman yang Anda usulkan disetujui oleh pihak bank, maka jangan pernah mau untuk membayar uang muka atau down payment (DP) yang sudah ditentukan kepada pihak developer.

Alasannya sederhana karena tidak ada jaminan pihak bank akan menyetujui KPR rumah yang Anda inginkan meskipun developer sudah bekerja sama dengan bank. 

Jika Anda tetap nekat membayar DP ke developer dan KPR ditolak oleh bank, maka akan berisiko uang DP tersebut sulit kembali atau mendapatkan potongan sekian persen.

Baca Juga: PPKM Level 2 DKI Jakarta: Kapasitas Bioskop Maksimal 70%, Wajib PeduliLindungi

5. Pelajari kewajiban developer jika terjadi wanprestasi

Risiko membeli hunian melalui developer memang besar terjadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk Anda mempelajari apa saja kewajiban developer jika sampai terjadi wanprestasi.

Langkah mudahnya adalah Anda harus membaca secara rinci dan jelas Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) sebelum menandatangani berita acara serah terima hunian tersebut.

6. Menjadwalkan penandatanganan Akta Jual Beli (AJB)

Langkah lebih lanjut jika sudah setuju dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB), maka segeralah menjadwalkan penandatanganan Akta Jual Beli (AJB).

Ini merupakan bukti sah hak atas tanah dan bangunan sudah beralih dari developer kepada pihak lain yaitu Anda sebagai pemilik baru. AJB harus dilakukan bersama developer di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).

Baca Juga: Sistem Kesehatan Australia di Bawah Tekanan Saat Kasus COVID-19 Mencapai Rekor Baru

7. Jangan bertransaksi jual beli rumah di bawah tangan

Berisiko besar hingga menimbulkan kerugian ketika Anda melakukan transaksi jual beli rumah di bawah tangan atau atas dasar kepercayaan yang menggunakan kuitansi sebagai tanda bukti. Ikutilah aturan prosedur di atas sesuai hukum. 

Jika rumah yang akan dibeli masih dalam status dijaminkan atau diagunkan di bank, maka lakukan pengalihan kredit dan dibuatkan Akta Jual Beli (AJB) di hadapan notaris.

Itulah cara mengenali developer bodong dan tips membeli rumah dari developer secara aman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani

Terbaru