RIGHTS ISSUE - JAKARTA. Beberapa emiten bersiap mencari pendanaan melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.
Ambil conroah, emiten rental mobil PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) yang sudah mengantongi izin melakukan aksi korporasi berupa rights issue. ASSA berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,13 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham yang terbit dari hasil penukaran obligasi konversi.
Nantinya, ASSA akan menggunakan dana yang diperoleh dari aksi ini untuk memenuhi kebutuhan dari pengembangan usaha baru yakni Anteraja dan melunasi pinjaman bank perusahaan atau anak usaha ASSA yang sebelumnya digunakan untuk Anteraja dan bisnis lelang mobil PT JBA Indonesia.
Baca Juga: Dapat restu rights issue, Bank Banten harap Pemprov bisa segera setor modal
Emiten penambangan emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga berencana melakukan rights issue. BRMS akan menerbitkan maksimal 24 miliar saham baru seri B dengan nominal Rp 50 dan 24,5 miliar waran seri II.
Dana hasil dari rencana rights issue ini nantinya akan BRMS gunakan sebagian besar untuk pembangunan pabrik baru untuk mengolah bijih emas menjadi dore bullion dengan kapasitas 4.000 ton per hari. Dana segar ini juga akan digunakan untuk kegiatan pengeboran dalam rangka menambah cadangan bijih emas dari Palu dan Gorontalo.
Selanjutnya, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) juga bakal menerbitkan saham baru Seri C dengan nominal Rp 50,00 per lembar saham dengan jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyak 60.82 miliar saham. Nominal tersebut setara 90,46% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh BEKS.
Sebelum rights issue, BEKS menggelar reverse stock lebih dulu. Dengan demikian, masing-masing saham Seri A dan Seri B akan mengalami perubahan harga nominal, yaitu untuk saham Seri A dari semula Rp 100,00 akan menjadi Rp 1.000,00 dan Seri B dari semula Rp 18,00 akan menjadi Rp 180,00. Sesuai hasil valuasi penggabungan nilai saham tersebut, maka saham seri C yang akan diterbitkan oleh BEKS bernilai nominal Rp 50,00.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, salah satu indikator menarik atau tidaknya rights issue untuk dieksekusi ialah tujuan dari aksi korporasi tersebut. Ia bilang, pelaku pasar perlu memperhatikan tujuan penggunaan dana rights issue.
Biasanya, kata Reza, pelaku pasar lebih suka penggunaan dana untuk mengembangkan bisnis yang bersifat berkelanjutan dan tentunya menambah kontribusi pendapatan emiten. Selanjutnya, investor bisa mempertimbangkan dari segi harga pelaksanaan.
Reza sendiri lebih menyukai aksi rights issue dari ASSA. Pasalnya, emiten rental mobil ini akan menggunakan untuk memperluas usaha baru yakni bisnis logistik. Sebagai informasi, dari bisnis kurir Anteraja memberikan kontribusi sebesar 19,24% terhadap total pendapatan ASSA pada semester pertama tahun ini Rp 1,4 triliun. Bisnis ini juga menjadi penyumbang pendapatan kedua terbesar setelah bisnis rental dan autopool.
Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) memproyeksikan Anteraja berkontribusi 25% dari pendapatan
Sementara itu, dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo dan Kevin Suryajaya menyebutkan, aksi korporasi ini akan memberikan dampak positif untuk ASSA, terutama karena dapat mengurangi biaya pembiayaan dan dapat memperkuat permodalan.
Hanya saja Handiman dan Kevin memprediksi kinerja ASSA akan melemah untuk tahun 2020 meski emiten ini mencetak pertumbuhan kinerja di semester pertama 2020.
Sedangkan, analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, aksi rights issue tersebut berdampak positif untuk pergerakan saham ASSA dalam jangka panjang. "Tapi tidak untuk BRMS dan BEKS karena harganya berada di Rp 52 dan Rp 50. Jika mengharapkan kenaikan dari permintaan pasar saya rasa berat untuk BRMS dan BEKS," katanya, Senin (12/10).
Sukarno juga sependapat dengan Reza, yakni aksi rights issue ASSA menjadi yang menarik karena akan digunakan untuk memperkuat bisnis kurir.
"Selain secara teknikal mudah dibaca, prospek ASSA juga bagus karena saat ini permintaan produk-produk online terus meningkat seiring kondisi pendemi yang banyak mengubah gaya hidup seseorang dari offline ke online baik itu makanan," ujar Sukarno.
Lebih lanjut, Sukarno menambahkan, dengan rights issue tersebut valuasi ASSA akan lebih murah dibandingkan sebelumnya jika dilihat dari nilai book value. Adapun saat ini tercatat price to book value (PBV) ASSA 1,38 kali. Sukarno merekomendasikan buy saham ASSA dengan target harga pertama Rp 580 dan target harga kedua senilai Rp 820 per saham.
Sedangkan untuk saham BRMS dan BEKS, Sukarno belum memberikan rekomendasi.
Selanjutnya: BRMS belum tentukan harga pelaksanaan rights issue, berikut pertimbangannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News