Sementara itu, dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo dan Kevin Suryajaya menyebutkan, aksi korporasi ini akan memberikan dampak positif untuk ASSA, terutama karena dapat mengurangi biaya pembiayaan dan dapat memperkuat permodalan.
Hanya saja Handiman dan Kevin memprediksi kinerja ASSA akan melemah untuk tahun 2020 meski emiten ini mencetak pertumbuhan kinerja di semester pertama 2020.
Sedangkan, analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, aksi rights issue tersebut berdampak positif untuk pergerakan saham ASSA dalam jangka panjang. "Tapi tidak untuk BRMS dan BEKS karena harganya berada di Rp 52 dan Rp 50. Jika mengharapkan kenaikan dari permintaan pasar saya rasa berat untuk BRMS dan BEKS," katanya, Senin (12/10).
Sukarno juga sependapat dengan Reza, yakni aksi rights issue ASSA menjadi yang menarik karena akan digunakan untuk memperkuat bisnis kurir.
"Selain secara teknikal mudah dibaca, prospek ASSA juga bagus karena saat ini permintaan produk-produk online terus meningkat seiring kondisi pendemi yang banyak mengubah gaya hidup seseorang dari offline ke online baik itu makanan," ujar Sukarno.
Lebih lanjut, Sukarno menambahkan, dengan rights issue tersebut valuasi ASSA akan lebih murah dibandingkan sebelumnya jika dilihat dari nilai book value. Adapun saat ini tercatat price to book value (PBV) ASSA 1,38 kali. Sukarno merekomendasikan buy saham ASSA dengan target harga pertama Rp 580 dan target harga kedua senilai Rp 820 per saham.
Sedangkan untuk saham BRMS dan BEKS, Sukarno belum memberikan rekomendasi.
Selanjutnya: BRMS belum tentukan harga pelaksanaan rights issue, berikut pertimbangannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News