Analogi Pasir Hisap Buffett: Hati-hati Investasi di Sektor Sulit!

Rabu, 03 September 2025 | 09:44 WIB Sumber: Yahoo Finance
Analogi Pasir Hisap Buffett: Hati-hati Investasi di Sektor Sulit!

ILUSTRASI. Analogi Pasir Hisap Buffett: Hati-hati Investasi di Sektor Sulit!


KONTAN.CO.ID -  Warren Buffett, salah satu investor paling berpengaruh di dunia, pernah memberikan sebuah analogi yang sangat kuat untuk para investor.

Dalam suratnya kepada pemegang saham Berkshire Hathaway tahun 1983, ia menulis, "Investasi tambahan yang besar dalam industri yang bermasalah biasanya sama seperti dengan berjuang di pasir hisap."

Pernyataan ini bukan sekadar metafora, melainkan cerminan dari filosofi alokasi modal yang telah menjadi fondasi kesuksesan Berkshire Hathaway selama puluhan tahun.

Baca Juga: IHSG Perkasa Tembus 7.875 Rabu (3/9) Pagi, Melawan Tren Pelemahan Bursa Asia

Seperti dilansir dari media keuangan, Yahoo Finance, analogi “pasir hisap” ini digunakan untuk memperingatkan para investor agar berhati-hati terhadap industri yang memiliki fundamental ekonomi yang buruk.

Sering kali, perusahaan di sektor-sektor ini menjanjikan proyeksi pertumbuhan yang menggiurkan, padahal struktur industrinya tidak mendukung.

Masalahnya, ketika sebuah industri ditandai oleh kelebihan kapasitas, daya tawar yang lemah, atau hambatan regulasi dan teknologi yang terus-menerus, penambahan modal baru cenderung tenggelam alih-alih memberikan keuntungan.

Tidak Semua Penambahan Modal Sama

Penting untuk memahami perbedaan antara restrukturisasi dengan investasi. Buffett tidak menyarankan untuk segera menjual bisnis yang kurang menguntungkan.

Sebaliknya, ia sangat menolak gagasan untuk menggandakan investasi di dalamnya melalui pengeluaran besar-besaran. Perbedaan ini sangat penting: Buffett berpendapat bahwa modal baru bukanlah obat mujarab untuk industri yang menderita masalah struktural.

Dalam lingkungan seperti itu, bahkan dengan manajemen yang kompeten, investasi kembali bisa menghasilkan laba yang di bawah rata-rata karena masalahnya bukan pada eksekusi, melainkan pada ekonomi dasar dari arena tersebut.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas untuk PGEO, RAJA & ADHI, Kamis (3/9)

Membangun Benteng, Bukan Mengejar Skala

Nasihat ini juga sejalan dengan apa yang kemudian ia tulis dalam "Owner's Manual" Berkshire Hathaway. Manual tersebut menekankan pentingnya mencari "benteng" atau keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai intrinsik per saham, bukan sekadar mengejar skala demi nama baik. Sebuah "benteng" adalah keunggulan protektif yang memungkinkan bisnis menghasilkan laba di atas rata-rata tanpa harus terus-menerus berinvestasi hanya untuk mempertahankan posisinya.

Praktiknya, ini berarti mengarahkan modal ke bisnis yang memiliki kekuatan harga, kepemimpinan biaya, atau perlindungan regulasi yang mendukung arus kas yang konsisten. Sebaliknya, menjauh dari sektor di mana pasokan secara rutin melebihi permintaan atau di mana komoditisasi menekan margin.

Otoritas dari Sebuah Rekam Jejak

Otoritas di balik nasihat Buffett berasal dari rekam jejaknya yang panjang. Sejak mengambil kendali pada pertengahan 1960-an, ia telah mengubah Berkshire dari pabrik tekstil yang mulai bangkrut menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.

Keberhasilan ini dibangun di atas disiplin dalam mengalokasikan modal ke bisnis yang memiliki keunggulan, seperti asuransi, infrastruktur energi, transportasi, dan merek-merek konsumen.

Rekam jejak ini membuktikan bahwa struktur industri sering kali lebih penting daripada strategi, dan menahan diri bisa sama pentingnya dengan memilih.

Tonton: Trump Klaim China Lebih Butuh AS, Tak Khawatir Poros Beijing-Moskwa

Relevansi Abadi dalam Setiap Siklus Pasar

Prinsip "pasir hisap" ini tetap relevan di setiap kondisi pasar. Saat booming, pembiayaan yang mudah bisa menutupi fundamental yang lemah, mendorong penambahan kapasitas yang pada akhirnya akan menekan laba di masa depan.

Sebaliknya, saat resesi, seruan untuk melakukan pengeluaran “transformasional” di sektor-sektor bermasalah mungkin menjanjikan pemulihan yang cepat, tetapi pada akhirnya bisa memperpanjang kerugian jika kekuatan struktural yang mendasarinya masih ada.

Bagi para investor dan direksi, pelajaran praktisnya adalah membedakan antara kemunduran siklus, di mana modal tambahan bisa menghasilkan laba yang menarik, dan kelemahan struktural, di mana modal kemungkinan besar akan tenggelam.

Analogi "pasir hisap" Buffett bertahan karena menerjemahkan masalah alokasi modal yang kompleks menjadi aturan yang sederhana: prioritaskan kualitas bisnis dan struktur industri sebelum berkomitmen pada dana tambahan.

Selanjutnya: ICX Catat Total Dana yang Dihimpun Mencapai Rp 230 Miliar per Agustus 2025

Menarik Dibaca: Promo Weekday Superindo & Hypermart 1-4 September 2025, Beli 1 Gratis 1 Aneka Jamur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tiyas Septiana

Terbaru