INVESTASI SBN - JAKARTA. Pemerintah menetapkan kupon Saving Bond Ritel seri SBR010 sebesar 5,10%. Besaran kupon tersebut bersifat mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Kupon SBR010 ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua SBN ritel yang sudah diterbitkan oleh pemerintah pada tahun ini. Sebelumnya, ORI019 ditawarkan dengan kupon sebesar 5,57%, sementara SR014 sebesar 5,47%.
Walaupun memiliki kupon yang lebih kecil dibanding pendahulunya, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan tetap optimistis minat masyarakat terhadap SBR010 akan tetap tinggi.
“Di tengah kondisi suku bunga rendah saat ini, dan potensi kenaikan suku bunga seiring pemulihan ekonomi di masa yang akan datang, SBR010 tetap menarik karena investor bisa menikmati potensi kenaikan imbal hasil karena SBR punya fitur floating with floor,” kata Deni ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/6).
Baca Juga: Minat pada SBN ritel masih baik, likuiditas turut mendukung penjualan SBR010
Asal tahu saja, kupon SBR010 ditetapkan berdasarkan suku bunga acuan 3,50% ditambah dengan spread tetap 160 bps. Artinya, ketika pemerintah menaikkan suku bunga acuan, misalnya jadi 3,75%, maka kupon SBR010 pun akan naik menjadi 5,35%. Begitu pun seterusnya.
Kendati begitu, Deni belum bisa membeberkan berapa target awal pemerintah untuk penjualan SBR010 kali ini. Dia bilang, target pemerintah akan diungkapkan pada peluncuran SBR010 pada 21 Juni 2021. Tanggal tersebut sekaligus menjadi hari pertama penawaran SBR010 dan akan ditutup pada 15 Juli 2021 mendatang.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengaku cukup terkejut dengan besaran kupon tersebut. Pasalnya, ia memperkirakan besaran kupon SBR010 akan ada di kisaran 5,6%. Ia pun menyebut hal tersebut bisa memengaruhi minat masyarakat terhadap instrumen yang satu ini.
“Walaupun floating with floor, masyarakat kita lebih melihat kupon pertama ketika diluncurkan. Apalagi, SBR010 ini hanya dua tahun kan. Tahun ini, pemerintah kemungkinan belum akan naikkan suku bunga acuan,” kata Ramdhan.
Baca Juga: Sah! Pemerintah tetapkan kupon SBR010 sebesar 5,10%
Namun, Ramdhan mengerti kenapa pemerintah menetapkan kupon SBR010 hanya 5,10%. Dengan tren suku bunga rendah, baik di deposito ataupun suku bunga acuan, pemerintah pun pada akhirnya yakin untuk menerbitkan SBN ritel dengan kupon rendah. Di satu sisi, SBR010 masih punya nilai pajak yang lebih kecil daripada deposito.
Hanya saja, agar penjualan SBR010 bisa optimal, Ramdhan menilai pemerintah harus melakukan sosialisasi yang lebih gencar. Khususnya, menonjolkan bahwa SBR010 merupakan instrumen yang aman dan bebas risiko.
“Untuk penjualan, seharusnya tidak akan sulit untuk capai Rp 5 triliun. Tapi, kalau untuk Rp 10 triliun masih akan cukup sulit sepertinya, harus ada sosialisasi dan edukasi yang ekstra,” ujar Ramdhan.
Investor dapat memesan SBN ritel yang akan jatuh tempo pada 10 Juli 2023 mendatang ini dengan minimum investasi sebesar Rp 1 juta serta maksimal Rp 3 miliar. Pemesanan dapat dilakukan melalui 26 mitra distribusi secara online yang terdiri dari perbankan, perusahaan sekuritas, perusahaan efek khusus reksadana, hingga perusahaan finansial teknologi.
Baca Juga: Imbal hasil SBR010 disarankan sekitar 5,7%-5,8%, untuk menarik minat investor
Berbeda dengan Surat Berharga Negara (SBN) ritel sebelumnya, SBR010 tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Namun, investor dapat melakukan early redemption sebesar 50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing mitra distribusi. Adapun, masa early redemption ditetapkan pada 27 Juli 2022 dan ditutup pada 4 Agustus 2022.
Sebagai informasi tambahan, investor yang nantinya membeli SBR010 akan memperoleh pembayaran kupon setiap tanggal 10. Kupon perdana akan dibayarkan pada 10 September nanti.
Jika tertarik membeli SBR010, Anda dapat membeli di 26 mitra distribusi SBR010 sebagai berikut: Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI, BTN, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Maybank Indonesia, Bank Panin, Bank OCBC NISP, Bank HSBC, Bank DBS Indonesia, Bank UOB Indonesia, Bank Commonwealth, Bank Danamon Indonesia, Bank Victoria International, PT Trimegah Sekuritas, PT BRIDanareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, Bareksa, Tanamduit, Invisee, Investree, Koinworks dan Modalku
Baca Juga: SBN Ritel Terbaru Menarik Bila Bunga Dipatok di Atas 5,6%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News