Sesi pagi berakhir, harga saham ADRO semakin menanjak

Rabu, 11 September 2019 | 12:46 WIB   Reporter: Dityasa H Forddanta, Hasbi Maulana, Herry Prasetyo
Sesi pagi berakhir, harga saham ADRO semakin menanjak

ILUSTRASI. Aktifitas di Tambang Batubara Adaro (ADRO).


SAHAM - JAKARTA. Rabu (11/9) saham ADRO (Adaro Energy Tbk) ditutup menghijau ketika sesi pagi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berakhir. 

Ketika alarm rehat siang berdering, saham ADRO sedang berada di harga Rp 1.450 per saham. Dibandingkan dengan harga penutupan kemarin (Rp 1.410), berarti harga saham adro naik 2,84%.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) dikabarkan merilis surat utang dan jual aset di Sumatra

Pada awal perdagangan, saham ADRO sudah dibuka di atas harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 1.430 per saham. Sempat menyentuh harga tertinggi Rp 1.475 dan harga terendah Rp 1.425, saham ADRO mengakiri sesi I perdagangan hari ini dengan kenaikan Rp 40 dalam sehari.

Sampai separo hari ini, BEI mencatat total nilai transaksi saham adro mencapai Rp 104,10 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 717.567 lot.

Jika sampai akhir perdagangan nanti sore harga ADRO terus menanjak, maka tren naik saham batubara ini semakin terkonfirmasi. 

Pada awal pekan, Senin (9/9), saham ADRO naik 5,95% ke level Rp 1.335 per saham. Selasa (10/9), saham ADRO memang turun 0,35% ke level Rp 1.410.

Meski begitu, jika diakumulasi selama sepekan, saham ADRO masih mengakumulasi kenaikan sebesar 18,49%.

Baca Juga: Saham ADRO Melesat, Ini Penjelasan Adaro Energy premium

Pergerakan tersebut lantaran muncul isu rencana aksi korporasi ADRO yang beredar di pasar. Bukan hanya satu, tapi dua aksi korporasi. Salah satunya, rencana penerbitan surat utang.

Febriati Nadira, Head of Corporate Communication Division ADRO mengatakan, ADRO saat ini memang tengah mempertimbangkan semua opsi untuk memperkuat struktur perusahaan. "Namun, kami masih menunggu dan melihat perkembangan lebih lanjut," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (10/9).

Dia belum bersedia merinci lebih jauh terkait rencana tersebut. Namun, berdasarkan laporan keuangan ADRO, jatuh tempo terdekat baru terjadi pada 29 Mei 2020. Ini merupakan fasilitas pinjaman yang diterima anak usaha ADRO, PT Adaro Indonesia (AI), senilai US$ 380 juta.

Pinjaman tersebut diterima dari DBS Bank Ltd sebagai agen fasilitas pada 29 Mei 2013 lalu. Sejauh ini, AI telah melakukan beberapa pembayaran. Sehingga, pada saat jatuh tempo, jumlah yang dilunasi sebesar US$ 198 juta pada 2020.

Baca Juga: Getol diversifikasi, Adaro Energy (ADRO) targetkan 35% pendapatan non-batubara

Selain penerbitan emisi, kabar di pasar juga menyebutkan ADRO bakal menjual asetnya di level anak usaha di Sumatera. Untuk hal ini, manajemen belum bersedia komentar.

"Belum ada, nanti kalau ada informasi akan kami informasikan," tandas Nadira.

Sekadar informasi, operasional pertambangan ADRO selama ini dijalani oleh anak usahanya.

Beberapa di antaranya adalah PT Mustika Indah Permai (MIP) dan PT Bukit Enim Energi (BEE). Keduanya mengantongi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUPOP) di Pulau Sumatera.

Untuk MIP, aset pertambangannya berada di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Sementara, BEE berada di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Baca Juga: Semester II-2019, Adaro Energy (ADRO) fokus kembangkan seluruh lini bisnis

Kepemilikan efektif ADRO dalam MIP sebesar 75% per Juni 2019. Adapun kepemilikan efektif dalam BEE, sebesar 61%.

MIP memiliki aset sebesar US$ 68,84 juta. Sementara BEE, nilai asetnya lebih kecil, yakni sebesar US$ 989.000 per Juni 2019.

Baca Juga: Getol diversifikasi, Adaro Energy (ADRO) targetkan 35% pendapatan non-batubara

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Hasbi Maulana

Terbaru