KONTAN.CO.ID - Investasi dalam saham bukan hanya soal menerima dividen atau mencari harga murah saja. Ada satu pendekatan yang lebih ofensif yaitu investasi pertumbuhan (growth investing) yang fokus pada apresiasi modal.
Model ini menuntut investor memahami bagaimana perusahaan tumbuh dan bagaimana pasar akan menghargai pertumbuhan tersebut.
Merangkum dari Investopedia, berikut pengertian, jenis-jenis investasi pertumbuhan, serta kriteria penting yang harus diperhatikan saat memilih saham bertumbuh.
Baca Juga: Kiat Cerdas Gen Z Kelola Keuangan di Era Gig Economy Fleksibel
Apa Itu Investasi Pertumbuhan?
Investasi pertumbuhan adalah strategi yang menitikberatkan pada peningkatan kekayaan melalui apresiasi nilai modal. Tujuan utama bukan hanya memperoleh pendapatan seperti dividen atau menjaga modal, melainkan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan nilai perusahaan.
Investasi pertumbuhan biasanya dianggap sebagai bagian “ofensif” dari portofolio, berbeda dengan bagian “defensif” yang lebih bersifat konservatif.
Dalam konteks saham, perusahaan pertumbuhan adalah mereka yang diperkirakan memiliki potensi apresiasi besar meskipun mungkin belum menghasilkan banyak pendapatan atau belum stabil.
Jenis-Jenis Investasi Pertumbuhan
Beberapa kategori aset yang umumnya dikaitkan dengan investasi pertumbuhan antara lain:
- Saham small-cap: Perusahaan dengan kapitalisasi pasar (market cap) relatif kecil yang masih dalam fase awal pertumbuhan. Karena potensinya besar, risikonya pun tinggi.
- Sektor teknologi dan kesehatan (healthcare): Karena inovasi di bidang ini dapat mendorong lonjakan pertumbuhan yang signifikan dalam waktu relatif singkat.
- Investasi spekulatif: Misalnya saham penny, kontrak derivatif, real-estate belum dikembangkan atau ekuitas swasta yang berisiko tinggi namun potensi keuntungannya besar.
Kriteria Penting Memilih Saham Pertumbuhan
Setelah mengenali jenisnya, berikut ini beberapa kriteria yang penting untuk mengevaluasi saham pertumbuhan secara efektif:
- Return on Equity (ROE): Rasio yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan menghasilkan laba dari ekuitas pemegang saham. Sebuah ROE tinggi menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dengan modal yang tersedia.
- Earnings Per Share (EPS) yang meningkat: Pertumbuhan EPS dapat menjadi indikator bahwa perusahaan menjalankan bisnisnya dengan baik. Namun perlu dipastikan bahwa pertumbuhan itu lahir dari arus kas yang nyata, bukan hanya akuntansi.
- Proyeksi pendapatan (Projected Earnings): Banyak investor pertumbuhan memperhatikan ekspektasi pendapatan masa depan karena hal ini dapat memicu lonjakan harga saham jika hasilnya melebihi ekspektasi.
Tonton: Tarif Impor Amerika Picu PHK Ribuan Pekerja di Pabrik Sepatu Tangerang
Strategi investasi pertumbuhan menawarkan peluang tinggi untuk apresiasi nilai modal, namun juga datang dengan risiko yang lebih besar dibanding strategi yang konservatif.
Sebagaimana dikutip dari Investopedia, memahami karakteristik perusahaan yang memiliki potensi tinggi, mengevaluasi metrik seperti ROE dan EPS, serta memahami konteks sektor sangat penting untuk mengelola risiko dan memperoleh hasil yang maksimal.
Bagi investor yang memiliki horizon jangka panjang dan toleransi risiko lebih besar, investasi pertumbuhan bisa menjadi pilihan yang relevan. Tetapi tetap disarankan untuk melakukan riset menyeluruh atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.
Selanjutnya: Jasindo Syariah Nilai Pelaksanaan Umrah Mandiri Berdampak Positif bagi Asuransi Umrah
Menarik Dibaca: Jadwal Hylo Open 2025 Babak Final, Tiga Wakil Indonesia Siap Rebut Podium Tertinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News