KONTAN.CO.ID - Generasi Z kini menjadi kekuatan baru dalam dunia kerja modern. Banyak di antara mereka yang memilih jalur gig economy.
Apa itu gig economy? Gig economy adalah sistem kerja berbasis proyek atau tugas jangka pendek yang umumnya dilakukan secara mandiri tanpa terikat kontrak tetap.
Contohnya seperti pengemudi ojek online, desainer lepas, penulis konten, hingga pekerja digital di platform freelance.
Baca Juga: Bukan Hoki! Ini 5 Sifat Utama Pembentuk Miliarder Sejati
Model kerja ini menawarkan fleksibilitas waktu dan kebebasan menentukan proyek, namun juga menghadirkan tantangan finansial karena pendapatan yang tidak stabil dan minimnya fasilitas seperti asuransi atau tunjangan.
Dilansir dari Investopedia, ada sejumlah langkah penting yang dapat membantu Gen Z menjaga stabilitas finansial di tengah pendapatan yang fluktuatif.
Pahami Sumber Pendapatan dan Buat Anggaran Fleksibel
Pekerja gig biasanya memiliki penghasilan yang naik turun tergantung jumlah proyek. Karena itu, penting untuk memiliki anggaran yang bisa menyesuaikan kondisi pendapatan setiap bulan.
Gen Z disarankan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran secara rutin agar bisa mengetahui kemampuan finansial sebenarnya.
Dengan begitu, keputusan belanja harian maupun mingguan bisa dilakukan lebih bijak tanpa mengorbankan kebutuhan pokok.
Sisihkan Dana Darurat Lebih Besar dari Rata-Rata
Bagi pekerja yang tidak memiliki penghasilan tetap, dana darurat menjadi pelindung utama. Idealnya, dana tersebut setara enam hingga dua belas bulan biaya hidup.
Uang ini bisa membantu ketika proyek berkurang atau terjadi keadaan darurat. Investopedia menekankan pentingnya menabung secara otomatis setiap kali menerima bayaran agar dana cadangan terus bertambah tanpa terasa berat.
Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Tak Naik Hingga Tahun 2026, Cek Besaran Iuran Terkini
Kelola Pajak dan Asuransi Secara Mandiri
Berbeda dengan karyawan tetap, pekerja gig harus mengatur sendiri pajak penghasilan serta perlindungan asuransi.
Gen Z perlu menyisihkan sebagian pendapatan, misalnya 25 hingga 30 persen, untuk membayar pajak tahunan.
Selain itu, memilih asuransi kesehatan atau asuransi kecelakaan kerja secara mandiri juga penting untuk menjaga keamanan finansial di masa depan.
Hindari Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup digital yang cepat membuat Gen Z rentan terhadap godaan konsumsi berlebihan. Kemudahan berbelanja online dan tren media sosial sering kali mendorong pengeluaran impulsif.
Agar keuangan tetap sehat, biasakan menunda pembelian barang yang tidak mendesak dan prioritaskan kebutuhan produktif seperti pelatihan keterampilan atau peralatan kerja.
Bangun Kebiasaan Investasi Sejak Dini
Meski penghasilan tidak selalu stabil, Gen Z tetap bisa berinvestasi dalam jumlah kecil tetapi rutin. Instrumen seperti reksa dana, saham, atau akun pensiun mandiri dapat menjadi pilihan untuk membangun kekayaan jangka panjang.
Konsistensi jauh lebih penting daripada jumlah setoran awal, karena waktu akan bekerja sebagai pengali keuntungan melalui bunga majemuk.
Diversifikasi Penghasilan dan Keterampilan
Mengandalkan satu platform atau klien saja bisa berisiko tinggi. Oleh karena itu, penting bagi pekerja muda untuk memiliki lebih dari satu sumber pendapatan, misalnya mengajar online sambil menjadi desainer lepas.
Selain itu, memperdalam keterampilan digital seperti data analytics, desain, atau pemasaran daring dapat membuka lebih banyak peluang kerja dan meningkatkan nilai diri di pasar freelance.
Tonton: Permintaan Emas Dunia Capai Rekor Tertinggi di Kuartal III, Tembus 1.313 Ton!
Belajar Mengelola Keuangan Secara Profesional
Sebagai generasi yang melek teknologi, Gen Z bisa memanfaatkan berbagai aplikasi keuangan untuk mencatat transaksi dan memantau investasi.
Sikap disiplin seperti seorang CFO pribadi juga penting, di mana setiap keputusan keuangan didasarkan pada data, bukan emosi.
Dengan pendekatan ini, pekerja gig dapat menikmati kebebasan tanpa mengorbankan kestabilan finansial.
Bekerja di gig economy memberi Gen Z kebebasan yang tidak dimiliki generasi sebelumnya, tetapi kebebasan itu juga menuntut tanggung jawab finansial yang lebih besar.
Dengan menerapkan strategi keuangan yang matang, pekerja muda dapat menikmati fleksibilitas karier sekaligus menyiapkan masa depan yang aman dan sejahtera.
Selanjutnya: Ketentuan Ganjil Genap Jakarta 1 November 2025: Berlaku atau Tidak?
Menarik Dibaca: Promo JSM Alfamidi Periode 1-2 November 2025, Kecap Sedaap Mulai Rp 8.200
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News