Memilih perencana keuangan

Senin, 23 Agustus 2010 | 17:36 WIB   Reporter: Astri Kharina Bangun
Memilih perencana keuangan


JAKARTA. Idealnya, setiap orang menyusun sendiri rencana keuangan masing-masing. Namun, tidak perlu berkecil hati jika Anda kesulitan menyusun rencana keuangan bagi diri sendiri. Maklum, dalam kenyataan sehari-hari, banyak orang yang tidak punya waktu atau pengetahuan memadai untuk menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri. Ada juga orang yang kesulitan menjaga komitmen.

Nah, bila termasuk dalam kelompok tersebut, Anda bisa meminta jasa perencana keuangan. "Harus diakui, merencanakan keuangan tidak gampang. Ada orang yang bisa memajukan keuangan perusahaan, tapi tidak bisa mengelola keuangan diri sendiri," ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia.

Secara garis besar, tugas perencana keuangan adalah membantu klien mengukur kemampuan finansial serta memberikan pendampingan dalam memilih produk keuangan atau jenis investasi. Anda tidak perlu pusing menghitung dan memproyeksi alokasi dana untuk mencapai berbagai tujuan keuangan Anda. "Dengan pendampingan perencana keuangan, klien punya pegangan. Tidak bingung dengan isu atau omongan orang," imbuh Eko.

Perencana keuangan Muhamad Ichsan menambahkan, perencana keuangan wajib mempresentasikan hak dan kewajiban ke kliennya dalam pertemuan pertama. Selanjutnya, perencana keuangan akan mengumpulkan data dan informasi klien, mulai dari informasi dasar seperti biografi sampai informasi keuangan, semacam penerimaan dan pengeluaran rutin. Perencana keuangan kemudian mengembangkan hasil analisis terhadap kliennya itu menjadi rekomendasi strategi.

Fase berikutnya adalah mengimplementasikan strategi yang sudah disiapkan. Tentu saja, perencana keuangan juga berkewajiban memantau implementasi dari rencana itu. Apakah target si klien sudah tercapai? Atau, apakah ada pos pengeluaran yang perlu dipangkas?

Dalam kegiatan perencanaan keuangan itu sendiri, ada dua tujuan yang paling penting. Yaitu, investasi dan proteksi. "Perencana keuangan membantu jangan sampai klien hanya mencapai satu tujuan utama, sementara tujuan yang lain tidak teraih," papar Ichsan.

Tawaran Terbatas

Jika tertarik menggunakan jasa perencana keuangan, tentu Anda harus memilih yang paling sesuai. Selain mengetahui hal-hal dasar, seperti jenis layanan atau tarif, Anda juga perlu memahami hubungan antara perencana keuangan dan perusahaan jasa keuangan. Saat ini, ada perencana keuangan yang independen atau tidak terkait dengan lembaga keuangan, serta ada perencana keuangan yang terafiliasi alias bekerja untuk perusahaan keuangan tertentu.

Tentu, perencana keuangan independen punya ruang gerak yang lebih luas dalam memberikan rekomendasi produk keuangan ke klien. "Kami bisa menawarkan produk yang tidak ada di penasihat keuangan terafiliasi. Misalnya, investasi di properti,” kata Eko.

Cara kerja di antara penasihat keuangan independen memang tidak harus identik. Ada perencana keuangan independen yang bersedia memberi rekomendasi ke klien tentang produk investasi yang pas. Memang, tugas si perencana di sini hanya sebatas memberi masukan. Si klien tetap pegang kendali.

Namun, ada pula perencana keuangan independen yang lebih suka memberikan rekomendasi secara umum. "Kalau klien sudah punya referensi atas sebuah produk dan mereka meminta saran saya, baru saya berikan," ujar Muhamad Ichsan dari Prime Planner.

Dari segi biaya, menggunakan jasa perencana keuangan independen memang lebih mahal daripada jasa perencana keuangan terafiliasi. Maklumlah, perencana keuangan terafiliasi biasanya bekerja untuk bank, perusahaan sekuritas atau perusahaan asuransi.

Tentu, penasihat keuangan terafiliasi hanya menawarkan produk-produk yang dimiliki perusahaan tempat ia bekerja. "Biaya jasanya gratis, karena dapat kompensasi dari perusahaan," ujar Tri Djoko Santoso, perencana keuangan dari Panin Life yang juga Ketua Financial Planning Standards Board Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Cipta Wahyana
Terbaru