Kiat Menyusun Rencana Keuangan Sendiri

Selasa, 10 Agustus 2010 | 12:39 WIB   Reporter: Astri Kharina Bangun
Kiat Menyusun Rencana Keuangan Sendiri


JAKARTA. Gaji naik tidak berarti bebas masalah keuangan. Demikian pengalaman Amir, seorang manajer tingkat menengah. Ini seperti ironi bagi Amir karena problem finansial justru muncul setelah ia menyandang posisi manajer dan mendapatkan gaji belasan juta rupiah. Padahal, tahun-tahun pertama berkarier, Amir mudah saja menyimpan penghasilan.

Sejatinya, banyak dari kita yang mengalami masalah sama seperti Amir. Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Endarto, dalam bukunya Rahasia Mudah Mengelola Gaji, menggambarkan perubahan status pribadi dan sosial berbanding lurus dengan jumlah pengeluaran. Sementara, penghasilan dan kenaikan gaji berbanding terbalik dengan pengeluaran.

Maka, perlu perencanaan keuangan pribadi yang masak. Eko mengakui, perencanaan keuangan memang rumit. "Tapi, bisa dipelajari," ujarnya.

Perencana keuangan Muhamad Ichsan membenarkan pandangan Eko. Menurut pria yang memimpin lembaga perencana keuangan Prime Planner ini, setiap orang bisa membuat anggaran pribadi masing-masing.

Tahap-tahap perencanaan keuangan bisa diringkas sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan penggunaan uang

Pada tahap ini, Anda perlu menyusun daftar keinginan Anda yang membutuhkan dana. Tidak perlu membatasi daftar keinginan itu. Bisa saja daftar tersebut terdiri dari hal yang mendasar, seperti membeli rumah, hingga hal bersifat menghibur, semacam liburan.

Yang perlu diingat dalam tahap ini, jangan melupakan kebutuhan yang baru muncul di masa depan. Ambil contoh, biaya pendidikan anak bagi pasangan yang memiliki bayi.

2. Menyusun prioritas

Dari sedemikian banyak item yang tercantum dalam wish list Anda, tentu tidak semua harus dipenuhi. Ini sesuai dengan prinsip pemasukan manusia terbatas, sementara pengeluaran tidak ada batasnya.

Ini berarti, Anda harus menunda atau bahkan membuang sejumlah item yang ada dalam daftar Anda. Tahapan ini biasa disebut juga menyusun prioritas penggunaan uang.

Eko menyarankan, dalam tahap ini Anda menyusun anggaran pengeluaran ke dalam empat kategori prioritas. Kategori pertama adalah pengeluaran untuk keperluan sosial keagamaan, yang besar nilainya maksimal 10% dari total gaji.

Kategori kedua, cicilan utang, dengan porsi maksimal 30% dari gaji. Ketiga, untuk investasi dan proteksi minimal 20% dari gaji. Keempat, untuk kebutuhan hidup dengan porsi 40%.

Eko punya alasan mengapa menempatkan kebutuhan hidup sebagai kategori terakhir. "Bagian ini adalah yang paling fleksibel, karena banyak pilihan," tutur Eko. Ia mengambil contoh anggaran untuk makan. Anda bisa mengatur mau makanan yang harganya berapa. Contoh lainnya transportasi.

Besaran porsi anggaran kebutuhan hidup juga fleksibel. Eko menjelaskan, bagi mereka yang tidak punya kewajiban melunasi utang, mungkin saja anggaran kebutuhan hidup diperbesar menjadi 70% dari total gaji. Singkatnya, jika tiga kelompok anggaran lain tidak terpakai seperti yang direncanakan semula, kelebihannya bisa dialihkan sebagai bujet kebutuhan hidup.

3. Merancang daftar pengeluaran

Sebuah rencana tentu tidak lepas dari proses evaluasi. Khusus untuk perencanaan keuangan, kegiatan evaluasi yang paling penting adalah memonitor seluruh pengeluaran. Itu sebabnya, Eko menyarankan agar Anda mencatat seluruh pengeluaran Anda. Dokumentasi pengeluaran ini bisa menjadi bahan penyusunan rencana keuangan berikutnya.

Anda juga jangan lupa memilah catatan pengeluaran sesuai kategori anggaran. Jadi, catatan pengeluaran sumbangan amal, ya, dimasukkan ke kelompok anggaran sosial-keagamaan. Pembayaran kartu kredit juga ditempatkan dalam catatan biaya pelunasan utang.

Jika Anda telah memiliki catatan pengeluaran rutin, paling tidak selama tiga bulan akan lebih mudah untuk menyusun rencana keuangan. Alasannya, Anda bisa membaca pola pengeluaran pribadi, baik yang rutin maupun yang non-rutin.

4. Menyusun Implementasi

Tahap berikutnya adalah menyusun model implementasi. Ada tiga model yang disarankan Eko. "Membuat kalender duit, menyusun sistem amplop, atau rekening komitmen," saran dia.
Kalender duit adalah catatan pengeluaran pasti. Sedang pengeluaran tidak pasti harus dicadangkan pada pos khusus.

Sistem amplop adalah membagi seluruh penerimaan ke minimal empat amplop, sesuai empat prioritas. Masing-masing prioritas bisa diturunkan lagi ke dalam beberapa amplop tergantung dari perincian.

Jika Anda merasa sistem amplop terlalu ribet, rekening komitmen bisa dicoba, yakni dengan membagi dua rekening. "Pertama, rekening untuk jangka pendek, yaitu untuk kebutuhan hidup dan sosial keagamanan. Kedua, rekening untuk jangka panjang, yakni utang dan investasi," jelas Eko.

Tingkat bunga

Jika rencana keuangan yang Anda susun mencakup masa depan, seperti biaya pendidikan anak, jangan melupakan konsep nilai waktu uang. Time value of money mengacu perubahan nilai uang seiring dengan perjalanan waktu. Yang mempengaruhi perubahan nilai uang seperti inflasi dan tingkat bunga.

Jika Anda malas menghitung sendiri, Anda dapat memanfaatkan software keuangan dan investasi. Kebanyakan paket software finansial zaman sekarang menyediakan fasilitas itu, mulai dari menghitung kebutuhan dana pendidikan hingga mencatat portofolio investasi.

Yang lebih sulit dalam penyusunan perencanaan keuangan bukanlah tools atau rumus-rumus yang jelimet. Ichsan menegaskan, hanya ada dua faktor yang kerap menghambat seseorang menyusun perencanaan keuangan. "Dia punya waktu atau enggak? Dia mau atau tidak?" ujar dia.

Padahal, penyusunan sendiri, tidak rumit. "Paling lama satu jam saja," tandas Ichsan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Cipta Wahyana

Terbaru