Di sisi lain, pasar masih mewaspadai risiko gelombang kedua virus corona yang bisa menurunkan kembali aktivitas ekonomi, menyusul peningkatan kasus di sejumlah negara termasuk China.
Di samping itu, ketegangan geopolitik regional di Asia antara Korea Utara dan Korea Selatan serta China dan India juga bisa menahan penguatan rupiah terhadap dollar negeri uak Sam.
Senada, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, faktor eksternal bakal lebih banyak memengaruhi pergerakan rupiah akhir pekan ini, Jumat (19/6).
Baca Juga: Rupiah berpotensi menguat lagi menjelang akhir pekan
Sebab, penyokong penguatan rupiah kemarin sentimen global. "Rupiah menguat karena faktor eksternal, terkait prospek pelemahan ekonomi AS yang kembali menekan dollar AS," kata Reny, Kamis (18/6).
Tambah lagi, Reny menyebutkan, tren penurunan indeks dollar terus berlanjut, sehingga mendorong capital inflow ke emerging market termasuk Indonesia. Untuk itu, rupiah masih akan melanjutkan penguatan hari ini.
Prediksi Reny, pendukung penguatan rupiah Jumat (19/6) adalah sentimen domestik. Yakni, keputusan BI memangkas suku bunga acuan sesuai ekspektasi pasar, sebesar 25 basis poin.
Baca Juga: Gubernur BI: Rupiah masih undervalued dan berpotensi terus menguat atas dolar AS
"Untuk hari ini, range perdagangan 13.990 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News