RUPIAH HARI INI - JAKARTA. Kurs dollar rupiah hari ini (9/6) masih berpotensi di posisi di bawah Rp 14.000. Meski melemah tipis 0,05% pada perdagangan Senin (8/6) di pasar spot, rupiah ada di level Rp 13.885 per dollar AS.
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah justru menguat terhadap dollar AS. Mata uang Garuda tercatat menguat 1,02% ke level Rp 13.956 per dollar negeri uak Sam pada Senin (8/6).
Bagaimana dengan prospek rupiah terhadap dollar AS hari ini? Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, rupiah kemungkinan memiliki kecenderungan untuk melemah atas dollar AS.
Baca Juga: Ekonom IKS yakin rupiah bergerak di kisaran Rp 13.700-Rp 14.000 per dolar AS di Juni
Salah satu sentimennya adalah kemungkinan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang menjaga suku bunga di level 0%-0,25%.
“Kemungkinan para spekulan akan taking profit ditambah dengan suku bunga The Fed yang diproyeksikan tetap. Dollar AS akan kembali menguat sehingga menekan rupiah,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (8/6).
Tambah lagi, Sutopo menyebutkan, jika demo dan kerusuhan yang masih terjadi di AS semakin meluas dan berlangsung lama, akan mengakibatkan bursa saham terkoreksi dan membuat dollar AS menguat.
Sementara Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana justru melihat rupiah punya potensi untuk kembali menguat pada perdagangan hari ini. Sebab, kemungkinan aliran dana asing akan kembali masuk ke Indonesia.
Baca Juga: Cadev naik di Mei 2020, rupiah diramal bisa menguat ke Rp 13.500 per dolar AS
Belum akan kembali ke level Rp 14.000
“Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) besok diperkirakan akan kembali ramai peminat. Ini menjadi salah satu pemicu akan membaiknya ekonomi Indonesia dan rupiah akan diuntungkan dengan kondisi tersebut,” ujar Fikri ke Kontan.co.id.
Fikri memperkirakan, rupiah hari ini akan berada di rentang Rp 13.800-Rp 14.100 per dollar AS. Sedang hitungan Sutopo, rupiah nakal ada di kisaran Rp 13.900-Rp 14.100 per dollar AS.
Bahkan, Fikri menyatakan, rupiah belum akan kembali ke level Rp 14.000 per dollar AS dalam pekan ini. “Dari sisi yield SUN Indonesia juga termasuk yang sangat prospektif," kata dia.
Baca Juga: Cadangan devisa Mei 2020 naik, ekonom Bank Permata ramal rupiah di Rp 13.800
Ekonom IKS Eric Sugandi menilai, cadangan devisa Indonesia yang akan kembali meningkat bulan ini bakal menguatkan otot rupiah. “Di bulan ini, cadangan devisa masih bisa naik ke US$ 131 miliar-US$ 132 miliar," katanya kepada Kontan.co.id.
Karena itu, dia memproyeksikan rupiah akan menguat ke level Rp 13.700 sampai Rp 14.000 per dollar AS pada Juni 2020.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2020 naik US$ 2,6 miliar menjadi US$ 130,5 miliar dibanding April lalu sebesar US$ 127,9 miliar. Pendorongnya: penarikan utang luar negeri pemerintah dan penempatan valuta asing perbankan di BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News