CLOSE [X]
Anggaran

Ini Delapan Tips Ampuh Lindungi Akun Mobile Banking dari Kejahatan Digital

Rabu, 19 November 2025 | 22:57 WIB
Ini Delapan Tips Ampuh Lindungi Akun Mobile Banking dari Kejahatan Digital

ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rata-rata ada 822 laporan kejahatan finansial setiap hari. Kontan. Photo: Shutterstock.com


Reporter: Harris Hadinata  | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya risiko keamanan digital membuat perlindungan akun keuangan digital menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar. Apalagi, di era digital ini, transaksi melalui mobile banking makin jadi bagian keseharian nasabah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rata-rata ada 822 laporan kejahatan finansial setiap hari, atau sekitar 26.463 laporan per bulan. Ini menegaskan pentingnya edukasi dan proteksi yang mudah diakses agar rekening dan identitas nasabah tetap aman.

Salah satu kejahatan digital yang paling sering terjadi pada nasabah bank adalah account takeover (ATO). Pelaku mengambil alih akun digital nasabah, mulai dari mobile banking, dompet digital, hingga akun yang terhubung dengan layanan finansial lain.

ATO juga dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang, seperti pencurian identitas, memburuknya kualitas kredit, hingga penyalahgunaan akun untuk aktivitas ilegal.

Baca Juga: Minat Investasi di Properti untuk Kebutuhan Masa Pensiun Mulai Menurun

Karena itu, seiring perkembangan teknologi perbankan digital, perbankan kini juga aktif mengupayakan perlindungan bagi nasabahnya. Salah satunya dilakukan Bank DBS Indonesia.

Bank DBS Indonesia meluncurkan kampanye Behind The Scam sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kesadaran nasabah terhadap risiko penipuan digital yang terus berkembang. “Di Bank DBS Indonesia, keamanan nasabah adalah prioritas utama kami,” ujar Imelda Widjaja, Direktur Kepatuhan Bank DBS Indonesia, dalam keterangan resmi, Rabu (19/11/2025).

DBS menjaga keamanan nasabah melalui penguatan kontrol internal, pemantauan berlapis, serta edukasi berkelanjutan kepada nasabah. “Kami memastikan standar keamanan yang selalu berada di level tertinggi,” imbuh Imelda.

Melindungi akun digital tidak hanya soal teknologi, tapi juga soal kebiasaan dan strategi yang tepat. Bank DBS Indonesia membagi beberapa tip yang bisa dilakukan nasabah agar akun tetap aman dari risiko ATO.

Baca Juga: Manajemen Gaji: Optimalisasi Anggaran dengan Metode 50/30/20

Pertama, aktifkan autentikasi ganda alias two-factor authentication (2FA). 2FA berfungsi sebagai lapisan keamanan tambahan yang efektif.

Meski kata sandi diketahui pihak lain, akses ke akun tetap memerlukan verifikasi tambahan, misalnya kode yang dikirim ke ponsel. Selain itu, 2FA menjadi langkah penting untuk melindungi data sensitif sekaligus menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi maupun bisnis.

Selalu waspada

Kedua, gunakan kata sandi kuat dan unik. Idealnya, kata sandi harus berbeda untuk setiap akun, dengan kombinasi huruf besar‑kecil, angka, dan simbol. Kombinasi ini akan menyulitkan peretas, sehingga peluang mereka berhasil semakin kecil.

Untuk memudahkan pengelolaan, gunakan password manager, agar semua kata sandi tersimpan aman tanpa perlu diingat satu per satu.

Baca Juga: 4 Kebiasaan Finansial Agar Pensiun Tenang dan Bebas Cemas

Ketiga, manfaatkan teknologi biometrik untuk menambah lapisan keamanan ekstra. Misalnya sidik jari atau wajah. Karakteristik fisik unik tidak dapat ditiru oleh pelaku, sehingga akun akan lebih terlindungi dari pengambilalihan.

Keempat, waspada sebelum klik tautan yang tidak terverifikasi. Kasus penipuan akibat mengklik tautan yang tidak terverifikasi semakin marak terjadi.

Modusnya pun kian canggih, membuat banyak orang sulit membedakan mana tautan resmi dan mana yang palsu. Karena itu, sebelum membuka tautan apa pun, pastikan tautan tersebut benar-benar resmi.

Kelima, jangan membagikan informasi sensitif sembarangan. Terkadang, masih ada yang terkecoh dan memberikan informasi sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, dan One-Time Password (OTP) kepada penipu.

Baca Juga: Belajar Investasi: Strategi Warren Buffett vs George Soros

Padahal, bahkan dalam proses konsultasi resmi sekalipun, Anda tidak pernah diminta untuk memberikan data pribadi, terutama kata sandi dan OTP. Karena itu, jika Anda mengalami situasi seperti ini, tetap waspada dan jangan pernah membagikan informasi tersebut. Besar kemungkinan, itu adalah modus penipuan.

Keenam, lindungi koneksi internet. Berhati-hatilah saat menggunakan Wi-Fi publik, karena koneksi yang tidak aman bisa dimanfaatkan untuk mencuri data. Gunakan Virtual Private Network (VPN) agar koneksi terenkripsi dan informasi pribadi tetap aman meski terhubung di jaringan bersama.

Ketujuh, terapkan aturan “sepuluh-dua”. Maksudnya, sebelum merespons permintaan mendesak, luangkan 10 menit untuk berpikir dan konsultasikan dengan dua orang tepercaya.

Baca Juga: Laporan Manulife, Pensiunan Indonesia Paling Optimistis Hadapi Masa Depan

Langkah ini memberi diri waktu untuk menilai risiko dapat mencegah kesalahan yang sering baru disadari setelah terlambat.

Kedelapan, pastikan informasi berasal dari kanal resmi. Informasi yang beredar di luar kanal terpercaya sering kali tidak dapat dijamin kebenaran maupun keamanannya.

Karena itu, selalu pastikan pesan dikirim oleh lembaga resmi melalui nomor atau email yang sah. Langkah sederhana ini dapat membantu meminimalkan risiko penipuan.

Selanjutnya: Pemimpin Daerah Didorong Adaptif dan Profesional Melalui Program KPPD

Menarik Dibaca: 12 Cara Simpel Agar Dapur Anda Lebih Nyaman, Fungsional, dan Bikin Betah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru