Manajemen Gaji: Optimalisasi Anggaran dengan Metode 50/30/20

Minggu, 16 November 2025 | 12:30 WIB
Manajemen Gaji: Optimalisasi Anggaran dengan Metode 50/30/20

ILUSTRASI. Manajemen Gaji: Optimalisasi Anggaran dengan Metode 50/30/20.


Sumber: Investopedia  | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Manajemen keuangan pribadi sangat penting agar pendapatan dapat digunakan secara terarah dan tidak habis tanpa tujuan.

Salah satu metode yang paling populer dan mudah diterapkan adalah aturan anggaran 50 30 20. Pendekatan ini sederhana, fleksibel, dan banyak digunakan di berbagai negara sebagai pedoman pengelolaan pendapatan bulanan. 

Melansir dari Investopedia, aturan ini membagi pendapatan bersih menjadi tiga kategori besar, yaitu kebutuhan pokok, keinginan, serta tabungan dan pembayaran utang jangka panjang.

Baca Juga: Panduan Lengkap Menyusun Anggaran Keuangan Pribadi yang Efektif

Pembagian ini memudahkan Anda memetakan prioritas setiap bulan sehingga tidak ada pengeluaran yang tumpang tindih. Selain itu, metode ini membantu menjaga keseimbangan antara gaya hidup dan keamanan finansial jangka panjang.

Karena bentuknya yang jelas dan terstruktur, aturan 50 30 20 sering direkomendasikan bagi pekerja pemula, keluarga muda, maupun individu yang sedang memperbaiki kondisi keuangannya.

Apa Itu Aturan 50 30 20

Aturan 50 30 20 adalah strategi pengelolaan pendapatan bersih dengan membaginya ke dalam tiga kelompok utama. Panduan ini dijelaskan oleh Investopedia sebagai sistem anggaran sederhana yang dapat diterapkan oleh siapa saja.

Strukturnya adalah sebagai berikut:

  • 50 persen untuk kebutuhan pokok
  • 30 persen untuk keinginan atau gaya hidup
  • 20 persen untuk tabungan dan pelunasan utang jangka panjang

Metode ini memberikan batasan yang jelas sehingga Anda tetap bisa memenuhi kebutuhan dasar, menikmati hidup, dan menyiapkan masa depan secara bersamaan.

Rincian Kategori 50 Persen Kebutuhan Pokok

Kategori kebutuhan pokok mencakup seluruh pengeluaran yang wajib dibayar secara rutin setiap bulan. Jenis pengeluarannya antara lain:

  • Sewa rumah atau cicilan KPR
  • Tagihan listrik, air, internet, dan telepon
  • Belanja sembako dan kebutuhan harian
  • Transportasi rutin seperti bensin atau ongkos komuter
  • Asuransi kesehatan
  • Pembayaran cicilan

Jika total kebutuhan pokok melebihi 50 persen dari pendapatan, Investopedia menyarankan agar melakukan penyesuaian gaya hidup. Misalnya, memilih tempat tinggal yang lebih terjangkau, menggunakan transportasi umum, atau meninjau ulang pengeluaran rutin yang tidak terlalu penting.

Baca Juga: Tips Keuangan Freelance Gen Z: Stabilitas dan Pertumbuhan

Rincian Kategori 30 Persen Keinginan

Bagian keinginan merupakan pengeluaran yang tidak wajib, tetapi meningkatkan kenyamanan hidup. Contohnya antara lain:

  • Makan di restoran atau kafe
  • Liburan dalam kota atau luar kota
  • Keanggotaan gym atau aktivitas hobi
  • Gadget atau barang pelengkap gaya hidup
  • Layanan hiburan seperti streaming

Kategori ini penting agar anggaran tidak terasa terlalu kaku. Dengan porsi yang terkendali, Anda tetap dapat menikmati hiburan tanpa mengganggu dana kebutuhan atau tabungan.

Rincian Kategori 20 Persen Tabungan dan Pelunasan Utang

Alokasi 20 persen diarahkan untuk memperkuat kondisi keuangan jangka panjang. Bentuknya mencakup:

  • Tabungan dana darurat minimal tiga sampai enam bulan pengeluaran
  • Investasi jangka panjang
  • Pembayaran utang tambahan di luar cicilan minimum

Investopedia menganjurkan agar proses menabung dilakukan secara otomatis agar tidak terlewat. Dengan cara ini, dana masa depan akan terus bertambah tanpa perlu menunggu sisa dari pengeluaran bulanan.

Manfaat Utama dari Aturan Ini

  • Sederhana dan mudah diterapkan karena persentasenya sudah ditentukan
  • Memberikan keseimbangan antara kebutuhan, keinginan, dan masa depan
  • Membantu fokus pada keamanan finansial melalui tabungan dan investasi
  • Fleksibel karena dapat disesuaikan ketika biaya hidup atau pendapatan berubah

Cara Menerapkannya

Anda dapat mulai menerapkan aturan ini dengan langkah berikut:

  • Hitung pendapatan bersih setelah pajak dan potongan.
  • Lacak seluruh pengeluaran selama satu sampai dua bulan untuk melihat pola biaya.
  • Kelompokkan pengeluaran ke dalam kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
  • Buat otomatisasi tabungan langsung setelah gaji diterima.
  • Evaluasi secara rutin ketika terjadi perubahan pendapatan atau biaya hidup.
  • Sesuaikan proporsi bila kebutuhan pokok melebihi batas, misalnya dengan mengurangi porsi keinginan.

Tonton: Menkop Bantah Isu Proyek Semu Kopdes Merah Putih: 80.000 Itu Akta atau Badan Hukum

Contoh Penerapan

Misalkan seseorang bernama Dimas memiliki pendapatan bersih Rp 10 juta per bulan. Berdasarkan aturan 50 30 20:

  • 50 persen untuk kebutuhan = Rp 5.000.000
  • 30 persen untuk keinginan = Rp 3.000.000
  • 20 persen untuk tabungan dan utang = Rp 2.000.000

Dimas kemudian menyiapkan setoran otomatis Rp 2.000.000 setiap bulan ke rekening tabungan dan melakukan peninjauan ulang ketika pendapatannya berubah atau ada peningkatan biaya hidup.

Selanjutnya: Wika Gedung (WEGE) Bangun Kantor OJK Sumatra Utara, Nilai Kontrak Rp 144,37 Miliar

Menarik Dibaca: Apakah Timun Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi atau Tidak? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Terbaru