Indonesia terancam resesi, ini tips ubah kebiasaan konsumtif agar dompet tetap sehat

Kamis, 08 Oktober 2020 | 08:23 WIB Sumber: Kompas.com
Indonesia terancam resesi, ini tips ubah kebiasaan konsumtif agar dompet tetap sehat

ILUSTRASI. Indonesia terancam resesi, ini tips ubah kebiasaan konsumtif agar dompet tetap sehat. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.


RESESI EKONOMI - Jakarta. Pandemi virus corona merontokkan perekonomian global dan menyebabkan resesi ekonomi di banyak negara. Indonesia juga terancam masuk jurang resesi ekonomi karena pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 negatif 5,3%.

Di tengah ancaman jurang resesi ekonomi, masyarakat harus pandai mengatur keuangan. Kebiasaan konsumsi harus diubah agar pengeluaran tidak membengkak.

Berikut ini ada beberapa tips mengubah kebiasaan konsumtif dari laman Highsnobiety agar keuangan pribadi tetap sehat selama berada di jurang resesi ekonomi.

1. Pakai botol air minum yang reusable

Memakai botol air minum yang bisa digunakan kembali (reusable) mencegah kita untuk membeli air kemasan plastik terus-menerus. Selain bisa mengurangi sampah, kita juga jadi berhemat pengeluaran.

Sejumlah merek fesyen ternama sudah mulai terjun dalam langkah hidup keberlanjutan ini. Misalnya saja Prada yang mengeluarkan botol air minum berbahan logam pada bulan Maret. Kemudian, brand Off-White ™ yang merilis kantung botol tahun lalu.

Baca juga: Ini senjata baru India untuk menghadapi kapal selam China yang semakin banyak

2. Membeli barang-barang bekas

Terkadang kita tidak harus selalu membeli barang-barang baru. Cobalah melihat barang-barang bekas yang mungkin memiliki gaya vintage, serta harga yang murah meriah.

Semakin banyak juga brand yang memperbarui produk bekas mereka untuk dikembalikan lagi ke pasar seperti The North Face, Patagonia, Levi's dan Arc'teryx. Mereka tetap menjamin ketahanan barang-barang lama tersebut.

Membeli barang-barang bekas memamg bisa sangat berisiko. Seperti membeli tas Louis Vuitton bekas yang mungkin lebih cepat rusak. Tapi dengan cara ini kita mengurangi sifat konsumtif.

3. Cermat memilih produk yang berkelanjutan

Banyak produk yang mengklaim bahwa mereka penganut dari paham hidup berkelanjutan. Sayangnya, klaim itu tidak dibarengi dengan langkah yang nyata. Maka, kita perlu cermat lagi dalam memilih produk yang benar-benar memiliki makna keberlanjutan sesungguhnya. Apakah produk tersebut bisa bertahan lama? Lalu, bahan apa yang digunakan?

4. Beralih menggunakan bahan yang berkelanjutan

Wol merino adalah bahan pakaian dengan teknologi alami yang elastis, anti-mikroba, anti-air, dan dapat menyerap air atau keringat. Bahan yang diproduksi untuk bertahan lama ini juga sangat ringan dan hangat.

Nilai plusnya, wol merino didapatkan dengan mencukur bulu domba merino, jadi bebas dari kekejaman dan benar-benar bermanfaat bagi hewan tersebut. Selain itu beberapa produk juga mulai mencari alternatif bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti serat bambu, rami dan lainnya.

Baca juga: Inilah 7 makanan untuk penderita penyakit ginjal yang mudah didapatkan

5. Menyewa pakaian

Menyewa pakaian adalah cara yang tepat jika kita merasa tidak bakal sering memakainya. Menyewa pakaian formal atau pakaian adat telah lama menjadi praktik yang diterima secara sosial.

Perusahaan seperti Higher Studio, HURR, By Rotation, dan The Nu Wardrobe memungkinkan pelanggan untuk menyewa barang-barang yang mereka perlukan dan menukarnya secara teratur. Ini akan membuat lemari pakaian kita tetap rapi dan mencegah kita membeli barang tidak bermanfaat.

6. Batasi kebiasaan membeli sneaker

Jangan membeli sepatu sneaker hanya karena ingin terlihat gaul dan sebatas mau pamer saja. Hal itu bisa membuat kita mudah bosan yang akhirnya bakal konsumtif lagi buat terus membeli. Tidak ada salahnya menjadi pecinta sneaker, tapi tetaplah bijaksana. Batasi pembelian sneaker atau mencari brand yang punya program menarik tentang produk sneaker daur ulang.

Baca juga: 5 Makanan peningkat daya tahan tubuh anak agar terhindar dari corona

7. Pikir dulu sebelum membeli baju

Sama dengan kebiasaan membeli sneaker, kita mesti memikirkan dulu kebutuhan dan manfaat apa yang didapatkan sebelum membeli baju baru.

8. Jangan membeli barang selama satu tahun

Jika siap untuk melakukan sesuatu yang ekstrim, berkomitmenlah untuk tidak membeli pakaian atau sepatu baru selama setahun penuh. Melakukan hal ini akan memberi kita waktu untuk menikmati apa yang kita miliki sekarang dan mempertimbangkan kembali kebutuhan.

Itulah cara ubah kebiasaan konsumsi untuk menghadapi resesi ekonomi. Silakan dicoba satu per satu, agar arus keuangan kamu selama resesi ekonomi tetap sehat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Langkah yang Perlu Dilakukan Agar Gaya Hidupmu Tidak Konsumtif"

Penulis : Ryan Sara Pratiwi
Editor : Wisnubrata

Selanjutnya: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dapat kabar baik dari Amerika Serikat

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Adi Wikanto
Terbaru