RESESI EKONOMI - Resesi adalah hal yang kemungkinan akan dialami oleh sebagian besar negara-negara di dunia saat pandemi corona, termasuk Indonesia. Dampak corona virus disease 2019 (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia semakin dalam.
Di kuartal III-2020, pemerintah meyakini ekonomi Indonesia berada di zona negatif. Bila terjadi, secara teknikal ekonomi Indonesia masuk jurang resesi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan proyeksi pemerintah, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 berada di rentang minus 2,8% hingga minus 1%. Dus, ekonomi sepanjang tahun 2020 diprediksi ambles minus 0,6% bahkan bisa hingga kontraksi 1,7%.
“Negative teritory akan terjadi di kuartal III dan mungkin masih berlangsung di kuartal IV yang kita upayakan akan tetap dekat dengan 0% di level positif. Semua forecast ini bagaimana perkembangan kasus Covid-19 dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN dikutip Kontan.co.id, Selasa (22/9).
Baca Juga: Menkeu prediksi ekonomi Indonesia bisa minus hingga 2,8% di kuartal III
Pengertian resesi
Dikutip dari Forbes pada 1974, ekonom Julius Shiskin mendefinisikan resesi adalah penurunan produk domestik bruto (PDB) yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Resesi dapat terjadi karena penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Sementara para ahli menyatakan, resesi artinya ketika suatu negara mengalami PDB negatif, kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.
Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau dalam ekonomi suatu negara. Lantas, apa yang harus dilakukan saat terjadi resesi?
Baca Juga: AC Impor Menguasai 70% Pasar, Produsen Lokal Mengeluh Tak Dapat Dukungan Pemerintah
5 hal yang harus dilakukan saat resesi
Dirangkum dari bankrate.com, berikut 5 hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi resesi:
1. Tingkatkan tabungan dan dana darurat
Kehilangan pekerjaan juga dapat mempersulit masyarakat untuk membayar pengeluaran sehari-hari. Mempersiapkan dana darurat Anda memungkinkan Anda bisa tetap membeli kebutuhan Anda saat mencari posisi baru.
Selain itu, prioritaskan menabung. Pertama-tama, fokuslah untuk mengisi dana darurat Anda dengan biaya hidup satu bulan. Setelah itu, lunasi utang Anda, dan kemudian fokus untuk membangun cadangan dana selama tiga hingga enam bulan.
Baca Juga: Musim Hujan Datang, Kekhawatiran Pengusaha Bertambah Panjang
2. Kurangi dan tekan pengeluaran
Menekan dan mengurangi pengeluaran merupakan salah satu hal yang harus dilakukan saat resesi. Anda harus memeriksa pengeluaran bulanan dan mengidentifikasi apa saja keperluan yang tidak terlalu dibutuhkan atau mendesak.
Dengan kata lain, utamakan kebutuhan primer dan kesampingkan dulu kebutuhan sekunder apalagi tersier.
3. Atur gaya hidup sesuai kemampuan
Sebaiknya buat anggaran bulanan untuk memastikan bahwa Anda hidup sesuai kemampuan Anda dan tidak mengeluarkan uang berlebihan. Para ahli biasanya merekomendasikan untuk membelanjakan tidak lebih dari 30% dari pendapatan bersih Anda (yaitu, penghasilan setelah pajak) untuk barang-barang pilihan.
Salah satu kebutuhan utama yang harus dibayar antara lain sewa atau kredit rumah, belanja makanan, maupun kebutuhan sehari-hari lainnya. Sementara itu, kurangi makan di luar dan liburan.
Baca Juga: Pelemahan rupiah akan berlanjut setelah adanya sinyal resesi dari Menkeu
4. Lunasi utang
Pandemi virus corona membuat kemerosotan ekonomi hingga berdampak terhadap PHK. Jika Anda khawatir dapat kehilangan pekerjaan, maka melunasi kewajiban Anda seperti utang mungkin akan membuat Anda lebih tenang.
Prioritaskan untuk melunasi utang kartu kredit, kemudian beralihlah ke jenis pinjaman lain, seperti KPR atau KPM. Bahkan jika Anda tidak khawatir kehilangan pekerjaan saat krisis, maka melunasi utang tetap merupakan praktik keuangan yang baik.
5. Tingkatkan keterampilan dan bangun bisnis sampingan
Selama resesi, tingkat pengangguran bagi mereka yang memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang berpendidikan sekolah menengah atas atau lebih rendah.
Fokus bahwa anda memiliki keterampilan yang bisa digunakan oleh perekrut pekerjaan. Selain itu, usahakan juga untuk membangun bisnis sampingan untuk mengamankan penghasilan.
Selanjutnya: Ekonom Core nilai serapan anggaran PEN sulit mencapai 100%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News