Warren Buffett Ungkap Cara Atasi Inflasi lewat Investasi Cerdas

Sabtu, 27 September 2025 | 11:43 WIB
Warren Buffett Ungkap Cara Atasi Inflasi lewat Investasi Cerdas

ILUSTRASI. Warren Buffett Ungkap Cara Atasi Inflasi lewat Investasi Cerdas.


Sumber: Yahoo Finance  | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Inflasi menjadi salah satu masalah ekonomi yang menjadi sorotan. Angka inflasi yang tiap tahunnya cenderung naik membuat masyarakat perlu waspada dengan keuangan mereka

Kondisi ini membuat banyak investor khawatir nilai uang terus tergerus. Dalam situasi seperti ini, nasihat dari investor legendaris Warren Buffett layak diperhatikan.

Sepanjang kariernya di Berkshire Hathaway, Buffett kerap mengulang pesan penting: cara terbaik menghadapi inflasi adalah berinvestasi pada diri sendiri, karena keterampilan dan reputasi tidak bisa “tergerus inflasi”. 

Baca Juga: Daftar Long Weekend 2026: Cek 9 Momen Libur Panjang Akhir Pekan di Indonesia

Namun, selain itu ia juga menekankan dua strategi investasi yang terbukti ampuh di tengah gejolak harga.

Berikut tips untuk berinvestasi saat inflasi, dirangkum dari situs informasi keuangan, Yahoo Finance.

1. Pilih Perusahaan dengan Pricing Power

Buffett menekankan pentingnya berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kemampuan menaikkan harga tanpa kehilangan pelanggan. Inilah yang disebut pricing power.

Perusahaan dengan produk esensial atau merek kuat bisa menjaga margin keuntungan meski biaya naik.

Contohnya adalah Unilever (LSE: ULVR) dengan produk global seperti Hellmann’s, Magnum, dan Dove. Merek-merek ini mendominasi pasar sehingga konsumen tetap setia meskipun harga meningkat. Hal ini memungkinkan perusahaan menjaga keuntungan dan bahkan mengantisipasi dampak inflasi.

Namun, pricing power bukan solusi tunggal. Unilever tetap menghadapi tantangan akibat melemahnya ekonomi dan krisis biaya hidup, sehingga harga sahamnya masih tertahan dalam lima tahun terakhir.

2. Utamakan Perusahaan dengan Modal Rendah

Tips kedua dari Buffett adalah memilih bisnis dengan kebutuhan modal kecil. Saat inflasi tinggi, perusahaan dengan biaya besar, seperti infrastruktur, R&D, dan tenaga kerja, lebih rentan.

Sebaliknya, perusahaan yang tidak banyak membutuhkan investasi fisik lebih fleksibel menghadapi tekanan biaya.

Tonton: Harga Emas Antam Menanjak Hari ini (27 September 2025)

Contoh nyata adalah Rightmove (LSE: RMV), situs properti yang hanya memerlukan sedikit modal untuk operasional karena berbasis digital.

Tahun lalu, margin laba kotor Rightmove mencapai 98%, salah satu yang tertinggi di FTSE 100. Dengan model bisnis ringan aset (asset-light), perusahaan ini mencatat imbal hasil atas aset dan ekuitas yang sangat tinggi.

Meski begitu, bisnis dengan modal rendah juga punya risiko: hambatan masuk yang kecil membuat persaingan bisa muncul kapan saja. Jika ada platform baru yang lebih inovatif, Rightmove bisa kehilangan pangsa pasar.

Warren Buffett menekankan bahwa perusahaan dengan kekuatan harga dan kebutuhan modal rendah adalah pilihan menarik di tengah inflasi tinggi.

Dua karakteristik ini membantu investor melindungi nilai investasi dari kenaikan biaya yang tak terhindarkan.

Selanjutnya: Jadwal Korea Open 2025 & Live Streaming Alwi Farhan vs Jonatan Christie di Semifinal

Menarik Dibaca: Skin Barrier Rusak? Konsumsi 7 Makanan untuk Memperkuat Skin Barrier Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru