Tips Investasi Reksadana bagi Investor Agresif

Rabu, 22 Maret 2023 | 06:46 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Tips Investasi Reksadana bagi Investor Agresif

ILUSTRASI. Ilustrasi investasi reksadana. KONTAN/Muradi/2020/03/10


TIPS INVESTASI - Investor dengan profil risiko agresif merupakan investor yang paling tinggi dalam keberanian mengambil risiko. Artinya investor agresif adalah tipe investor yang paling mendekati konsep high risk high return, memiliki toleransi tinggi terhadap risiko kegagalan dalam berinvestasi.

Biasanya seseorang dengan profil agresif telah melewati berbagai pengalaman dalam berinvestasi, sehingga dengan jam terbang tinggi akan semakin berani dalam memperhitungkan faktor risiko berinvestasi.

Menurut Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting dalam berinvestasi yang penting adalah tahu tujuan investasi dan profil risiko yang agresif bisa ambil produk reksadana yang lebih berisiko seperti reksadana campuran dan reksadana saham.

“Walaupun boleh risiko tinggi, tetap tujuan dan jangka waktu investasi penting, agresif yang punya tujuan jangka pendek, tetap tidak boleh ambil produk risiko tinggi.”ujar Eko.

Jika Anda saat ini termasuk dalam investor agresif, maka Anda bisa menerapkan strategi investasi reksadana yang dibagikan oleh Sherly Sintia CFP, Assistant Consultant di ZAP Finance berikut ini:

  • Investasi secara aktif dan trading plan
  • Pilih reksadana sesuai dengan profil agresif yaitu risiko tinggi
  • Hindari cari cuan tercepat agar tidak terjebak investasi bodong

Sebagai investor agresif yang mematok imbal hasil tinggi dalam berinvestasi, tentu Anda perlu menjalankan strategi investasi yang tepat, termasuk mengatur portofolio penempatan dana guna diversifikasi produk investasi yang dipilih.

Baca Juga: Tips Berinvestasi Reksadana bagi Pemula

Strategi portofolio investasi bagi Anda investor agresif dalam berinvestasi reksadana bisa dengan cara sebagai berikut:

  • Reksadana pasar uang 10%
  • Reksadana pendapatan tetap 10%
  • Reksadana campuran 30%
  • Reksadana saham 50%

Saat memilih reksadana dan mengatur komposisi penempatan dananya, maka Anda perlu memilah-milah pula sesuai dengan jangka waktu dan tujuan investasi. Hal ini guna memudahkan Anda mencairkan produk reksadana saat target imbal hasil investasi sudah tercapai.

Dalam memilih reksadana bagi investor agresif, Eko menyarankan bisa dengan reksadana pendapatan tetap dan reksadana indeks untuk risiko rendah. Lalu terus meningkat ke reksadana campuran dan saham untuk risiko tingginya.

“Komposisi ditentukan dengan profil risiko, makin tinggi usia maka persentase risiko tinggi seperti reksadana saham harus mulai dikurangi.”jelas Eko.

Seperti diketahui reksadana saham adalah reksadana yang penempatan investasinya sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena itu risiko reksadana saham lebih tinggi dari jenis reksadana lainnya, namun juga memberikan imbal hasil yang tinggi. Idealnya dalam berinvestasi reksadana para Manajer Investasi menyarankan jangka waktu tidak kurang dari 5 tahun.

Berikut ini pemilahan penempatan dana yang disesuaikan dengan jangka waktu:

  • Tujuan keuangan dengan jangka waktu 1-2 tahun, bisa ditempatkan di reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap
  • Tujuan keuangan dengan jangka waktu 3-8 tahun, bisa ditempatkan di reksadana campuran
  • Tujuan keuangan dengan jangka waktu di atas 8 tahun, bisa ditempatkan di reksadana saham

Sedangkan Eko menyarankan memilah investasi sesuai jangka waktu dengan memulai jangka waktu rendah di bawah 1 tahun, 1-3 tahun, 3-5 tahun, 5-10 tahun dan di atas 10 tahun.”Untuk jangka waktu yang pendek, pilih produk jangka pendek dan risiko rendah, begitu pula sebaliknya.”ujar Eko.

Saat terjadi fluktuasi kinerja reksadana karena berbagai faktor ekonomi, maka sebagai investor agresif yang tentunya sudah lebih berpengalaman dalam dunia investasi, maka Anda bisa lakukan antisipasi.

Langkah antisipasi ini perlu dilakukan agar saat kinerja reksadana menurun, maka Anda sudah tahu strateginya.

Berikut ini strategi antisipasi jika terjadi penurunan kinerja reksadana:

  • Diversifikasi produk berdasar jangka waktu tujuan yang ingin dicapai
  • Diversifikasi produk berdasar tingkat risikonya

Jika market sedang turun dapat menambah modal investasi, tetapi saat market sedang naik bisa profit taking lalu alihkan ke instrument yang lebih aman seperti reksadana pasar uang.

Sebagai investor agresif, Eko menyarankan agar fokus ke tujuan dan jangan salah pilih produk. “Kalau memang risiko jangka panjang enggak akan tergoda dengan potensi kerugian sesaat.”imbuh Eko.

Baca Juga: Tips Investasi Reksadana bagi Investor Konservatif

Exchange Trade Fund (Reksadana ETF)

Reksadana ETF adalah penggabungan antara unsur reksadana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.
ETF dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu ETF aktif dan ETF pasif.

ETF aktif adalah ETF yang dikelola secara aktif oleh Manajer Investasi (MI) berdasarkan kriteria dan pemilihan efek yang ditentukan oleh MI, sehingga kinerja ETF bergantung pada kinerja MI tersebut.

ETF pasif adalah ETF yang dikelola secara pasif dengan pemilihan efek mengacu pada suatu indeks tertentu sehingga kinerjanya merupakan cerminan dari kinerja indeks acuan tersebut.

Transaksi jual beli ETF daapat dilakukan dengan 2 cara yaiutu melalui dealer partisipan di pasar primer dan broker maupun di pasar sekunder.
Minimum pembelian ETF pada pasar primer satu unit kreasi setara dengan 100.000 unit penyertaan, sedangkan pada pasar sekunder 1 lot setara dengan 100 unit penyertaan.

“ETF bisa diperjualbelikan di pasar modal layaknya produk pasar modal, seperti saham dan obligasi, jadi selain dapat dari kenaikan NAB, juga ada potensi hasil dari penjualan kepemilikan.”jelas Eko.

Menurut Sherly ETF sesuai untuk investor agresif, karena memiliki risiko tinggi dan imbal hasil rata-rata 5% hingga 15% per tahun.

Perubahan profil risiko bisa terjadi pada investor dan biasanya terjadi karena pengaruh bertambahnya usia sesesorang.

Faktor penyebab perubahan profil risiko investor agresif:

  • Faktor usia semakin bertambah (tidak produktif lagi) sehingga ingin investasi di aset yang lebih aman
  • Minat terhadap risiko menurun
  • Pernah rugi besar sehingga kapok untuk investasi di risiko tinggi

Jika saat ini Anda sedang berada dalam usia produktif, maka gunakan momentum ini dengan tepat dan bijak dalam berinvestasi. Inilah masa keemasan dalam mendulang cuan dari portofolio investasi Anda. Jangan terlambat memulai.

Bekali diri dengan amunisi strategi dan wawasan yang cukup terkait potensi imbal hasil tiap produk, risiko-risiko yang bisa terjadi dan terapkan strategi tersebut. Lakukan evaluasi berkala agar tidak terlambat jika dirasa perlu ada perubahan diversifikasi produk.

Selamat berinvestasi reksadana dan raih cuan tertinggi.

Baca Juga: Tips Investasi Reksadana bagi Investor Moderat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

Terbaru