Tak perlu kabur, bayar utang dengan cerdas (1)

Kamis, 08 September 2011 | 16:16 WIB   Reporter: Yuwono Triatmodjo
Tak perlu kabur, bayar utang dengan cerdas (1)

ILUSTRASI. Sony umumkan jadwal penjualan PS5 di Indonesia yakni mulai 22 Januari 2021. Tapi PS 5 ini sudah bisa dipesan mulai 18 Desember 2020.


JAKARTA. Gali lubang tutup lubang, pinjam uang bayar utang. Gali lubang tutup lubang, sana lunas sini utang. Beberapa kalimat di atas adalah penggalan lirik lagu berjudul "Gali Lubang Tutup Lubang" yang dipopulerkan oleh Rhoma Irama. Intinya, si Raja Dangdut ini berpesan hidup sederhana lebih baik ketimbang hidup mewah tapi selalu dililit utang.

Sejatinya, banyak alasan orang terpaksa berutang. Mulai dari memenuhi biaya kebutuhan yang mendesak atau hanya sekadar memuaskan nafsu gaya hidup dan keinginan semata. Apapun motivasi Anda, pinjaman tersebut tetap merupakan kewajiban yang harus diselesaikan. Tindakan nakal dengan mengemplang utang sampai berhadapan dengan juru tagih utang tidak menyelesaikan masalah, malah bisa mendatangkan kesulitan baru.

M. Ichsan, perencana keuangan dari Prime Planner Family, mengatakan, potensi terjerat utang umumnya timbul saat seseorang tidak disiplin mengatur arus kasnya. Dalam kamus perencana keuangan, beban cicilan pinjaman atau kredit maksimal 30% dari pendapatan.

Namun, orang sering mengabaikan atau melanggar batasan tersebut. Mereka baru kebingungan ketika pokok utang tidak ada habisnya meski sudah membayar lebih besar dari minimal cicilan yang diperkenankan oleh pemberi kredit.

Jika Anda sudah berada dalam kondisi seperti itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berhenti berutang dalam bentuk apapun. "Sebelum persoalan timbunan utang beres, jangan pergunakan kartu kredit Anda," ujar Ichsan.

Langkah berikutnya adalah memulai proses penyelesaian kredit. Nah, di sini ada beberapa cara yang direkomendasikan oleh sejumlah perencana keuangan. Pertama, memperbesar cicilan terhadap utang yang memiliki bunga paling tinggi.

Misalkan Anda memiliki utang kepada tiga bank penerbit kartu kredit, dari ketiga kartu kredit itu buatlah urutan utang yang memiliki beban bunga paling besar. Setelah menemukan yang terbesar, upayakan mencicil utang itu dengan jumlah lebih besar dari sebelumnya. "Tujuannya agar utang berbunga tinggi bisa cepat dilunasi," kata Ichsan.

Sementara terhadap tagihan dua kartu kredit lain, cicilan dapat dilakukan seperti biasa. Tapi jangan memperkecil porsi cicilan atau malah sengaja tidak dibayar untuk menutup tagihan kartu kredit berbunga besar. Ini menambah persoalan baru.

Kedua, silakan mencairkan aset yang dimiliki di tabungan atau deposito untuk menutup atau memperkecil saldo pinjaman. Hitung-hitungannya, jika menempatkan duit di deposito bank hanya memperoleh imbal hasil 6% per tahun, alangkah berharga jika dana itu dialokasikan untuk mempercepat pelunasan utang yang berbunga hingga 42% per tahun.

Ketiga, merestrukturisasi utang atau tagihan kredit tersebut. Cara restrukturisasi adalah membayar utang lama dengan membuat utang yang baru. "Yang perlu diperhatikan, bunga pinjaman baru harus lebih rendah dari pinjaman yang lama," kata Budi Triadi Pratama, perencana keuangan dari Akbar Financial Check Up. Tentu saja Anda perlu memperhatikan jangka waktu utang. Usahakan jangan lebih panjang dari waktu kredit yang direstrukturisasi.

Oh, iya, apabila pinjaman lama tidak menggunakan jaminan, pertahankan kondisi tersebut. Artinya, Anda jangan mencari pinjaman baru yang membebankan jaminan aset Anda. Risikonya jelas, aset Anda bakal disita oleh kreditur bila utang tersebut tidak terselesaikan.

Keempat, usahakan melunasi utang konsumtif terlebih dahulu. Karena pada umumnya utang jenis ini mematok bunga yang paling tinggi. Sementara terhadap utang produktif, beban Anda dapat sedikit berkurang lantaran kenaikan nilai atas aset yang dibeli lewat kredit produktif tersebut. (Bersambung)

Tulisan ini diambil dari Edisi Khusus Kontan Agustus 2011

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Cipta Wahyana

Terbaru