Tahun kerbau logam, ini prospek & rekomendasi saham ANTM, PTBA, & TINS

Kamis, 11 Februari 2021 | 05:05 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Tahun kerbau logam, ini prospek & rekomendasi saham ANTM, PTBA, & TINS


EMITEN -

JAKARTA. Tanggal 12 Februari 2021 akan dirayakan tahun baru China. Tahun baru kali ini menurut astrologi China adalah tahun kerbau logam. Sejumlah ahli fengshui mempredikai tahun kerbau logam akan menjadi tahun yang prospektif bagi emiten pertambangan, khususnya tambang logam dan batubara.

Berikut adalah prospek, analisis fundamental, dan rekomendasi saham pilihan sejumlah emiten pertambangan di tahun kerbau logam dari Analis NH Korindo Serkuritas Indonesia Maryoki Pajri Alhusnah.

1. Aneka Tambang (ANTM)

Maryoki menilai, produksi dan volume penjualan ANTM akan mulai tumbuh tahun setelah kinerja operasional tahun lalu menurun. Meskipun memang, kenaikan ini diproyeksikan akan belum signifikan.

Dari sisi produksi, saat ini sedang terjadi fenomena La Nina atau cuaca ekstrem lainnya, yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini disinyalir dapat mengganggu proses produksi ANTM.

“Namun secara jangka panjang, produksi dan volume penjualan akan meningkat walaupun tidak terlalu signifikan,” terang Mayoki kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10).

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) masuk MSCI Global Standard Index, begini prospeknya

Diantara banyaknya komoditas jualan ANTM, Maryoki menilai komoditas yang akan mempengaruhi kinerja ANTM adalah emas dan nikel. Emas merupakan kontributor utama bagi pendapatan ANTM.

Di sisi lain, saham ANTM lebih sensitif terhadap pemberitaan atau katalis yang berkaitan dengan nikel. Sehingga, dua komoditas tersebut yang akan menjadi katalis bagi ANTM.

Hanya saja, dengan adanya pemulihan ekonomi dan dengan asumsi vaksinasi berjalan dengan lancar, maka akan menjadi tekanan untuk harga emas ke depannya. Tahun ini, harga emas diproyeksi tetap berada di kisaran US$ 1.800 per ounce.

Sementara harga nikel diperkirakan berada pada kisaran US$ 16.000-US$ 17.000 per ton untuk tahun ini. Hanya saja, kenaikan harga nikel tidak akan sesignifikan seperti yang terjadi awal tahun 2021 mengingat kenaikannya yang sudah di luar ekspektasi.

Baca Juga: Astra Agro Lestari (AALI) rilis tiga varietas bibit unggul

Sentimen untuk nikel datang dari China, yang berencana untuk meningkatkan konsumsi nikel untuk kendaraan listrik dan stainless steel. Pembatasan ekspor bijih nikel yang masih diberlakukan Pemerintah Indonesia juga menjadi katalis positif untuk nikel.

Maryoki merekomendasikan sell untuk saham ANTM dengan target harga Rp Rp1.480 karena saham ANTM dinilai sudah jauh di atas harga wajarnya.

Editor: Adi Wikanto
Terbaru