KONTAN.CO.ID - Di tengah tren investasi instan dan spekulatif, nasihat investasi Warren Buffett kembali relevan.
Saat banyak investor muda mengejar keuntungan cepat dari aset berisiko seperti kripto atau saham viral, Buffett justru menekankan pentingnya strategi yang sederhana, konsisten, dan berbasis jangka panjang.
Mengutip dari Yahoo Finance, Buffett meyakini bahwa strategi sederhana justru paling efektif karena tidak bergantung pada prediksi pasar yang sulit ditebak.
Baca Juga: IPC Terminal Petikemas Catat Pertumbuhan Kinerja 15,1% hingga Kuartal III-2025
Pendekatan ini telah menjadi fondasi kesuksesannya selama puluhan tahun melalui Berkshire Hathaway.
Mengapa Strategi Buffett Masih Efektif
Pasar saham terus berfluktuasi, dan tidak ada yang mampu memprediksi arah pergerakannya secara akurat. Namun, data jangka panjang menunjukkan bahwa pasar cenderung naik dari waktu ke waktu.
Selama 30 tahun terakhir, indeks S&P 500 mencatat rata-rata kenaikan tahunan sebesar 9 persen, atau sekitar 6,3 persen setelah disesuaikan dengan inflasi.
Bagi Buffett, angka ini menunjukkan satu hal penting: berinvestasi di pasar secara konsisten lebih menguntungkan dibanding mencoba menebak waktu terbaik untuk membeli atau menjual.
Strategi ini ia jelaskan sejak tahun 1993 dalam surat tahunan kepada pemegang saham Berkshire Hathaway.
Kekuatan Bunga Berbunga
Salah satu kunci sukses Buffett adalah memanfaatkan kekuatan compound interest atau bunga berbunga. Konsep ini berarti keuntungan yang diperoleh dari investasi terus menghasilkan keuntungan tambahan dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, jika seseorang menanamkan US$1.000 dengan tingkat pengembalian 5 persen per tahun, maka setelah satu tahun uangnya menjadi US$1.050.
Pada tahun berikutnya, bunga 5 persen dihitung dari US$1.050, bukan US$1.000 awal. Proses ini terus berulang dan menghasilkan pertumbuhan eksponensial.
Tak Perlu Jadi Ahli untuk Berhasil
Buffett memahami bahwa tidak semua orang mampu menganalisis pasar atau memilih saham dengan tepat. Ia menyarankan agar investor membangun apa yang disebut “Circle of Competence”, yaitu fokus pada bidang atau industri yang benar-benar dipahami.
Namun bagi kebanyakan orang, Buffett menilai bahwa berinvestasi di indeks seperti S&P 500 adalah pilihan paling bijak.
Strategi ini tidak memerlukan riset mendalam, tidak butuh manajemen aktif, dan tetap memberikan hasil yang kompetitif dalam jangka panjang.
Tonton: Tak Tegur Sapa, Purbaya Pastikan Hubungannya dengan Luhut Baik-Baik Saja
Waktu Bukan Penentu Utama
Salah satu kesalahan umum investor adalah mencoba menebak waktu pasar, membeli ketika harga rendah dan menjual saat tinggi. Buffett menilai strategi ini hampir mustahil dilakukan secara konsisten.
Mengutip dari Yahoo Finance, Buffett lebih merekomendasikan pendekatan dollar-cost averaging, yaitu menginvestasikan jumlah uang yang sama secara rutin tanpa memperhatikan kondisi pasar.
Cara ini membuat investor membeli lebih banyak saat harga turun dan lebih sedikit ketika harga naik, sehingga rata-rata harga pembelian menjadi lebih stabil.
Pendekatan tersebut juga menghilangkan stres akibat fluktuasi pasar, karena investor tidak perlu khawatir kapan waktu terbaik untuk masuk atau keluar.
Dalam jangka panjang, strategi ini terbukti efektif meningkatkan nilai investasi.
“Sederhana” Bukan Berarti “Bodoh”
Strategi Warren Buffett yang mengusung tema “Simple, Not Smart,” mencerminkan pesan utama Buffett: strategi yang tampak membosankan sering kali justru paling berhasil.
Banyak investor gagal karena terlalu berusaha “mengalahkan” pasar, padahal pasar saham secara alami memberikan imbal hasil yang solid bagi mereka yang sabar dan konsisten.
Buffett percaya bahwa kunci keberhasilan bukan pada kecerdasan luar biasa, melainkan disiplin untuk tetap berpegang pada strategi sederhana tanpa tergoda oleh tren sesaat.
Selanjutnya: RDS Group Perkuat Bisnis Keamanan Siber, Bidik Lonjakan Pasar Hingga US$ 6,5 Miliar
Menarik Dibaca: Pasar Aset Kripto Rontok, Koin FLOKI Mendaki ke Puncak Top Gainers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News