Sekolah lagi dengan berutang ke bank

Rabu, 03 Mei 2017 | 19:17 WIB   Reporter: Francisca Bertha Vistika
Sekolah lagi dengan berutang ke bank


Sudah punya pekerjaan sesuai keinginan bukan berarti lantas menghentikan Anda untuk menggapai mimpi lainnya. Salah satunya adalah, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Cuma masalahnya, untuk sekolah lagi membutuhkan biaya yang enggak sedikit. Memang, sih, ada banyak tawaran beasiswa. Tapi, kursi yang tersedia sangat terbatas, sementara pelamarnya ribuan orang.

Sebenarnya, dengan menabung atau berinvestasi jauh-jauh hari, seseorang bisa memenuhi biaya pendidikannya. Hanya terkadang, mereka dipacu waktu dengan moto: semakin cepat semakin baik.

Langkah cepat yang mereka ambil biasanya ialah meminjam uang. Bisa meminjam ke kantor, keluarga, bahkan tak sedikit yang mengutang ke bank.

Jika bank jadi pilihan Anda, Bank Mandiri sedang menawarkan program kredit tanpa agunan (KTA) untuk biaya kuliah dengan bunga yang terbilang rendah, lo. Bunganya hanya 0,64% flat per bulan atawa sekitar 14% efektif setahun.

Kalau tidak ada promo, bunga KTA bank pelat merah ini bisa mencapai 21% efektif per tahun. “Mendekati tahun ajaran baru, jadi promosi KTA-nya berhubungan dengan pendidikan,” kata Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri.

Mandiri Kredit Tanpa Agunan, nama produk KTA Bank Mandiri, menawarkan kredit mulai Rp 5 juta hingga Rp 200 juta, dengan jangka waktu pinjaman satu tahun sampai lima tahun. Hanya, tawaran KTA berbunga rendah itu berlaku untuk nasabah yang menyalurkan gaji bulanan (payroll)-nya melalui Bank Mandiri.

Beda dengan Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) memiliki produk kredit pendidikan dengan nama BNI Cerdas. Produk tersebut tidak hanya untuk membiayai kuliah hingga strata dua (S2), juga jenjang pendidikan di bawahnya, mulai taman kanak-kanak (TK).

Pembiayaan itu juga bisa untuk mendanai pendidikan yang sedang berlangsung, dengan jangka waktu pinjaman hingga tiga tahun. Untuk bunganya, tahun pertama sebesar 11% flat per tahun, tahun kedua 11,4%, lalu tahun ketiga 12%.

Jadi solusi

Menurut Budi Rahardjo, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, kredit pendidikan dari bank memang bisa menjadi solusi bagi karyawan yang tidak sempat mempersiapkan atau kekurangan biaya pendidikan. Apalagi, tawaran bunganya ringan.

Dengan begitu, rencana bersekolah lagi tidak tertunda. “Namun tentu, karena bersifat pinjaman, ada biaya yang harus dibayar pengambil kredit ini,” ujarnya.

Di luar negeri, Freddy Pieloor, Perencana Keuangan MoneyNLove Planning & Consulting, mengungkapkan, tawaran kredit pendidikan dari bank sudah marak. Dan memang, ada baiknya program kredit ini dikembangkan di negara kita.

Meski begitu, Freddy tetap mewanti-wanti, jangan sembarangan mengambil kredit pendidikan. Soalnya, bunga yang ditawarkan cukup tinggi.

Jadi, sebelum mengambil kredit pendidikan, pikirkan betul masak-masak. Salah satu pertimbangannya ialah, seberapa banyak keluasan waktu Anda untuk melakoni pendidikan yang lebih tinggi.

“Apakah harus sekarang kuliah lagi? Jika tidak, bisa ditunda dulu, sehingga punya waktu menabung. Pendidikan, kan, tidak pernah ada selesainya, hanya biayanya saja yang akan naik setiap tahun,” ungkap Freddy.

Namun, jika memang sekarang merupakan waktu yang tepat untuk menempuh pendidikan lagi, enggak ada salahnya mengambil kredit pendidikan. Apalagi, memang tidak ada sumber lain kecuali meminjam bank.

Dengan syarat utama: besaran cicilan tiap tak membuat kantong bolong. Freddy menegaskan, maksimal nilai angsuran 30% dari penghasilan bulanan jika memang tak ada beban cicilan lainnya.

Kalau ada angsuran lain, setelah mengambil kredit pendidikan, Budi menuturkan, total cicilan kredit per bulan masih di bawah 35% dari pendapatan bulanan agar kemampuan membayar tetap terjaga. “Tapi, masih boleh sampai 40% bila ada cicilan kredit pemilikan rumah (KPR),” tambah Eko Endarto, Perencana Keuangan  Financia Consulting.

Biaya lain

Nah, bagi yang ingin memanfaatkan kredit pendidikan, ada beberapa hal lain yang perlu menjadi perhatian Anda.

Pertama, setelah lulus pendidikan lanjutan itu, apakah Anda akan mendapatkan jabatan baru yang lebih tinggi atau tambahan gaji. Jika iya, Freddy bilang, enggak ada salahnya mengambil kredit bank.

Kedua, dana pinjaman dari bank mencukupi sampai pendidikan selesai. Jangan sampai uangnya tidak cukup yang kemudian memaksa Anda menambah pinjaman bank.

Ketiga, jenjang pendidikan yang akan Anda ambil. Ini berkaitan dengan masa pembayaran cicilan kredit. Sebab, Budi menyarankan, sebaiknya jangka waktu atau tenor pinjaman tak lebih dari tiga tahun.

Keempat, prosedur pelunasan sebagian ataupun keseluruhan utang. Lalu, apakah ada biaya-biaya yang akan dikeluarkan kalau melakukan pelunasan sebagian atau keseluruhan.

Kelima, arus kas (cash flow). Apakah ada pengeluaran yang meningkat terkait dengan pendidikan. Contoh, biaya kos, transportasi, buku dan makan bila sekolah di luar kota.

Keenam, proteksi jiwa. Budi meminta, pengambil kredit pendidikan untuk melindungi diri dengan asuransi jiwa, agar keluarga tidak terbebani dengan cicilan utang seandainya terjadi risiko meninggal dunia.

Eko mengingatkan, berhubung kredit pendidikan sama seperti pinjaman lainnya yang bersifat konsumtif, maka Anda mesti pintar-pintar mengelolanya. Maklum, bunganya relatif tinggi dibandingkan dengan KPR.

Fasilitas itu benar-benar hanya dipakai untuk membiayai pendidikan. Sehingga, kredit tersebut bisa dianggap sebagai investasi pendidikan.

Tapi seharusnya, Eko mengatakan, memperoleh biaya pendidikan lewat persiapan yaitu dengan melakukan investasi. Salah satunya, dengan berinvestasi di reksadana saham. “Sebab, biaya pendidikan bukan hanya biaya masuk, biasanya banyak biaya lain yang juga tidak kalah besar,” ujarnya.

Sekali lagi, pertimbangkan betul sebelum ambil kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru