KONTAN.CO.ID - Asuransi jiwa menjadi salah satu instrumen krusial dalam perencanaan keuangan, terutama bagi mereka yang memiliki tanggungan atau tanggung jawab finansial jangka panjang.
Namun, masih banyak orang yang membeli asuransi jiwa tanpa perhitungan matang, sehingga premi terasa memberatkan atau justru nilai perlindungannya tidak memadai.
Menghitung kebutuhan asuransi jiwa sejak awal membantu memastikan perlindungan yang diperoleh sesuai dengan kondisi keuangan dan tujuan hidup.
Baca Juga: Cara Mudah Memilih Obligasi untuk Investasi Buat Pemula
Dengan perhitungan yang tepat, asuransi jiwa berfungsi sebagai pengaman finansial, bukan beban baru dalam anggaran bulanan.
Oleh karena itu, memahami cara menghitung kebutuhan asuransi jiwa menjadi langkah penting sebelum memilih produk dan menentukan besaran premi.
Memahami Fungsi dan Tujuan Asuransi Jiwa
Langkah pertama dalam menghitung kebutuhan asuransi jiwa adalah memahami fungsi utamanya.
Asuransi jiwa dirancang untuk melindungi keluarga atau pihak yang ditinggalkan dari risiko finansial apabila pencari nafkah utama meninggal dunia.
Uang pertanggungan yang diterima diharapkan mampu menggantikan penghasilan yang hilang dan menjaga kelangsungan hidup keluarga.
Dalam konteks perencanaan keuangan, tujuan asuransi jiwa biasanya mencakup beberapa kebutuhan utama berikut:
- Pemenuhan kebutuhan hidup harian keluarga
- Pembayaran cicilan atau kewajiban finansial yang masih berjalan
- Penyediaan biaya pendidikan anak
Persiapan dana masa depan bagi keluarga
Bersumber dari penjelasan BCA Life, sebelum menghitung premi atau kebutuhan asuransi, seseorang perlu menyesuaikan perlindungan dengan tahap kehidupan yang sedang dijalani, seperti lajang, menikah, atau memiliki anak. Setiap fase kehidupan memiliki tingkat risiko dan kebutuhan perlindungan yang berbeda.
Dengan memahami tujuan tersebut, seseorang tidak sekadar membeli asuransi karena ikut tren, melainkan benar benar menjadikannya bagian dari strategi keuangan jangka panjang.
Menghitung Nilai Uang Pertanggungan yang Dibutuhkan
Uang pertanggungan merupakan inti dari asuransi jiwa karena mencerminkan besarnya perlindungan yang akan diterima ahli waris. Salah satu pendekatan umum adalah menghitung total kewajiban finansial yang harus dipenuhi jika pencari nafkah tidak lagi ada. Kewajiban ini umumnya meliputi:
- Kebutuhan hidup keluarga selama beberapa tahun ke depan
- Sisa utang atau cicilan yang belum lunas
- Biaya pendidikan anak hingga jenjang tertentu
Cara sederhana yang sering digunakan adalah mengalikan penghasilan tahunan dengan jangka waktu perlindungan yang diinginkan.
Misalnya, jika penghasilan tahunan Rp 120 juta dan ingin memberikan perlindungan selama 10 tahun, maka uang pertanggungan ideal berada di kisaran Rp 1,2 miliar.
Perhitungan ini dapat disesuaikan dengan jumlah tanggungan dan gaya hidup keluarga.
Selain itu, aset yang sudah dimiliki juga perlu diperhitungkan, seperti:
- Tabungan
- Investasi
- Dana darurat
Aset tersebut dapat mengurangi kebutuhan uang pertanggungan karena sudah berfungsi sebagai cadangan keuangan. Dengan pendekatan ini, perlindungan menjadi lebih realistis dan tidak berlebihan.
Baca Juga: Langkah Membuat Rencana Menabung Bulanan yang Mudah Diterapkan dan Realistis
Menyesuaikan Premi dengan Usia dan Penghasilan
Setelah menentukan uang pertanggungan, langkah berikutnya adalah menyesuaikan premi dengan kondisi keuangan. Premi asuransi jiwa idealnya tidak mengganggu kestabilan keuangan bulanan. Banyak perencana keuangan menyarankan agar total premi asuransi berada dalam batas wajar dari penghasilan rutin.
Mengutip dari IFG Life, usia dan penghasilan menjadi faktor utama yang memengaruhi besaran premi asuransi jiwa, antara lain:
- Usia tertanggung, karena semakin muda usia risiko cenderung lebih rendah
- Besaran penghasilan bulanan atau tahunan
- Stabilitas pendapatan dan kondisi keuangan secara keseluruhan
Semakin muda usia tertanggung, premi asuransi jiwa umumnya lebih terjangkau. Oleh karena itu, membeli asuransi sejak usia produktif sering dinilai lebih efisien secara biaya.
Penghasilan juga berperan penting dalam menentukan premi. Seseorang dengan penghasilan stabil dapat memilih premi yang sedikit lebih tinggi demi mendapatkan perlindungan optimal.
Sementara itu, bagi mereka yang baru memulai karier, memilih premi terjangkau dengan perlindungan dasar dapat menjadi langkah awal yang bijak sebelum meningkatkan manfaat seiring kenaikan penghasilan.
Memastikan Kebutuhan Asuransi Tetap Relevan
Kebutuhan asuransi jiwa tidak bersifat statis dan dapat berubah seiring waktu. Beberapa kondisi yang dapat memengaruhi besarnya perlindungan antara lain:
- Perubahan status pernikahan
- Kelahiran anak
- Peningkatan penghasilan
- Bertambahnya kewajiban finansial
Tonton: Prabowo Temui Pengungsi di Aceh Tengah Percayalah, Saudara Tidak Sendiri
Oleh karena itu, evaluasi polis secara berkala menjadi bagian penting dari perencanaan keuangan. Selain itu, pemilihan jenis asuransi jiwa juga perlu disesuaikan dengan tujuan, baik asuransi jiwa murni maupun produk yang dikaitkan dengan investasi, karena masing masing memiliki karakteristik dan biaya yang berbeda.
Dengan menghitung kebutuhan asuransi jiwa secara cermat dan menyesuaikannya dengan kondisi keuangan, perlindungan yang diperoleh dapat benar benar memberikan rasa aman. Pendekatan ini membuat asuransi jiwa berfungsi sebagai penopang stabilitas keuangan keluarga, bukan sekadar kewajiban bulanan yang memberatkan.
Selanjutnya: Penerimaan Masih Mandek, Adik Prabowo Kritik Kinerja Aparat Pajak dan Bea Cukai
Menarik Dibaca: 6 Cara Menjaga Kesehatan ketika Musim Hujan dan Banjir, Terapkan ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News