JAKARTA. Momentum pergantian tahun telah berlalu. Kini saat bagi kita kembali ke rutinitas biasa. Sebagian dari Anda mungkin masih teringat kehebohan berbelanja di pengujung tahun, tempo hari?
Mungkin juga Anda kini tersenyum puas karena telah berhasil memborong barang idaman dengan harga diskon. Ya, musim perayaan alias festive seasons di seluruh di dunia memang lazim menyuguhkan godaan untuk berlaku konsumtif. Betapa tidak?
Nyaris semua pusat perbelanjaan dan merekbarang mulai dari merek kelas bawah hingga atas menghias diri dengan iming-iming harga diskon alias sale! Potongan harganya pun tak main-main. Bisa mencapai 70%–80% dari harga normal. Bayangkan, siapa yang tak tergiur?
Musim obral barang di akhir tahun memang menggiurkan. Terlebih bagi para pecandu belanja alias shopaholics. Bejibun duit dihamburkan oleh para shopper addict itu demi kepuasan mendapatkan barang dengan harga ramah di kantong.
Kita lihat saja di Inggris. Lembaga periset bisnis ritel Verdict Research memperkirakan, musim diskon akhir tahun 2013 di negeri Pangeran William itu dinikmati oleh setidaknya 13 juta pembelanja.
Angka itu belum termasuk tukang belanja di ranah online yang diperkirakan mencapai ratusan juta pembelanja. “Perkiraan kami, nilai belanja di musim obral kali ini mencapai £ 2,6 miliar–£ 2,7 miliar,” ujar Maureen Hinton dari Verdict Research, seperti dikutip BBC Indonesia, Jumat (27/12).
Dengan kurs £ 1 setara Rp 20.000, nilai uang yang dibelanjakan para pembelanja di Inggris itu mencapai Rp 54,2 triliun! Mereka didominasi oleh warga negara China, Qatar, Kuwait, dan Rusia.
Sayang, hingga kini belum ada data tentang berapa nilai belanja orang Indonesia di musim obral akhir tahun. Boleh jadi, angkanya tak kalah dahsyat, lo, ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News