Menyiasati keuangan keluarga di tengah pandemi corona

Selasa, 08 Desember 2020 | 09:05 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Menyiasati keuangan keluarga di tengah pandemi corona


MENATA KEUANGAN - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar pada perekonomian. Termasuk mempengaruhi ekonomi perorangan dan keluarga. Oleh sebab itu, penting merancang keuangan untuk memenuhi kebutuhan tambahan tanpa mengganggu keuangan pribadi maupun keluarga saat wabah seperti sekarang ini.

Direktur Utama PT Tourindo Guide Indonesia Tbk Adi Putera Widjaja bercerita, di tengah kondisi tidak pasti ini dirinya merasa bersyukur memiliki kebiasaan mencatat pemasukan dan pengeluaran sejak muda. "Saya punya catatan pengeluaran sepanjang tiap harinya," ujarnya kepada  kontan.co.id , Senin (7/12).

Menurutnya, kebiasaan tersebut membuatnya sangat terbantu di tengah pandemi Covid-19. Dengan begitu, ia juga semakin memahami prioritas yang paling dibutuhan dalam mengatur keuangannya.

Senada, Ketua Asosiasi Perencana Keuangan Internasional Indonesia (International Association of Register Financial Consultant/IARFC) Aidil Akbar Madjid menyebutkan, di masa seperti saat ini masyarakat harus mengetahui prioritas kebutuhannya.

"Yang paling pertama tentunya harus irit, tidak menghamburkan uang dengan membeli barang yang tidak diperlukan," ujarnya.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani minta masyarakat jaga disiplin kesehatan

Menurutnya, dengan kondisi saat ini, tiap bulan masyarakat bisa merancang keuangan dengan fokus pada kebutuhan pokok yaitu pangan dan papan. Papan menjadi salah satu prioritas, apalagi kalau yang masih mencicil rumah, menyewa ataupun mengontrak rumah.

Kemudian, di luar itu fokusnya adalah anak untuk pendidikan. "Transportasi tidak terlalu penting karena ada sebagian yang kerjanya setengah-setengah, lalu ada juga yang masih bekerja dari rumah, serta anak juga masih belajar dari rumah," sebutnya.

Aidil bilang, untuk kebutuhan pokok umumnya penghasilan hanya mengkaver 40%, sudah termasuk untuk biaya pendidikan anak dan tranasportasi. Sehingga, jika menggunakan rumus 40%,30%,20%, dan 10% dalam mengatur keuangan, maka dengan dipotongnya biaya transportasi bisa menghemat pengeluaran.

Kemudian, untuk cicilan baik untuk rumah, mobil, dan lain sebagai alokasinya 30% dari pengahasilan. Dengan begitu, tersisa 30% yang dapat dialokasikan untuk tabungan mengingat kegiatan di luar yang semakin terbatasi di tengah pandemi ini.

"Sehingga sebetulnya, di tengah kondisi ini bisa menabung dari penghasilan," ujarnya.

Peningkatan tabungan tersebut hal yang penting sebab perlu adanya emergency fund dan dana likuid. Sebab, kondisi saat ini tidak diketahui akan berlangsung berapa lama.

Aidil sendiri memprediksi, kondisi ini akan berlangsung hingga Juni 2021 sehingga secara keuangan masyarakat harus siap sampai dengan tahun depan.

"Jadi, kalau sekarang belum punya dana darurat atau telah terpakai, maka setiap punya uang tempatkanlah pada produk keuangan yang likuid seperti tabungan, deposito, emas, reksadana pasar uang, dan lainnya sehingga bisa ditarik kapanpun," jelasnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

 

Selanjutnya: Satgas Covid-19 dorong masyarakat tetap disiplin terapkan protokol kesehatan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru