KONTAN.CO.ID - Reksadana menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak diminati karena mudah diakses dan dikelola oleh manajer investasi profesional.
Meski demikian, tidak semua reksadana cocok untuk setiap orang. Perbedaan profil risiko dan tujuan keuangan membuat hasil investasi bisa sangat bervariasi.
Oleh karena itu, investor perlu memahami cara memilih reksadana secara tepat agar sejalan dengan kondisi dan rencana finansialnya.
Baca Juga: Strategi Investasi Cerdas dari Warren Buffett, Tak Hanya Tiru Investasi Orang Lain
Merangkum situs Bareksa dan CIMB Niaga, berikut ini langkah awal sebelum mulai investasi di reksadana.
Memahami Profil Risiko Investor
Profil risiko menggambarkan kemampuan dan kesiapan seseorang dalam menghadapi fluktuasi nilai investasi.
Investor konservatif cenderung menghindari risiko besar dan mengutamakan kestabilan.
Investor moderat berada di tengah dengan toleransi risiko sedang, sedangkan investor agresif siap menerima fluktuasi tinggi demi potensi imbal hasil besar.
Penentuan profil risiko dipengaruhi oleh usia, pendapatan, pengalaman investasi, dan tujuan keuangan.
Mengenal Jenis Reksadana Berdasarkan Risiko
Reksadana pasar uang memiliki risiko paling rendah karena berinvestasi pada instrumen jangka pendek.
Reksadana pendapatan tetap menawarkan risiko menengah dengan fokus pada obligasi.
Reksadana campuran mengombinasikan saham dan obligasi untuk keseimbangan risiko.
Reksadana saham memiliki risiko tertinggi karena berinvestasi mayoritas pada saham. Jenis ini cocok bagi investor agresif dengan tujuan jangka panjang.
Tonton: Nasabah Mirae Kehilangan Dana Bertambah, Total Kerugian Capai Rp 200 Miliar
Menyesuaikan Reksadana dengan Tujuan Investasi
Tujuan investasi sangat menentukan pilihan reksadana. Untuk tujuan jangka pendek seperti dana darurat, reksadana pasar uang lebih sesuai.
Untuk tujuan menengah seperti biaya pendidikan, reksadana pendapatan tetap atau campuran bisa menjadi pilihan.
Sedangkan untuk tujuan jangka panjang seperti dana pensiun, reksadana saham berpotensi memberikan hasil lebih optimal.
Menyesuaikan jenis reksadana dengan tujuan membantu investor mengelola ekspektasi dan risiko.
Menilai Kinerja dan Konsistensi Pengelolaan
Investor perlu melihat kinerja reksadana dalam jangka waktu panjang, bukan hanya imbal hasil sesaat.
Konsistensi manajer investasi dalam mengelola dana menjadi faktor penting. Selain itu, biaya pengelolaan juga perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi hasil investasi.
Selanjutnya: Preview Real Madrid vs Manchester City: Prediksi & Link Live Streaming UCL
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Noodle Fair 1-15 Desember 2025, Beli 2 Gratis 1 Nong Shim Ramyun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News