Lima langkah taktis untuk bebas dari jeratan utang

Rabu, 14 Maret 2018 | 15:46 WIB   Reporter: Lamgiat Siringoringo
Lima langkah taktis untuk bebas dari jeratan utang

ILUSTRASI.


KARTU KREDIT - JAKARTA. Tak akan pernah terpikirkan oleh Rani, seorang pekerja asal Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, bahwa ia akan dikejar-kejar oleh debt collector. Telepon genggamnya saban hari diteror bagian penagihan sebuah perusahaan keuangan.

Ya, Rina terjebak dalam utang-utang kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA) dari lembaga keuangan yang izinnya tak jelas. Jumlah utangnya kini sudah mencapai Rp 200 juta. Padahal gajinya hanya Rp 10 juta per bulan. Puncaknya, saat rumahnya akan diambil oleh debt collector dan ia pun langsung menelpon orang tuanya untuk ikut membantu.

Mungkin ada di antara Anda yang pernah mengalami kisah seperti Rina tadi. Hingga akhirnya orang tua atau saudara harus turun tangan ikut menyelesaikan utang-utang Anda.

Memang, banyak orang yang awalnya menganggap remeh utang-utang kartu kredit dan KTA yang ia miliki. Secara tidak sadar, jumlah utang tersebut makin menumpuk dan bunganya kian membengkak.

Nah, jika memang Anda atau kenalan Anda mengalami kondisi tersebut, Anda harus bisa mengambil langkah berani untuk keluar dari masalah tersebut. Tidak ada masalah yang tak ada jalan keluarnya, begitu petuah orang bijak.

Ada beberapa langkah taktis yang bisa Anda tempuh apabila ingin bisa terbebas dari jeratan utang.

Mencatat utang

Agar bisa segera menyelesaikan utang Anda, ada baiknya Anda daftar ulang seluruh utang. Jangan lupa, utang kepada keluarga dekat atau teman juga wajib masuk ke dalam daftar ini.

Setelah daftar utang disusun, tandai utang dari lembaga keuangan. Cek lagi berapa besar bunga utang dan berapa lama cicilan tertunggak, bila utang itu berasal dari bank atau lembaga keuangan lain.

Dari situ, Anda bisa menyusun daftar utang, mulai utang berbiaya besar dan bunga besar. Perhatikan dan hitung pula denda keterlambatan, biaya administrasi kredit, juga skema hitungan bunganya. Anda bisa membandingkan mana utang yang paling murah dan mana yang paling mahal.

Nah, melihat hasil catatan tadi, akan tampak mana-mana saja utang yang memang perlu untuk segera Anda selesaikan terlebih dulu.

Mendatangi bank

Setelah mencatat seluruh utang, saatnya untuk memikirkan bagaimana caranya menyelesaikannya. Nah, khusus untuk soal ini, jangan takut mendatangi satu persatu bank atau lembaga keuangan tempat Anda berutang.

Sebelum mendatanginya, Anda perlu membuat surat pernyataan bahwa Anda sudah tidak mampu lagi untuk menyelesaikan utang. Kira-kira surat itu semacam permohonan bantuan dari lembaga keuangan untuk bisa meringankan utang.

Nah, biasanya bank atau lembaga keuangan akan tetap meminta Anda menyelesaikan seluruh kewajiban. Namun, jika Anda berhasil melobi saat meminta keringanan, ada beberapa kemungkinan yang bisa Anda dapatkan.

Pertama, Anda diperbolehkan untuk tidak perlu membayar lagi bunga yang timbul dari utang-utang Anda. Tinggal membayar jumlah pokok utang saja.

Kedua, penurunan jumlah pembayaran bunga. Biasanya, penurunan pembayaran bunga ini diberikan oleh lembaga keuangan yang tak jelas izinnya.

Ketiga, bank atau lembaga keuangan memberikan keringanan perpanjangan masa waktu untuk seluruh utang Anda.

Menyusun prioritas

Setelah mendatangi bank, saatnya Anda menyusun prioritas utang mana yang memang perlu Anda bayar segera. Caranya, Anda tinggal membandingkan mana saja permohonan keringanan yang bisa disetujui.

Misalnya, Anda bisa memprioritaskan melunasi utang dari bank yang bersedia memberikan keringanan cicilan utang melalui penghapusan denda. Jangan salah, keringanan yang diperoleh ini bisa lumayan nilainya, lo. 

Anda juga perlu mempertimbangkan untuk memberi prioritas pembayaran atas utang dari bank atau lembaga keuangan yang sama sekali tak memberikan keringanan. Alasannya jelas, jika tak buru-buru diselesaikan, Anda akan terus dihimpit denda bunga dan denda keterlambatan.

Menjual aset

Setelah menyusun prioritas utang, saatnya menyusun strategi pembayaran. Pertama kali yang perlu Anda lakukan adalah melihat jumlah gaji Anda dan gaji pasangan. Jika gaji Anda dan pasangan tidak memungkinkan lagi untuk membayar utang, mulailah mempertimbangkan kemungkinan menjual aset.

Misalnya, buat Anda yang memiliki investasi emas, reksadana, atau aset lain, Anda bisa mencairkannya untuk membayar utang-utang.

Bagi Anda yang memiliki rumah sendiri, tanpa kredit perumahan, suka tidak suka Anda bisa memikirkan kemungkinan untuk menjualnya. Anda harus berkorban untuk mengontrak rumah lagi sebagai tempat tinggal.

Memang langkah ini cukup mengenaskan, rumah yang Anda miliki bersama keluarga harus dijual dan harus mengontrak. Tapi, apa boleh buat? Ini merupakan jalan tengah yang harus diambil dibandingkan harus terjebak utang dalam waktu yang lama.

Hal ini juga berlaku untuk aset Anda yang lain, seperti mobil. Terpaksa Anda harus menjualnya. Pilihannya, bisa membeli mobil yang harganya lebih murah lagi setelah utang lunas, atau memilih tidak mempunyai kendaraan pribadi lagi.

Nah, jika rumah dan mobil yang Anda masih dalam status kredit, Anda bisa memilih over kredit. Uang hasil dari over kredit bisa Anda manfaatkan untuk membayar utang-utang Anda.

Meminta bantuan

Jika seluruh aset sudah Anda jual, tapi ternyata belum cukup untuk membayar utang, maka pilihan terakhr Anda adalah meminta bantuan keluarga. Ini jalan akhir yang perlu dipertimbangkan masak-masak. Apalagi kalau Anda harus meminta bantuan ke orangtua.

Ada dua macam bantuan yang bisa Anda minta dari keluarga. Pertama, Anda bisa minta keluarga Anda untuk membantu membayar utang dengan uang yang mereka miliki. Jadi, Anda tinggal menyusun pembayaran cicilan yang sesuai dengan kemampuan pembayaran.

Tentu saja, nantinya Anda harus mengembalikan dana yang Anda pinjam tadi. Cuma, cicilannya bakal lebih ringan karena meminjam ke keluarga.

Jika ternyata keluarga Anda tidak mempunyai uang cukup untuk membayar utang, Anda bisa menggunakan aset-aset milik mereka. Misal, sertifikat rumah milik orangtua bisa Anda jadikan jaminan ke bank untuk mencari kredit yang lebih murah ke bank. Ini untuk membayar untuk kredit-kredit yang bunganya tinggi hingga 40%.

Idealnya, nantinya Anda bisa mencicil pelunasan kredit tersebut dengan lebih mudah. Karena itu, carilah bank yang bisa memberi kredit dengan bunga murah. Selain itu Anda juga harus membicarakan dengan baik-baik rencana Anda meminjam aset keluarga tersebut.

Lagi-lagi ini memang langkah pahit dan tidak terpuji. Namun, ingat, mengemplang utang yang sudah telanjur dinikmati jauh lebih tidak terpuji.

Jangan berutang lagi

Setelah Anda bisa keluar dari jerat utang, jadikan pengalaman dikejar-kejar debt collector sebagai pelajaran. Tentu saja, hal ini jangan sampai diulangi lagi.

Untuk menghitung agar keuangan Anda sehat, pastikan total utang maksimal adalah 35% dari penghasilan. Dari 35%, maksimal 10% untuk yang konsumtif seperti kartu kredit, ujar Diana. Dan jangan lupa untuk menyisihkan 10% dari penghasilan untuk investasi.

Semoga tips ini membantu siapa saja yang membaca bisa merencanakan langkah keluar dari jeratan utang.

Artikel ini pernah dimuat di Tabloid KONTAN edisi 16 Mei 2016. Untuk mendapatkan beragam artikel menarik dan bermanfaat, silakan berlangganan Tabloid KONTAN cetak maupun epaper. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Hasbi Maulana

Terbaru