RUPIAH HARI INI - JAKARTA. Kurs dollar rupiah hari ini masih akan bertahan di level Rp 14.000. Rupiah di pasar spot kemarin sejatinya menguat tapi tipis, hanya 0,05% ke level Rp 14.082 per dollar AS dari penutupan hari sebelumnya.
Sedang di kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah justru melemah 0,56% atau 79 poin menjadi Rp 14.234 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, pergerakan rupiah kemarin cukup stabil, dengan kecenderungan menguat. Awal pembukaan perdagangan, rupiah menguat ke level Rp 14.065 dan berlanjut hingga penutupan.
Baca Juga: Menanti RDG BI, begini proyeksi pergerakan rupiah pada perdagangan Kamis (18/6)
Pendukung penguatan mata uang garuda, menurut Josua, sentimen risiko global yang cenderung optimistis dengan sektor perdagangan Amerika Serikat (AS), setelah penjualan ritel negeri uak Sam melonjak.
"Tetapi, ketegangan geopolitik di Asia antara India dan China dan masalah Semenanjung Korea antara Korea Selatan dan Korea Utara terus meningkat," kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (17/6).
Selain itu, risiko kemunculan gelombang kedua virus corona baru terlihat di banyak negara. Kondisi tersebut turut menahan sentimen di pasar keuangan domestik. Alhasil, penguatan rupiah di awal perdagangan ikut tergerus dan hanya menguat tipis di akhir.
Baca Juga: Rupiah ditutup menguat tipis 0,05% ke Rp 14.083 per dolar AS hari ini
"Selanjutnya, pelaku pasar akan mencermati keputusan Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini yang diperkirakan bakal memangkas suku bunga acuan untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi membaik di kuartal III 2020," ujar Josua.
Untuk itu, Josua memperkirakan, rupiah pada perdagangan Kamis (18/6) masih relatif stabil seperti Rabu (17/6), dengan rentang pergerakan di kisaran Rp 14.050 per dollar AS hingga Rp 14.250 per dollar AS.
Segendang sepenarian, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memproyeksikan, rupiah berpeluang menguat hari ini meskipun tipis. Berbagai kemungkinan bisa terjadi saat pelaku pasar menanti keputusan resmi The Fed.
Selain itu, bank sentral AS juga berencana meluncurkan stimulus dengan membeli obligasi korporasi di pasar sekunder, disusul langkah Presiden Donald Trump menggelontor dana US$ 1 triliun ke sektor infrastruktur.
Baca Juga: Menanti keputusan The Fed, rupiah besok berpeluang menguat
Kedua kebijakan tersebut, Ibrahim mengatakan, menjadi sentimen positif bagi pergerakan rupiah hari ini. Tambah lagi, pemulihan ekonomi China semakin membaik dan ada kebijakan pelonggaran kredit agregat.
Sedang dari sentimen domestik, Ibrahim mengungkapkan, perkembangan Covid-19 di Tanah Air tidak seburuk situasi di negara lain. Meski begitu, pada kuartal II-2020 ekonomi Indonesia bisa kontraksi 3,1% sebagai dampak kebijakan PSBB.
Untuk perdagangan Kamis (18/6), Ibrahim memperkirakan, rupiah akan menguat di level Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.120 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News