Konsumsi untuk Pamer Status: 5 Barang yang Bikin Dompet Tergerus

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 18:56 WIB Sumber: New Trader U
Konsumsi untuk Pamer Status: 5 Barang yang Bikin Dompet Tergerus

ILUSTRASI. Konsumsi untuk Pamer Status: 5 Barang yang Bikin Dompet Tergerus.


KONTAN.CO.ID -  Banyak orang dari kelas menengah bawah berusaha menunjukkan kesuksesan melalui gaya hidup konsumtif. 

Mereka membeli barang-barang mahal yang memberi kesan mewah, meski sering kali mengorbankan stabilitas finansial jangka panjang. Fenomena ini dikenal sebagai conspicuous consumption, atau konsumsi untuk pamer status sosial. 

Alih-alih memperkaya diri, kebiasaan ini justru bisa memperlambat perjalanan menuju kebebasan finansial. Artikel ini akan membahas lima barang yang sering dibeli demi terlihat kaya, namun sebenarnya menghambat tercapainya kekayaan sejati.

Baca Juga: Prediksi Harga iPhone 17 Series Jelang Acara Perkenalan September 2025

Pembeli kelas menengah bawah, dengan pendapatan rumah tangga berkisar antara US$ 32.000 - 53.000, sering terdorong untuk tampil “kelihatan sukses” melalui gaya hidup konsumtif. Namun, fokus pada citra sering kali justru mengganggu kemampuan membangun aset dan keamanan finansial jangka panjang. 

Berikut barang-barang yang sering dibeli orang kelas menengah bawah agar terlihat kaya menurut situs edukasi trading, New Trader U

1. Aksesori Bermerek: Simbol yang Menguras Dompet

Tas tangan Coach, ikat pinggang Gucci, atau dompet Louis Vuitton adalah simbol status yang langsung terlihat. Sayangnya, markup hingga 10-20 kali dari biaya produksi berarti bayar lebih untuk branding daripada kualitas. 

Ikat pinggang seharga US$ 800 mungkin hanya seharga US$ 50 secara bahan dan pengerjaannya. Uang itu bisa tumbuh jauh lebih banyak jika diinvestasikan dalam indeks saham diversifikasi 

2. Gadget Baru Setiap Musim: Upgrade yang Tak Bijak

Kepemilikan iPhone terbaru atau tablet premium membuat pengguna terlihat “up-to-date”. Namun gadget cepat terdepresiasi, mereka kehilangan 20-30% nilainya dalam tahun pertama dan nyaris tak berharga dalam 3-4 tahun. 

Cicilan US$ 1.200–1.500 bisa mengurangi dana untuk dana darurat atau pensiun. Pilihan mid-range bisa lebih rasional dan menghemat banyak dana untuk investasi 

Baca Juga: KPPU Gunakan SK AFPI sebagai Bukti Kartel Bunga, Ini Kata Ahli

3. Mobil Mewah yang Dibeli dengan Kredit

Ingin tampil mapan dengan mobil BMW, Mercedes, atau Lexus? Tanpa dana kuat, membeli mobil mewah via kredit jangka panjang (hingga 84–96 bulan) justru mengganggu kondisi finansial. 

Cicilan, asuransi, bahan bakar premium, dan biaya perawatan tinggi memperparah beban. Padahal mobil bekas andal seharga US$ 15.000–20.000 bisa menghemat ratusan dolar per bulan untuk tabungan atau investasi jangka panjang 

4. Fashion Mahal: “Few Expensive Pieces” Over Practicality

Sedikit potongan pakaian mahal memang keren, tapi membatasi pilihan busana. Jeans US$ 200–300 atau jaket mewah USD 500 mungkin terlihat mewah, tapi mengurangi fleksibilitas wardrobe. 

Tren cepat berubah dan pakaian mahal bisa cepat usang. Alternatif? Investasikan pada item serbaguna dari merek mid-range yang tahan lama, lalu alihkan uang sisanya ke masa depan finansial 

5. Makan di Restoran Mahal Terlalu Sering

Makan di restoran mewah memang menyenangkan, tapi cepat menguras. Pasangan yang menghabiskan US$ 150 per minggu di luar bisa menghabiskan US$ 7.800 setahun.

Uang itu bisa lebih produktif jika diinvestasikan. Masak di rumah tak hanya menghemat biaya tapi juga meningkatkan keterampilan dan kesehatan 

Fenomena ini mencerminkan conspicuous consumption, kebiasaan membeli untuk menunjukkan status sosial, bukan untuk kebutuhan atau fungsionalitas. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Thorstein Veblen 

Dalam beberapa tahun terakhir muncul juga konsep affordable affluence: gaya hidup yang terjangkau tapi mencerminkan kesan “berkualitas premium,” misalnya dari brand seperti Aritzia atau Erewhon 

Tonton: Prabowo Larang Komisaris & Direksi BUMN Rugi Dapat Tantiem, Ini Dia Daftar BUMN Berkinerja Merah!

Selain itu, tren quiet luxury mengutamakan kemewahan yang halus, tanpa logo mencolok, melainkan dari bahan berkualitas dan desain timeless 

Fokus berlebihan untuk terlihat kaya, melalui barang mahal dan gaya hidup glamor, bisa merusak fondasi keuangan Anda.

Gaya hidup yang cerdas adalah memilih investasi jangka panjang daripada konsumsi semi-mewah tanpa manfaat finansial nyata. Mulailah dari langkah sederhana: alihkan prioritas dari citra menuju kekayaan yang nyata.

Selanjutnya: Cuan 24,07% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melempem (16 Agustus 2025)

Menarik Dibaca: Berlangsung Hingga 17 Agustus, BRI The BFF Festival Hadirkan Lebih dari 200 Brand

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana

Terbaru