Investasi Cerdas Ala Milenial dan Gen Z (Bagian 2)

Selasa, 12 November 2024 | 02:34 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Investasi Cerdas Ala Milenial dan Gen Z (Bagian 2)

ILUSTRASI. ilustrasi rupiah, Jakarta 15/05/2017. Kontan/Panji Indra


TIPS INVESTASI - Investasi cerdas ala milenial dan gen Z, memang milenial dan gen Z bisa berinvestasi? Eh jangan skeptis dulu. Ternyata milenial dan gen Z bisa lho berinvestasi secara cerdas. Di artikel sebelumnya telah dibahas 2 langkah, nah kali ini akan dibahas 2 langkah terakhir cara berinvestasi dengan benar dan cerdas.

Baca Juga: Investasi Cerdas Ala Milenial dan Gen Z (Bagian 1)

Langkah ketiga memilih produk yang sesuai
Setelah memahami konsep perencanaan keuangan, mengenali profil risiko, memperkuat pondasi keuangan dan sudah memiliki dana untuk investasi, maka selanjutnya adalah memilih produk investasi. Pemilihan produk investasi ditentukan oleh profil risiko dan tujuan keuangan individu/keluarga.

Generasi milenial yang saat ini ada di usia produktif 24-39 tahun (lahir pada 1981-1996) tentunya memiliki tujuan keuangan yang hampir sama. Sedang gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012, sekarang mereka berusia 8-23 tahun.

Baca Juga: Membuat Perencanaan Keuangan yang Mudah di Umur 20-an (Bagian 1)

Menurut Aidil Akbar Madjid, Perencana Keuangan tujuan keuangan generasi milenial berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut:

1.Jangka pendek (1-2 tahun) : renovasi rumah, wisata, dana pendidikan, pesta pernikahan, membeli barang dengan nilai besar.
2.Jangka menengah (3-5 tahun) : uang muka pembelian rumah, kendaraan, dana pendidikan
3.Jangka panjang (di atas 5 tahun) : ibadah haji, dana pendidikan, dana pensiun

Berdasarkan tujuan keuangan di atas dan profil risiko individu, berikut contoh pilihan produk investasi yang dapat dipertimbangkan:

Profil Investor

Jangka Pendek

(1-2 tahun)

Jangka Menengah

(3-5 tahun)

Jangka Panjang

(> 5 tahun)

Konservatif

Reksadana Pasar Uang, Deposito

Reksadana Pendapatan Tetap, Deposito

Emas, Properti

Moderat

Reksadana Pasar Uang, Deposito

Reksadana Pendapatan Tetap, Obligasi, ReksadanaCampuran

Reksadana Saham, Saham, Properti

Agresif

P2P Lending, Saham (trading)

Reksadana Campuran, Equity Crowdfunding, Cryotocurrency

Reksadana Saham, Saham, Equity Crowdfunding, Properti, Cryptocurrency

Kebutuhan nilai investasi disesuaikan dengan tujuan keuangan masing-masing. Untuk menghitung kebutuhan investasi saat ini bisa memanfaatkan kalkulator masa depan atau dapat meminta bantuan perencana keuangan agar memperoleh perhitungan secara detail.

Sesudah menentukan instrumen investasi yang sesuai dan jumlah kebutuhannya, langkah selanjutnya adalah memilih lembaga keuangan pengelola investasi. Lembaga ini bisa berupa perbankan, lembaga keuangan lainnya dan perusahaan financial technology (fintech).

Ada pun lembaga yang dipilih pastikan agar memenuhi kriteria berikut ini:
1.Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Dengan sudah terdaftar di OJK artinya lembaga tersebut harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh OJK sehingga aman.
2. Memiliki reputasi yang baik
Reputasi baik salah satunya dapat dilihat dari review nasabah di mana salah satu penentu reputasi adalah di bidang pelayanan nasabah.
3. Kemudahan dalam bertransaksi
Milenial dan gen Z lebih menyukai proses transaksi secara online untuk menghemat waktu dan biaya, simpel, mudah, stabil dan menawarkan fitur-fitur terbaru. Oleh karena itu investasi di lembaga fintech sangat digemari karena sesuai karakteristik milenial dan gen Z.

Baca Juga: Yuk Jadi Milenial yang Cerdas Finansial

“Satu hal yang perlu menjadi perhatian khusus bagi milenial dan gen Z yaitu agar berhati-hati dalam berinvestasi. Jangan sampai karena ingin segera memperoleh imbal hasil investasi yang tinggi kemudian justru tertipu investasi bodong.”ujar Aidil berpesan.

Ciri-ciri investasi bodong antara lain adalah sebagai berikut:
1.Menjanjikan imbal hasil tinggi dalam waktu cepat
2.Menjanjikan bonus apabila merekrut anggota baru (member get member)
3.Memanfaatkan tokoh publik untuk menarik minat masyarakat
4.Menyatakan bahwa investasinya bebas dari risiko (risk free)
5.Tidak memiliki ijin usaha atau ijin usaha yang dimiliki tidak sesuai dengan kegiatan yang dijalankan
6.Menjanjikan investor bahwa investasinya sangat mudah dan tidak membutuhkan usaha

Langkah keempat menjaga konsistensi dan tetap disiplin
Merencanakan investasi membutuhkan proses dan tidak dapat dicapai secara instan. Milenial dan gen Z sebaiknya belajar untuk mengubah mindset bahwa tidak semuanya dapat dicapai secara instan. Investasi membutuhkan kedisiplinan yang tinggi. Dengan adanya banyak godaan untuk membelanjakan uang di luar sana yang dating silih berganti, milenial dan gen Z dituntut untuk secara konsisten menjalankan rencana investasi yang sudah ditetapkan.

Rencana investasi tersebut sebaiknya direview setiap 6 bulan sekali atau setidak-tidaknya 1 tahun, untuk mengetahui apakah pencapaian investasi berjalan dengan baik sesuai dengan rencana atau apakah perlu diseimbangkan kembali sesuai dengan kondisi terkini.

Baca Juga: Simak Panduan Investasi bagi Anda sebagai Investor Muda

Dengan melakukan langkah-langkah investasi cerdas dan bijak di atas, diharapkan milenial dan gen Z dapat mencapai tujuan keuangan. “Kunci keberhasilan dalam berinvestasi adalah memahami diri sendiri, terus belajar dan disiplin.”jelas Aidil. Lakukan ketiga hal tersebut secara konsisten, niscaya milenial dan gen Z akan tetap bertahan di masa yang sulit sekalipun. Karena investor yang cerdas akan selalu mendapat keuntungan dalam situasi ekonomi apa pun.

Baca Juga: Yuk Atur Strategi Portofolio Investasi Anda Sesuai Tujuan Finansial

Selanjutnya: Promo Superindo Weekday 12 November 2024, Vanish Diskon 35% Hanya Hari Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
Terbaru