Emas

Harga Emas Cetak Rekor, Investor Mulai Galau — Terlambatkah Jika Mau Beli Sekarang?

Rabu, 22 Oktober 2025 | 04:44 WIB
Harga Emas Cetak Rekor, Investor Mulai Galau — Terlambatkah Jika Mau Beli Sekarang?

ILUSTRASI. Bagi sebagian orang, memiliki emas bukan hanya bentuk tabungan, tetapi juga strategi untuk menjaga daya beli di masa depan. Photo by Costfoto/NurPhoto


Sumber: Kompas.com  | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Harga emas tengah melambung tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Pada hari ini, Selasa (21/10/2025), harga emas batangan mencapai Rp 2.487.000 per gramnya. 

Tren kenaikan harga emas ini menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari investor berpengalaman hingga masyarakat umum yang tengah mencari alternatif investasi jangka panjang. 

Emas dinilai lebih stabil dibandingkan aset lain karena nilainya cenderung tidak tergerus inflasi. Bagi sebagian orang, memiliki emas bukan hanya bentuk tabungan, tetapi juga strategi untuk menjaga daya beli di masa depan. 

Lalu, apakah terlambat jika seseorang baru beli emas sekarang atau saat harga emas sedang tinggi-tingginya? 

Terlambatkah beli emas sekarang? 

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Rijadh Djatu Winardi mengatakan, keputusan investasi akan membeli emas sekarang atau tidak itu tergantung pada beberapa hal. 

Misalnya profil risiko, tujuan investasi, dan sejumlah informasi yang dimiliki seseorang yang relevan dengan risiko dan imbal hasil sebuah investasi. 

"Beli emas sekarang bisa saja, karena ada potensi naik misalnya momentum pengumuman Federal Reserve di Amerika," ujar Rijadh saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/10/2025). 

Baca Juga: Harga Emas Terkoreksi Hampir 2% Pasca Cetak Rekor, Saham Tambang RI Bergerak Variatif

"The Fed dijadwalkan menggelar rapat pada 28–29 Oktober dan kabarnya diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin ke kisaran 3,75–4 persen," lanjut dia. 

Rijadh menjelaskan, pemangkasan ini dilakukan karena adanya tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dan langkah tersebut diharapkan dapat menurunkan biaya pinjaman serta mendorong aktivitas ekonomi di Amerika. 

Sementara, dari sudut pandang investasi, kebijakan suku bunga yang lebih rendah biasanya berdampak positif bagi harga emas.  

"Ketika suku bunga turun, imbal hasil aset berbunga seperti obligasi menjadi kurang menarik, sementara biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan bunga menjadi lebih rendah," kata Rijadh. 

Selain itu, penurunan suku bunga cenderung melemahkan dollar AS, sehingga mendorong kenaikan harga emas dunia. 

Baca Juga: 10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Indonesia Salah Satunya

Menurutnya, harga emas di Indonesia mengacu pada harga emas dunia. Menjelang pengumuman pemangkasan suku bunga tersebut, harga emas bisa saja meningkat. 


Terbaru