Uang

Generasi Muda Harus Dibekali Literasi Keuangan Sejak Dini

Rabu, 16 Oktober 2024 | 22:54 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
 Generasi Muda Harus Dibekali Literasi Keuangan Sejak Dini

ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) luncurkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024.


BANK - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong peningkatan akselerasi literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air. Langkah itu dilakukan untuk mencapai target  indeks literasi keuangan 98% pada tahun 2045 selara dengan persiapan menuju Indonesia emas.

Sementara berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK dan Badan Pusat Statistik (BPS), indeks literasi keuangan di Indonesia pada 2024 baru mencapai 65,43% dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%. 

Salah satunya, OJK berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk lembaga jasa keuangan dan media, menggelar seminar yang bertajuk Make Money Skills for New Generation. Lewat kegiatan itu, generasi muda diharapkan bisa semakin bijak dalam bertindak serta mampu mengelola keuangan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menyampaikan, survei Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan World Bank menyebutkan literasi keuangan sangat penting bagi generasi muda seperti mahasiswa untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Baca Juga: OJK: Perusahaan Asuransi Perlu Tingkatkan Modal untuk Menjawab Tantangan

“Oleh karena itu, ia melihat forum-forum penguatan literasi keuangan sangat diperlukan untuk menyiapkan masa depan dengan lebih baik,” kata dia dalaï keterangannya, Rabu (16/10).

Senada, Kadarsah Suryadi, Rektor Universitas Trisakti mengatakan,  literasi keuangan penting bagi generasi muda. Sebab, kemudahan akses keuangan digital saat ini dapat menyebabkan munculnya berbagai kejahatan seperti investasi bodong dan pinjol ilegal.

Ia melihat saat ini masih ada pihak tertentu yang terjebak terhadap pinjol karena ketidaktahuannya dan banyak masyarakat semakin tergiur karena mudahnya administrasi keuangan dan sangat simpel. Menurutnya, hal ini bisa membuat banyak sekali pinjaman yang dipakai untuk kepentingan konsumtif.

Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani, juga menekankan pentingnya generasi muda untuk mulai bisa mengelola keuangan demi masa depan yang lebih baik. Oleh arena itu, pemahaman tentang pengeloaan keuangan harus sudah dimiliki sejak dini. 

Sementara itu, Ronny Venir Direktur Network and Service Bank BNI mengatakan, selain produk keuangan, perlu adanya antisipasi aktivitas keuangan ilegal. BNI bersama OJK aktif melakukan edukasi salah satunya. 

Baca Juga: Ini Sederet Layanan Eksklusif Bagi Nasabah Mandiri Prioritas dan Mandiri Private

BNI juga mengedukasi para nasabah melalui aplikasi digital banking agar terhindar dari aktivitas keuangan ilegal seperti judi online dan investasi bodong. Selain itu, ia mengatakan pentingnya melindungi data pribadi seseorang di tengah maraknya modus penipuan. Jadi enggak melihat status, mulai dari bejabat negara, masih sebanyak yang terkena pembobolan (penipuan), makanya kita harus menjaga OTP, password, pin," imbuhnya.

Lily Suriani selaku Direktur Pemasaran dan Strategi Kredivo Indonesia mengatakan, pihaknya  turut berperan akrif merealisasikan literasi dan edukasi sejak 2020 melalui program generasi jempolan khusus mahasiswa di 11 kota dari Bandung, Palembang dan sebagainya, total ada 2000 generasi muda yang sudah diajak untuk bergabung.

Selanjutnya: DPK Krom Bank Capai Rp 2,2 Triliun Per Agustus 2024

Menarik Dibaca: Jadi Bagian dari Perusahaan Nasional, MARK Dynamic

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk

Terbaru